Etika: Dalam fenomena "cultural appropriation" juga, etikajuga diperlukan dalam menggunakan budaya asing, sepertimemperlakukan budaya orang lain dengan hormat dan menghormati hak cipta.Â
Kebudayaan relatif: Fenomena "glocalization" atau"globalisasi lokal" menunjukkan bagaimana budaya global diadaptasi untuk pasar lokal, yang menunjukkan bahwa setiapbudaya dihargai dan diakui dalam konteksnya masing-masing.Â
Barriers komunikasi: Dalam fenomena "digital nomads" atau"nomad digital", perbedaan dalam bahasa, sosial, ekonomi, atau budaya dapat menjadi penghalang dalam komunikasi dan menyulitkan dalam menyesuaikan diri dengan budayasetempat.Â
Adaptasi komunikasi: Dalam fenomena "digital nomads" atau"nomad digital" juga, individu atau kelompok harus belajaruntuk menyesuaikan komunikasi dengan orang lain yang berbeda budaya. High-context dan Low-context:Â
Fenomena "cultural hybridization" atau "hibridisasi budaya" menunjukkan bagaimana budaya berbeda berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain, yang dapatmenghasilkan kreasi budaya baru yang unik dan menarik, yang dapat dikatakan sebagai high context Stereotipe
Prasangka: fenomena "cultural appropriation" juga, stereotipedan prasangka dapat menyebarluaskan persepsi yang salah tentang budaya lain, yang dapat menghambat komunikasiantar budaya. Dari analisis ini dapat dilihat bahwa konsep-konsep komunikasi antar budaya sangat penting dalammemahami fenomena-fenomena komunikasi antar budayayang saat ini sedang terjadi dan dapat memberikan solusidalam mengatasi masalah komunikasi antar budaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI