Mohon tunggu...
Bing Sunyata
Bing Sunyata Mohon Tunggu... Teknisi - Male

Pekerja di sebuah industri percetakan kertas (packaging) Tanggal lahir yang tertera disini beda dengan yang di KTP, begitu juga dengan agama. :) Yang benar yang tertera disni. Mengapa KTP tidak dirubah ? Satu aja ..., malas kalau dipingpong.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Uhmmm... Eee...

19 Mei 2017   12:38 Diperbarui: 19 Mei 2017   15:14 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

A : Aku waktu kecil dulu belajar agama Konghucu, itu sampe' kira-kira kelas 4 SD. Abis itu belajar agama Buddha. Nah ... sembari itu aku sering baca Mahabarata. Mulai dari lahirnya Batara Guru sampe matinya keluarga Pandawa. Bahkan mengenai cerita bagaimana Pandawa naik ke surga. Karena doyan baca, nih ... aku baca kitab suci Zen. Sembunyi-sembunyi. Karena aku kuatir dimarahin ama mama, kalo sampai tahu anaknya kok mendadak menjadi tua padahal masih SD. Sembari 'gitu aku baca-baca juga mengenai cerita-cerita seantero nusantara. Dan tentunya tak bersih aku dari pengaruh orang muslim yang ada disekeliling. Wajar, toh ? Nah, itu ... Kemudian, agak besar aku disuruh belajar juga kitab suci orang Nasrani. Disuruh baca kitab suci, ya udah baca aja. Kalau melawan orang tua katanya durhaka. Ya, toh. Terus ...

B : Stop. Lu itu sedang 'ngapain ? Bikin port folio atau bikin naskah lawakan ? Emangnya ada yang kaya 'gitu ?

A : Iki 'ngono opo anane ... Dan bukan bikin macam-macam yang kau sebut itu. Sekedar napak tilas mengenai sejarah diriku.

B : Ealah ... Tapi opo tenan semua itu ? 

A : Ei ... salah satu larangan adalah berbohong. Dan larangan itu termasuk juga berbohong kepada diri sendiri. Harus opo anane ...

B : Lik ngono, tak takoni ... Kebenaran itu apa coba ?

A : Kebenaran itu luas, banyak, atau boleh dikata tak terhingga. Tak mungkin aku memasukkannya ke otakmu yang kecil itu ...

B : Lho, lek ngono sebutno thok wae ... 'gak bakalan tak leboke ning otak ku ...

A : Tak mungkin pula, karena saking banyaknya atau luasnya itu tak masuk di otak ku yang gedenya ra kacek sepiro karo otakmu

B : Eh, ngono tah ? Tiwas emosi ate munggah nang unyeng-unyeng. :D Lek, ngono sebutno siji ae wis ... Tak tawar oleh tho ?

A : (Dengan gaya dramatis menuding dinding batu di sebelahnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun