Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Blogger

Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024 | Konsisten mengangkat isu-isu yang berhubungan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama yang terpantau di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menara Air Manggarai, Cagar Budaya yang Menanti Perhatian Serius

4 Oktober 2025   18:48 Diperbarui: 4 Oktober 2025   19:21 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajar, karena menara ini masih berfungsi sebagai tempat penampungan air oleh PT Kereta Api Indonesia hingga sekarang.

Menurut laporan Kompas.com, air yang ditampung berasal dari sumur di sekitar menara, lalu dialirkan dengan pipa distribusi ke Balai Yasa Manggarai kalau dibutuhkan.

Saya mendekati bangunan dan menyentuh tembok yang terbuat dari batu bata merah. Teksturnya kasar.

Batu bata terlihat mulai rontok di beberapa bagian, semen tipis yang melapisinya mengelupas karena terpapar sinar matahari dan hujan bertahun-tahun.

Saya berusaha melihat ke dalam melalui celah jendela berukuran kecil. Ada sebuah tangga berwarna hitam menuju ke lantai dua.

Pada bagian atas, sekitar 16 meter dari permukaan tanah, terdapat dua buah pipa besi besar menojol keluar.

Di ketinggian itu, menurut beberapa sumber, terdapat lantai dua yang di dalamnya ada bak penampungan air raksasa terbuat dari semen.

Yang membuat saya prihatin adalah keberadaan tumbuhan liar di atap bangunan. Rumput dan semak kecil tumbuh di sela-sela genteng dan celah tembok bagian atas.

Kalau dibiarkan terus, akar tumbuhan itu akan merusak struktur tembok. Beberapa ulasan pengunjung di internet juga menyebutkan keprihatinan serupa.

Menara Air Balai Yasa Manggarai memang bukan bangunan sembarangan. Menurut beberapa sumber, menara ini telah berdiri sejak tahun 1920-an, menjadikannya berusia lebih dari 100 tahun.

Bangunan ini dipengaruhi oleh gaya arsitektur nieuwe kunst atau arsitektur Hindia Baru yang populer pada akhir abad ke-19 hingga abad ke-20.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun