Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Cerita Sukses Uni Terhindar dari Kemacetan Arus Balik Menuju Pekanbaru

7 Mei 2022   18:48 Diperbarui: 7 Mei 2022   18:56 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi lalu lintas dini hari pada arus balik 2022 menuju Pekanbaru. Foto: dokpri

" Bicara mudik identik dengan macet. Tapi bisa disiasati agar tak terjebak kemacetan parah " Cerita dari saudara penulis yang biasa kami panggil " Uni " yang sukses terhindar dari kemacetan dalam arus balik dari Bukittinggi menuju Pekanbaru ini bisa memberi sedikit gambaran.

Jalur Bukittinggi - Pekanbaru merupakan salah satu jalur langganan macet setiap momen mudik. Posisinya yang di tengah-tengah menjadikan daerah Bukittinggi sebagai perlintasan menuju daerah lainnya di sebelah barat seperti Padang, Pariaman, Padang Panjang Maninjau dan sebagainya. Maka penumpukan kendaraan menjadi hal yang tak terhindarkan di daerah ini.

Dalam situasi normal perjalanan Bukittinggi menuju Pekanbaru hanya perlu waktu enam jam. Tapi dalam situasi mudik maupun arus balik, perjalanan bisa lebih panjang hingga sembilan jam bahkan lebih. Hal ini tentu saja terasa melelahkan dan bisa bikin stres di jalan.

Menyikapi hal ini seperti diceritakan si Uni, beliau punya empat tips agar tak terjebak kemacetan panjang.


1. Persiapkan kendaraan, barang, dan tubuh sehari sebelum berangkat.

Meski perjalanan ini tak terlalu jauh, hanya  220 km tapi persiapannya perlu lebih awal. Jangan terburu-buru.

 Persiapkan kendaraan dan barang-barang sehari sebelum keberangkatan. Demikian juga dengan kondisi tubuh. Harus dalam kondisi fit. Dan tidurlah lebih awal.

2. Berangkatlah pada dini hari.

Berangkat dini hari menjadi pilihan terbaik guna menghindari kemacetan di jalan. Dalam rentang waktu antara jam 12 malam hingga menjelang subuh itu biasanya tak banyak orang yang melakukan perjalanan.

Tapi untuk melakukannya ternyata tidak mudah. Udara yang dingin menusuk, rasa kantuk yang cukup kuat serta godaan untuk menarik selimut dan menyandarkan kepala ke bantal membuat badan terus rebahan pada waktu sebelum subuh itu selalu menjadi penghalang. Dini hari memang waktunya bermalas-malasan.

Tapi, demi perjuangan menghindari kemacetan di jalan maka kemalasan ini harus dilawan. Jangan bayangkan enaknya tidur. Tapi bayangkan betapa capeknya kalau terkena macet bila berangkat siang hari. Alhasil rasa malas pun bisa disingkirkan.

Tadi malam si Uni bersama suami dan dua putri kecilnya berangkat jam 3 pagi, atau dua jam sebelum azan subuh waktu setempat.

" Bismillahirrahmanirrahim, kami otw ke Pekanbaru ," demikian bunyi pesan singkat si Uni kepada penulis tepat jam 3 tadi malam.

3. Tetap gunakan jalur alternatif.

Jalur alternatif tetap menjadi pilihan menghindari kemacetan. Karena biasanya jalur ini melewati perkampungan yang aktifitasnya tak terlalu ramai.

Dalam perjalanan ini si Uni memilih jalur alternatif di selatan kota Bukittinggi.  Melewati daerah Bukik Batabuah, terus ke Lasi dan Simpang Biaro. Selanjutnya mereka belok kanan masuk ke jalan raya menuju kota Payakumbuh.

Perlu diketahui bahwa jalanan di sekitar daerah jalur alternatif yang disebutkan diatas cukup mulus dan pada dini hari tak banyak kendaraan melintas. Jadi cukup nyaman untuk dilewati.

Sementara penerangan jalan di jalur ini cukup lumayan. Tidak seterang penerangan di jalan protokol memang. Maklum  di sebagian daerahnya melewati area persawahan. Namun yang pasti cukup membantu di perjalanan.

Menurut cerita si Uni, tadi malam kondisi di jalur altenatif tersebut cukup sepi. Kebanyakan dari mereka yang lewat juga merupakan pemudik yang kembali ke daerah Riau yang ditandai dengan plat BM pada kendaraan mereka.

 Situasi agak ramai baru ditemui saat memasuki jalan Bukittinggi-Payakumbuh. Kendaraan dari arah dalam kota Bukittinggi serta dari selatan dan utaranya berkumpul jadi satu.

Meski ramai namun perjalanan cukup lancar, tak sampai menimbulkan kemacetan. Dan setelah lebih dari satu setengah jam perjalanan mereka pun memasuki kota Payakumbuh. Mereka melipir mencari masjid terdekat untuk beristirahat sebentar sambil menunggu azan subuh berkumandang.

Selesai shalat subuh, merekapun meneruskan perjalanan. Sekitar jam 5 lewat 10 menit Uni mengabarkan sudah berada di Jembatan Kelok 9, sebuah jembatan ikonik di daerah Kabupaten Lima Puluh Kota. Ini artinya mereka sudah melewati hampir separuh perjalanan.

4. Bawa bekal dari rumah.

Bawalah bekal yang cukup. Mulai dari cemilan, air minum maupun nasi dan lauk pauknya. Jangan sampai kelaparan di jalan.

Maklum perjalanan ini dilakukan malam hari. Warung-warung makan dan toko masih pada tutup. Bila sudah punya bekal, kita bisa makan kapan dan dimana saja nantinya.

Selepas dari Jembatan Kelok 9 dan memasuki daerah Pangkalan Koto Baru, si Uni berhenti lagi untuk beristirahat dan mengisi perut.

Maklum sudah tiga jam perjalanan, serangan rasa lapar pun tak bisa dilawan. Satu persatu bekal nasi dan lauk yang dibawa dari rumah tadi segera dinikmati.

Perjalanan selanjutnya memasuki daerah Rimbo Data. Jalanan masih sepi. Mayoritas kendaraan yang lewat menuju arah Pekanbaru. Sedang ke arah Bukittinggi tidak seberapa.

Situasi lalu lintas tadi pagi di daerah Rimbo Data, Kabupaten Lima Puluh Kota.Foto: dokpri.
Situasi lalu lintas tadi pagi di daerah Rimbo Data, Kabupaten Lima Puluh Kota.Foto: dokpri.

Satu jam berlalu. Sekitar jam 8 pagi mereka akhirnya memasuki provinsi Riau. Tepatnya di kecamatan Bangkinang Barat, kabupaten Kampar. Jalanan mulai ramai kendaraan.

Perjalanan terus bergerak ke arah timur memasuki Bangkinang. Hingga akhirnya berhasil masuk tol Bangkinang -Pekanbaru. Jalan tol sepanjang 31 km itu mereka lewati selama sekitar setengah jam. Dan selanjutnya keluar tol di daerah Panam, kota Pekanbaru.

Ya, tepat jam setengah sepuluh, Uni akhirnya telah sampai di tujuan, kota Pekanbaru, dengan selamat dan tak menemui kemacetan selama di perjalanan.

" Alhamdulillah, akhirnya sudah di Pekanbaru lagi,"  Uni kembali mengabari penulis.

Ya,akhirnya perjuangan mengalahkan rasa kantuk, udara dingin dan kemalasan pada pagi dini hari tadi terbayar sudah dengan kemudahan dan tak terjebak kemacetan di perjalanan.

Coba seandainya mereka tak nekat berangkat sebelum subuh dan memilih perjalanan siang hari, alamat bisa satu hari baru sampai.

Demikian sekilas laporan arus balik 2022 tentang perjalanan si Uni yang sukses terhindar dari kemacetan parah.

(EL)

Yogyakarta,07052022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun