Semua orang tahu bahwa telur dan ayam sangat bagus untuk tubuh. Bahkan anak SD sekalipun sudah paham kalau telur dan ayam itu bergizi tinggi dan perlu dikonsumsi tiap hari. Para ahli menyarankan untuk selalu mengonsumsi telur dan ayam karena kaya nutrisi dan bagus untuk kesehatan.
Telur dan ayam merupakan sumber protein, komponen makanan penting yang berperan  dalam pembentukan sel dan membangun jaringan tubuh. Kekurangan protein akan berakibat terganggunya fungsi pertumbuhan tubuh.
Selain itu kedua bahan makanan itu juga kaya akan vitamin dan mineral yang diperlukan untuk menjaga kesehatan  otak dan berbagai organ tubuh.
Sebagai contoh pada sebutir telur terdapat berbagai vitamin seperti vitamin A yang bagus untuk kesehatan mata, ada juga vitamin D yang baik bagi pemeliharaan tulang dan gigi. Selain itu juga ada vitamin E yang menjaga kesehatan jantung serta vitamin B.
Telur juga mengandung mineral seperti kolin yang penting dalam perkembangan fungsi otak. Lutein dan Zeaxanthin yang berperan terhadap kesehatan mata. Juga ada seng untuk meningkatkan kekebalan tubuh serta folat yang memproduksi sel darah merah.
Sementara itu daging ayam juga tak kalah kaya kandungan gizinya. Selain sebagai penghasil protein, ayam juga merupakan sumber vitamin A, B, D, E, dan K serta mengandung mineral seperti seng, selenium, zat besi, fosfor dan lainnya. Bagian paling sehat adalah dada ayam yang lebih banyak proteinnya, kalori lebih rendah serta sedikit lemak.
Meskipun banyak yang paham akan faedah telur dan ayam ini bagi kesehatan, kenyataannya masih ada segelintir orang yang enggan menyajikan kedua bahan makanan ini sebagai menu makanan keluarga  karena adanya mitos-mitos di masyarakat yang sebenarnya tak sesuai fakta. Seperti yang terjadi di lingkungan penulis.
Dalam sebuah obrolan Ibu penulis bersama para tetangga, beberapa ibu yang punya anak kecil, "takut" memberikan daging ayam dan telur sebagai menu makanan anaknya. Alasannya karena menurut cerita  orang-orang tua daging ayam banyak mengandung cacing. Sehingga tak baik untuk dikonsumsi anak-anak.
Padahal faktanya tidak sama sekali. Asalkan ayamnya sehat dan benar cara mengolahnya, daging ayam akan bebas dari bakteri dan zat -zat berbahaya lainnya.
Begitu juga dengan telur. Mitos yang dipercaya ibu-ibu tetangga itu lebih ngawur lagi. Karena ada yang beranggapan anak -anak tak boleh makan telur karena buruk bagi kesehatan mata mereka.
Padahal faktanya sebaliknya. Vitamin A yang terdapat pada telur justru bagus buat mata.
Fenomena ini tentu saja tidak baik. Alih-alih hidup sehat, justru malah berdampak kurang gizi. Akibatnya kualitas kehidupan masyarakat jadi menurun.
Ibu penulis pun tidak tinggal diam. Beliau mencoba meluruskan  kekeliruan itu lewat berbagai kesempatan. Meskipun para ibu itu sempat ragu pada awalnya. Namun berkat kegigihan Ibu penulis yang terus menerus memberikan pemahaman, akhirnya para ibu-ibu itu mau menuruti saran dari Ibu penulis. Dan hasilnya anak-anak mereka tetap sehat wal'afiat.
Selain dua tersebut masih banyak beredar mitos-mitos lain yang hanya didasarkan cerita dari mulut ke mulut tanpa didukung fakta yang jelas, seperti makan telur menyebabkan bisul dan jerawat.
Atau juga ada yang mengatakan telur sebagai penyebab kadar kolesterol tinggi. Serta isu ayam potong yang disuntik hormon yang berbahaya bagi tubuh serta banyak isu lainnya yang semuanya tak bisa dibuktikan kebenarannya.
Karena itu perlu diberikan edukasi dan penyuluhan terus menerus kepada masyarakat guna menepis informasi yang tidak benar tentang ayam dan telur ini.
Munculnya isu-isu negatif tentang telur dan ayam sangat berpengaruh berpengaruh pada tingkat konsumsi masyarakat. Secara nasional seperti ditulis antaranews.com konsumsi ayam masyarakat berkisar 12,5 kg per kapita per tahun dan konsumsi telur 125 butir per kapita per tahun. Masih jauh dari konsumsi masyarakat Malaysia yang mencapai 40 kg ayam dan 340 butir telur.
Dalam hal ini peran para ahli, khususnya ahli gizi dibantu pihak-pihak terkait lainnya dan juga masyarakat sendiri tentunya diharapkan sekali dalam membentuk pola pikir yang benar, yang sesuai data ilmu pengetahuan.
Memberikan kesadaran akan pentingnya konsumsi telur dan ayam sebagai sumber gizi harus segera dilaksanakan sekarang. Informasi bisa disebarkan lewat penyuluhan, lewat media sosial atau juga obrolan singkat sehari-hari seperti pengalaman Ibu penulis. Info-info tidak benar yang menyesatkan harus diluruskan.
Pengetahuan akan manfaat telur dan ayam serta cara pengolahan yang benar yang sesuai standar kesehatan perlu terus digaungkan. Sinergi masyarakat dan para pengambil kebijakan harus bisa terbentuk.
Sementara itu bagi masyarakat sendiri diharapkan bisa berpikir logis berbasis fakta. Serta mau bertanya dan berdiskusi dengan mereka yang ahli ketika menemukan pandangan-pandangan tidak benar tentang telur dan ayam. Biar tidak salah kaprah.
Kampanye makan telur dan ayam harus terus digalakkan hingga akhirnya masyarakat menyadari bahwa "setiap orang wajib makan telur dan ayam" biar tetap sehat, kuat serta cerdas".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI