"Mungkin proses yang harus dilalui di Eropa lebih lama dari yang kita duga," (Xavi Hernandez, pelatih Barcelona)
Menjadi juara Liga Champions itu adalah sebuah penantian panjang. Demikianlah situasi yang dihadapi Barcelona saat ini. Puasa gelar yang telah berlangsung tujuh tahun sepertinya akan mereka perpanjang lagi musim ini.
"Mungkin proses yang harus dilalui di Eropa lebih lama dari yang kita duga," ujar pelatih Xavi Hernandez mengomentari  pencapaian tim asuhannya seperti ditulis media Spanyol, Sport.
Tanda-tandanya sudah mulai tampak. Kegagalan memaksimalkan tiga poin pada matchday keempat Liga Champions musim melawan Inter Milan tadi malam membuat peluang mereka hampir tertutup. Tim asal Catalan ini terancam tereliminasi di fase grup setelah hanya menempati posisi ketiga klasemen sementara dibawah Bayern Munchen dan Inter Milan.
Barcelona terakhir kali memenangkan Piala Champions pada musim 2014/2015 lalu. Tim yang kala itu dilatih Luis Enrique sukses menaklukan Juventus dengan skor 3-1. Setelah itu penampilan mereka terus menurun. Dan yang terburuk terjadi musim lalu dimana mereka terlempar ke Europa League.
Musim ini Barcelona mencoba untuk bangkit. Sejumlah pemain baru didatangkan. Namun nasib baik sepertinya belum berpihak pada mereka. Ancaman kegagalan musim lalu kembali membayangi.
Melewatkan tiga partai tanpa kemenangan dimana dua diantaranya berakhir dengan kekalahan menjadikan Barcelona hanya mengumpulkan empat poin. Tertinggal tiga poin dari Inter Milan di posisi dua. Alhasil Robert Lewandowski dan kawan-kawan hanya berharap pada keajaiban menunggu Inter tergelincir untuk terus bertahan.
Laga kandang melawan Inter tadi malam sebenarnya bisa dimanfaatkan tim berjuluk Blaugrana ini untuk memperbaiki situasi. Kemenangan adalah harga mati untuk memperbaiki posisi. Sayang mereka gagal.Barcelona hampir saja kembali kalah sebelum satu gol sundulan Lewandowski memaksakan hasil imbang 3-3 di menit akhir.
Rapuhnya lini belakang kembali menjadi biang kegagalan kali ini. Padahal di babak pertama mereka bermain bagus dan unggul 1-0 lewat gol tap in Ousmane Dembele di menit 40 memanfaatkan sodoran Sergi Roberto. Namun situasi berubah di babak kedua.
Koordinasi yang buruk dua bek tengah, Gerard Pique dan Eric Garcia membuat pemain Inter berhasil menembus jantung peetshansn mereka dan menceploskan bola ke gawang dengan mudah. Dua gol tercipta lewat Nicolo Barella di menit 50 dan Lautaro Martinez tiga belas menit kemudian yang membuat mereka ketinggalan 1-2.
 Gol Robert Lewandowski di menit 82 dengan memanfaatkan bola liar sapuan pemain Inter membuat kedudukan menjadi imbang. Namun tim tamu kembali leading lewat gol Robin Gossen di menit 89. Beruntung Lewandowski berhasil menyelamatkan timnya dari kekalahan lewat gol sundulannya di menit 90+2. Dan skor menjadi imbang 3-3.