Rabu, 25 Juni 2025 sore, secara tak sengaja, saya melewati sebuah gang sempit di Jalan Pluit Karang Barat, Jakarta Utara.
Saya datang dari arah Teluk Gong menuju Pasar Ikan Grosir Muara Angke untuk membeli ikan dan udang.
Gang ini mengarah ke Kali Cagak, tempat di mana perahu eretan beroperasi---jalannya memang kurang bagus, banyak lubang dan bergelombang.
Saat menapaki gang itu, saya tak menyangka akan menemukan pemandangan tak biasa di bawah kolong Tol Sedyatmo arah Bandara Internasional Soekarno--Hatta: dua perahu eretan tengah sibuk menyeberangkan pengendara motor melewati Kali Cagak.
Perahu eretan, mungkin terdengar asing bagi sebagian orang: perahu ini didesain khusus untuk mengangkut sepeda motor---bahkan gerobak.
Saya pun berhenti sejenak untuk menggali informasi dari warga setempat tentang aktivitas eretan ini.
Seorang pria paruh baya menjelaskan bahwa para pengendara motor tersebut lebih memilih menggunakan eretan untuk menghindari kemacetan dan memotong jarak tempuh.
Dengan cara ini, mereka bisa memangkas waktu perjalanan sekitar 10 hingga 15 menit dan sekaligus menghemat bensin.
Dari tepi kali, saya mengamati antrean rapi pengendara motor, mulai dari warga lokal, pekerja, kurir paket, hingga ojek online.
Ongkosnya pun cukup terjangkau: Rp2.000 per motor dan Rp3.000 untuk yang berboncengan, sementara pejalan kaki membayar Rp1.000.