Songkran merupakan festival tahun baru tradisional Thailand yang sarat makna spiritual dan budaya. Dirayakan setiap 13--15 April, perayaan ini tidak hanya menandai pergantian tahun dalam kalender tradisional Thailand, tetapi juga menjadi momen untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual. Berasal dari kata Sansekerta sakrnti, Songkran memiliki kaitan erat dengan ajaran Buddha dan tradisi masyarakat Thailand yang menghormati keluarga, leluhur, serta lingkungan sekitar.
  Namun, perkembangan zaman membawa perubahan signifikan dalam pelaksanaan Songkran. Tiga praktik utama Upacara Rod Nam Dam Hua, membangun pagoda pasir, dan tradisi menuangkan air mengalami pergeseran makna dari spiritualitas menjadi hiburan dan atraksi pariwisata. Nilai-nilai sakral dalam perayaan ini perlahan tergeser oleh unsur komersial dan kepentingan publik.
  Meski demikian, kegiatan tradisional seperti menyiram air sebagai simbol pembersihan, membersihkan rumah, mandi patung Buddha, serta berkumpul bersama keluarga masih menjadi bagian penting dalam perayaan. Selain itu, Songkran yang digelar di musim panas juga berfungsi sebagai adaptasi budaya terhadap cuaca ekstrem seperti gelombang panas (heat wave).
  Secara keseluruhan, Songkran tetap menjadi identitas budaya penting bagi masyarakat Thailand, meski kini berdiri di antara pelestarian tradisi dan tuntutan modernisasi.
"Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Gilang Ramadhan selaku narasumber"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI