Mohon tunggu...
Jambi Seru
Jambi Seru Mohon Tunggu... Jurnalis - Jambiseru.com

Biru (Jambiseru.com) adalah media online terupdate dan terseru di Provinsi Jambi. Url https://www.jambiseru.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Harga Rokok Naik, "Ahli Hisap" Sesak Nafas

8 Januari 2020   03:38 Diperbarui: 8 Januari 2020   03:52 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rokok. [Credit: Shutterstock] 

Harga rokok tahun ini bakal naik. Kenaikannya sebesar 35 persen. Misalnya jika sebelum kenaikan sebungkus rokok Rp 23 ribu, maka setelah kenaikan menjadi Rp 31.050 per bungkus. Ini membuat para perokok -khususnya di Jambi- mulai sesak nafas.

Bagaimana langkah antisipasi para "ahli hisap" -sebutan bagi perokok aktif-? Berikut penelusuran Biru (Jambiseru.com) di sekitaran Kota Jambi sepekan terakhir.
-------

Harga rokok boleh naik. Tapi para "ahli hisap" ogah langsung berhenti gara-gara kenaikan ini. Mereka lebih memilih usaha lain seperti menurunkan selera hingga beralih ke rokok elektrik atau sejenis vape.

Seperti diakui Edi Regar, pedagang rokok di kawasan Mayang, Kota Jambi. Kata dia, para pelanggannya sudah sejak akhir tahun lalu membahas soal rencana pemerintah menaikkan cukai rokok. Rata-rata mulai resah mengingat ketika harga rokok naik, maka pengeluaran harian juga otomatis bakal naik.

Sebagian pelanggan Edi memilih untuk menurunkan selera. Dengan berganti ke merek rokok lebih murah, langkah ini diakui para pelanggan cukup membantu.

"Seperti langgananan saya, biasaya dia beli rokok Malboro merah harga Rp 25 ribu, naik menjadi Rp 30 ribu, jadinya dia membeli rokok Surya dengan harga Rp 25 ribu," aku Edi, Minggu (5/01/2020).

Selain itu, Edi sempat mengkritik kebijakan pemerintah yang ingin mengurangi pecandu rokok dengan menaikkan cukai rokok. Kata Edi, ini cara yang salah.

"Karena untuk berhenti merokok butuh waktu yang lama. Coba tanya sama perokok, bisa ndak langsung berhenti?" tutur Edi.

Apalagi dengan menaikkan cukai tembakau, tentu ini membuat merugikan petani tembakau. Belum lagi jika pajak rokok tinggi namun tak disalurkan ke sektor yang tepat, ini malah akan menyengsarakan negara.

"Kalau rokok naik tapi pendidikan murah, boleh bae lah. Ni dak, rokok naek, pendidikan masih tinggi," ungkap Edi, bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun