Mohon tunggu...
Birgaldo Sinaga
Birgaldo Sinaga Mohon Tunggu... -

Anak bangsa yang ingin setiap anak bangsa maju berkembang tanpa ada intimidasi, perbedaan perlakuan dan ketidak adilan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies dan Fadli Akhirnya Terbang Bersama

25 September 2016   20:38 Diperbarui: 25 September 2016   20:44 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandiaga tertawa terbahak bahak

Sungguh saya melihat tontonan menyedihkan, miris. Saat Anies Baswedan dengan wajah tertekuk terdiam seribu bahasa ada goncangan batin terasa.
Senyum getir menyungging di bibirnya. Gesture wajahnya seperti tidak sanggup menolak semua nada sinisme nyinyiran ala Fadli Zon. Sesuatu yang aneh di matanya. Musuh yang dulu dilawannya kini mengitarinya. Mengepungnya.

Malam itu, Anies seperti tampak bukanlah Anies yang kita kenal dulu saat sama sama berjuang memenangkan orang baik Jokowi.

Malam itu Anies serasa seperti patung Socrates yang mulutnya terkunci dengan tangan menutup mulut. Anies tertegun diam tidak berani untuk sekedar menghentikan sajak murahan itu agar dihentikan. Anies melawan hati kecilnya.

Wajahnya tegang dan tertekuk menggambarkan konflik batin berada di tengah tengah orang orang yang dulu ditentangnya. Berkali kali tangannya menutup mulutnya seakan menutupi kegalauan perasaannya saat mendengarkan puisi sampah itu. Perang batin berkecamuk di dadanya.

Kita masih ingat kata kata inspiratif Anies Baswedan "Orang-orang baik tumbang bukan karena banyaknya orang jahat, tetapi karena orang-orang baik lainnya diam dan mendiamkannya".

Malam itu Anies si orang baik diam dan mendiamkan sajak penghinaan dari mulut comberan Fadli Zon yang busuk dan bau. Anies diam dan mendiamkan pesan pesan tak bermoral meluncur deras dari mulut penghasut dan penista keji.

Anies persis seperti perawan di sarang penyamun. Diam, membisu ketakutan atas gerombolan bergigi taring yang siap menerkam Anies jika berani melawan tindakan mereka.

Malam itu terpatahkanlah pemeo yang mengatakan burung sejenis biasanya akan terbang bersama. Malam itu burung berbeda jenis terbang bersama demi nafsu kekuasaan yang entah seperti apa bentuknya mereka transaksikan. Mas Anies kembalilah ke jalur lintasan terbangmu. Sampeyan bukan burung pemakan bangkai.

Salam Buatmu Mas Anies

Birgaldo Sinaga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun