Mohon tunggu...
Birgaldo Sinaga
Birgaldo Sinaga Mohon Tunggu... -

Anak bangsa yang ingin setiap anak bangsa maju berkembang tanpa ada intimidasi, perbedaan perlakuan dan ketidak adilan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jokowi = Ketegasan Tanpa Ragu Melaksanakan Eksekusi

30 April 2015   19:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:30 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14303962521023022561


Nusa Kambangan, Rabu (29/4/2015) dini hari, Pukul 00.05 Wib.

Pastor Karina de Vega berjalan pelan mendekati Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, duo Bali Nine terpidana mati. Langkah de Vega di ikuti dengan satu regu Brimob bersenjata lengkap yang sedang mempersiapkan eksekusi. Pastor de Vega memimpin doa penguatan dan penyerahan diri.

Suasana begitu hening. Pastor de Vega menarik nafas. Matanya tertuju pada kitab suci. Kitab suci dibuka.

"Beginilah firman Tuhan", ucapnya. Kitab Mazmur.
"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Tuhan besertaku."

Myuran, Andrew dan 6 terpidana lainnya mendengar dengan hikmat. Kepala mereka tegak dengan sorot mata menengadah ke atas seolah olah mereka sedang mendengar suara Tuhan sedang berbicara langsung kepada mereka.

Time is over. Pastor de Vega mundur. Jaksa eksekutor memberi aba aba kepada regu tembak Brimob untuk mengambil posisi. Dua belas orang bersenjata laras panjang berjalan tegap. Derap sepatu boot terdengar serentak dengan hentakan seirama. Di pundak mereka senjata laras panjang nampak terlihat mengkilat diterpa cahaya lampu neon. "Pasukan jalan !!!" seru komandan regu memberi aba aba.

Regu tembak Brimob sudah berdiri pada posisi yang ditentukan. Terpidana hanya berjarak beberapa meter dari mereka. Terikat di tiang eksekusi, tanpa tutup mata.

Jaksa membacakan surat keputusan. Tiba tiba terdengar lagu Amazing Grace. Myuran menyanyikan lagu Amazing Grace dengan sepenuh hatinya. Terpidana lain menyambut.

Mereka bersama sama menyanyikan lagu itu. Mereka kompak menyanyikan lagu yang diciptakan John Newton pada abad ke 18. Sebuah lagu pengalaman pribadi Newton yang diselamatkan oleh kebaikan Tuhan setelah hampir lenyap diterjang ombak.

Newton menulis kisahnya. "Ketika sebuah badai besar mengamuk, aku menganggap diriku seperti Yunus yang menjadi penyebab dan kutukan atas kehidupanku yang sangat rusak, atas angin yang luar biasa dan gelombang setinggi gunung yang mengancam kapal kami. Tiba-tiba sebuah badai besar menghantam jiwaku. Aku melihat Tuhan menjamahku. Suaranya begitu lembut. Dengan kesadaran yang telah dibangkitkan aku menganggap hari tersebut, 10 Maret 1748, sebagai hari ‘ulang tahun’ rohaniku. Badai ombak ditenangkanNYA. Dulu aku buta dan tersesat, sekarang aku diselamatkan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun