Mohon tunggu...
Raden Bimo Wicaksono
Raden Bimo Wicaksono Mohon Tunggu... Administrasi - @bimorbw19

PPSU Kelurahan Pondok Bambu Calon ASN Pemprov. DKI Jakarta Pasukan Pelangi Oranye Jakarta JakartaEliteSquad⭐⭐⭐⭐

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Poes Craft", Sang Maestro Kerajinan Tangan yang Mendunia

18 November 2019   23:58 Diperbarui: 19 November 2019   00:00 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Raden Bimo Wicaksono

Meski berbisnis kerajinan tangan (handicraft) masih awam dan jarang bagi orang-orang yang menjalaninya di Indonesia khususnya Jakarta, ternyata bisnis ini cukup menguntungkan bagi orang-orang yang menekuni. 

Handicraft sendiri merupakan sebuah kegiatan seni yang menitikberatkan kepada keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah bahan baku menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai tetapi juga bernilai estetis. 

Handicraft ini bisa berasal atau terbuat dari bahan dasar yaitu tanah, batu, kain, logam, kayu, dan sebagainya. Meski tergolong baru, berbisnis ini apabila ditekuni akan menghasilkan banyak uang. Apalagi bagi mereka yang memiliki hobi yang berkaitan dengan karya seni.

Pagi yang cerah di hari Jumat berkah, sebuah rumah minimalis berlantai dua dilengkapi berbagai ornamen hiasan dinding rumah yang unik menandakan kreatifitas yang berkualitas dan dilengkapi oleh pemandangan penghijauan halaman rumah yang teduh. 

Sosok seorang ibu berpenampilan sederhana dengan senyuman ramah menyambut kami untuk berdiskusi tentang kerajinan tangan (craft). Ibu tersebut bernama Ratih Puspitawati. Beliau merupakan salah satu dari 21 orang nominasi Ibu Ibukota Awards Tahun 2019.

Beliau adalah pendiri dan perintis usaha kerajinan tangan yang disebut "Poes Craft". Kisah beliau dalam menjalani dan membangun Poes Craft ini cukup panjang. "kerajinan Poes Craft ini awalnya dari sebuah hobi saya yang senang membuat sesuatu benda, seperti dari bahan bahan batu dan payet yang dirangkai menggunakan kawat atau semacamnya menjadi bentuk kalung, gelang, dan sebagainya", ujar Ibu Ratih mengawali diskusi. 

Nama Poes Craft diambil dari nama belakang beliau yaitu Puspitawati, menjadi unik dan agar mudah diingat oleh orang-orang yang nantinya akan mengagumi karya-karya beliau.

Sebagaimana lazimnya sebuah usaha, beliau mencoba membangun Poes Craft dengan modal awal yang tidak banyak. "saat tahun 2002 itu, saya mempunyai modal awal sekitar Rp 200.000 dan kemudian saya mencoba menjalaninya dengan sabar dan tekun hingga berhasil sukses sampai saat ini", ujar Ibu Ratih sambil menunjukkan karya handicraft pertama kali yang beliau ciptakan. 

Ibu Ratih tidak sendiri dalam merintis usaha Poes Craft ini. Pada awalnya beliau dibantu oleh asisten rumah tangganya sebanyak 2 (dua) orang. "Mereka membantu saya setelah selesai melaksanakan pekerjaan rumah yaitu antara pukul 10.00 sampai dengan pukul 14.00, jadi bisa sambil mengisi waktu luang di rumah, Mas", terangnya. 

Seiring berjalannya waktu selama 7 tahun, beliau telah memiliki karyawan sebanyak 30 orang dan faktor yang cukup berpengaruh adalah tergantung dari jumlah pesanan barang (craft), jika semakin banyak pesanan yang diajukan maka jumlah karyawan akan disesuaikan sehingga pesanan dapat segera diselesaikan. "Kita harus mengutamakan pemesan dengan pelayanan terbaik karena sesuai dengan pepatah klasik yang menyatakan bahwa pembeli adalah raja", ujar Ibu Ratih.

Momentum yang cukup menarik dan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan usaha Poes Craft yang telah dirintisnya adalah ketika 13 tahun yang lalu, yaitu sekitar bulan Mei tahun 2007, beliau mendapatkan pesanan craft dari Butik Safira. Jumlah pesanan yang diajukan sekitar ribuan dari berbagai jenis barang craft hasil kreasi beliau. 

Tentu hal ini membuat Ibu Ratih sangat bersyukur dan menjadi sebuah pengalaman yang berkesan. "Coba Mas, bayangkan, mendapat pesanan dari butik terkenal seperti Safira jumlahnya ribuan, itu bisa kebayang kan seperti apa. Pesanan tersebut tidak langsung saya jawab karena saat itu saya sedang masa perawatan dan kira-kira pada tanggal 13 Juni 2007, saya baru selesai operasi kanker dan kemudian atas doa restu dan dukungan dari suami tercintanya, saya menyanggupi dan menyelesaikan pesanan dari butik Safira, itu pengalaman yang bener-bener gak terlupakan, Mas", ungkap Ibu Ratih sambil memperlihatkan album dokumentasi dari butik Safira. 

Matanya berkaca-kaca dan beliau terharu mengenang peristiwa tersebut. Beliau kembali bercerita, "Butik Safira saat itu adalah brand yang sangat terkenal dan saya tidak menyangka bahwa butik Safira ingin karya Poes Craft saya menjadi produk yang berada di etalase butiknya".

Poes Craft ini secara konsep dasarnya adalah produk kerajinan tangan (handicraft atau handmade) yang membutuhkan kreatifitas, inovasi, dan "sentuhan ajaib" -- disebut juga ketekunan atau ketelatenan jari jemari tangan dalam membuat produk -- dari sang maestro pembuatnya. Ibu Ratih sebagai owner pun selalu memikirkan dan merancang bagaimana agar produk yang dihasilkan akan diminati oleh pembeli atau konsumennya. 

Bahan baku utama dari produk Poes Craft ini adalah batu dan payet. Beliau berkata, "pembuatan produk Poes Craft ini ditentukan oleh kualitas bahan baku, bahkan jika memang diperlukan memakai bahan baku yang tidak ada di sini dan harus diimpor dari luar negeri, tentu saya akan mendatangkannya. Kualitas bahan baku yang baik maka akan menghasilkan produk terbaik".

Ibu Ratih  juga merancang pemasaran produk Poes Craft ini menjadi sebuah sistem yang tertata dengan baik. Beliau mempunyai tim yang terdiri dari koordinator dan perajin. 

Sebagai contoh ketika ada sebuah pesanan craft tertentu kemudian beliau merancang konsep, bahan baku apa yang dipakai dan tema apa yang cocok untuk pesanan craft tersebut. 

Setelah itu pada tahap berikutnya adalah beliau melakukan belanja bahan baku. Bahan baku ini terdiri dari 3 (tiga) kelompok besar yaitu kawat/wire/beading; payet/beading payet; dan fabrics/kain-kain. Bahan baku ini terkadang ada yang sulit diperoleh, bahkan sampai harus ke luar negeri, beliau pun akan mencari bahan baku tersebut. "pernah saya saking niatnya untuk impor dari negara Jepang dan Eropa karena bahan baku itu jarang ada di sini, Mas", ungkap beliau. 

Setelah tahap belanja bahan baku, kemudian beliau melakukan koordinasi dengan para koordinator untuk persiapan proses pembuatan produk craft, termasuk pematangan konsep, desain, dan tema. Ketika tahapan koordinasi telah dilakukan, koordinator menugaskan para perajin untuk membuat pesanan hingga selesai menjadi produk Poes Craft.

dokpri
dokpri
Beliau bercerita, "dalam mengerjakan pesanan ini, kendala yang dihadapi salah satunya yaitu desain. Kalau ditanya kenapa, yaa karena saya belum bisa untuk membuat desain sendiri yang sesuai dengan kemauan saya. 

Desain dan tema masih menggunakan berbagai referensi baik dari dunia fashion maupun literatur seni lainnya. Itulah yang menjadi tantangan bagi saya untuk nantinya bisa menciptakan desain sesuai keinginan saya, mimpi itu masih ada sampai sekarang dan akan saya wujudkan". Selanjutnya beliau juga mengatakan banyak suka dan duka yang telah dilalui selama merintis dan membangun usaha Poes Craft ini. 

"kalau Mas bertanya antara suka dan duka, yaa lebih banyak sukanya, karena saya memegang prinsip bahwa yakinlah pertolongan Allah itu pasti selalu ada ketika kita sedang menghadapi kesulitan, hadapi dengan kesabaran, ketekunan, semangat, rasa ikhlas, dan yakin semua akan ada solusinya".

Sampai sekarang karyawan yang bekerja sebanyak 15 orang dan dalam satu bulan dapat menghasilkan karya craft sekitar 100 sampai 500 produk tergantung dari tingkat kesulitan pembuatannya. 

"Alhamdulillah, Mas sampai sekarang Poes Craft ini bisa menjadi inspirasi dan sumber pekerjaan bagi warga sekitar, banyak yang belajar di galeri saya untuk kemudian diterapkan menjadi sebuah karya seni handicraft yang bagus dan berkualitas sehingga bisa meningkatkan potensi diri yang dimiliki", ujar beliau sambil memperkenalkan beberapa orang karyawannya.

dokpri
dokpri
Pemasaran produk Poes Craft sampai saat ini masih terbatas pada 3 (tiga) segmen yaitu komunitas (grup-grup arisan, organisasi tertentu, dan lain-lain); secara online melalui sarana belanja online atau media sosial (instagram, facebook, website/blogspot, dan sebagainya); dan melalui pameran yang pernah beliau ikuti baik di dalam negeri maupun level internasional misalnya seperti Handmade Korean Fair Seoul 2018, INACRAFT 2018, TELKOMCRAFT Indonesia 2018, Gelar Batik Nusantara Tahun 2017, Jakarta International Handicraft Trade Fair 2017, dan masih banyak pameran lainnya. 

dokpri
dokpri
Beliau bercerita, "Alhamdulillah Mas, Poes Craft ini untuk pertama kali go international-nya itu sekitar tahun 2013 yaitu mengikuti sebuah pameran di Den Haag, Belanda, dan sampai sekarang sudah sebanyak 9 (sembilan) negara yang saya kunjungi untuk mencoba memperkenalkan produk Poes Craft yaitu Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, Jepang, Rusia, Korea Selatan, Thailand, dan Belanda. Semua itu adalah karunia dari Allah Yang Maha Kuasa dan saya selalu bersyukur untuk itu semua".

dokpri
dokpri
Ibu Ratih juga berpendapat mengenai perkembangan usaha kerajinan tangan (handicraft/handmade) di Indonesia khususnya wilayah Jakarta. Beliau berkata, 

"kerajinan tangan seperti yang saya telah lakukan sampai saat ini menjadi sebuah contoh bahwa kualitas dari produk yang dihasilkan adalah sudah sangat baik bahkan terbaik. Banyak pengusaha kerajinan tangan yang memiliki kreatifitas, inovasi, bahkan ide-ide pemikiran yang diwujudkan dalam karya-karyanya telah mewarnai dunia usaha kerajinan. Saran saya adalah agar para pengusaha kerajinan ini difasilitasi lebih baik lagi oleh pemerintah dalam rangka upaya pengembangan produk kerajinan sehingga bisa menembus level internasional melalui sarana seperti pameran, event pertukaran budaya, dan sebagainya".

Harapan dan impian yang ingin diwujudkan oleh Ibu Ratih sebagai seorang ibu dan juga aktor penggerak kaum perempuan bagi lingkungan di sekitarnya yaitu para perempuan bisa mengoptimalkan kemampuannya dengan berkarya (produktif dalam menghasilkan sebuah produk) di rumah, tidak harus bekerja di kantor, atau dimanapun sambil mendampingi perkembangan tumbuh kembang anak sehingga dapat meningkatkan penghasilan rumah tangga. 

"Apabila penghasilan rumah tangga meningkat maka kesejahteraannya pasti akan meningkat", ujar beliau mengakhiri diskusi yang sangat berkesan dan menginspirasi.

dokpri
dokpri
Demikian artikel mengenai kisah Ibu Ratih Puspitawati, seorang ibu yang tangguh, pantang menyerah, kreatif, dan inovatif, serta menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang di lingkungan sekitarnya dan menjadi penggerak kaum perempuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi sebuah karya yang produktif. Teruskan perjuangan dan pengabdianmu Ibu Ratih untuk mengharumkan Jakarta dan Indonesia di dunia internasional.


"Ikuti cerita #AksiHidupBaik lainnya di akun Youtube dan Instagram @Ibu.Ibukota"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun