Artikel ini tidak bermaksud untuk menginspirasi siapa pun melakukan perselingkuhan. Jika anda mulai berpikir dan berkeinginan untuk selingkuh, segeralah berkonsultasi dengan psikolog/konselor kaluarga.
Pernahkah kamu mendengar seseorang selingkuh? Atau kamu mengenal orang itu? Atau mungkin kamu adalah korban perselingkuhan?
Perselingkuhan bagaikan mimpi buruk bagi setiap pernikahan. Ketika pria berselingkuh, perempuan pun merasa terluka. Demikian sebaliknya, bukan?
Pengalaman diselingkuhi akan menjadi sebuah peristiwa traumatis yang seringkali mengakibatkan gejala-gejala yang sama dengan trauma seorang tentara yang baru pulang dari medan pertempuran, yang seringkali disebut dengan gejala Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Dalam kasus perselingkuhan, gejalanya disebut dengan Post Infidelity Stress Disorder (PISD): susah tidur, flash back, keringat dingin, kemarahan yang tidak terkontrol, yang terkadang muncul secara tiba-tiba tanpa bisa dicegah.
Efek shocking karena katahuan selingkuh bukan hanya dialami oleh sang istri sebagai pihak yang diselingkuhi, melainkan juga dialami oleh sang suami sebagai pihak yang selingkuh.
Setelah perselingkuhannya terbongkar, sang suami akan mengalami shock, di mana ia merasa sangat malu, bersalah, rasanya ingin kabur dari kenyataan yang pahit bahwa dirinya telah ketahuan melakukan kesalahan yang fatal.
Trauma dan shock yang dialami oleh kedua belah pihak (suami dan istri) ini menyebabkan usaha-usaha yang dilakukan mereka berujung pada konflik, bahkan tidak jarang berakhir pada perceraian.
Setelah Perselingkuhan Suami Terbongkar, Istri Jangan Lakukan Ini
Menurut Wahyu "wepe" Pramudya, saat perselingkuhan suami terbongkar, ada tiga hal yang tidak boleh dilakukan oleh istri, yaitu jangan mendatangi dan melabrak si perempuan lain, ingin tahu detail perselingkuhan suami, dan jangan minta bercerai berkali-kali. (Sumber: Ributrukun.net).
Pertama, mendatangi dan melabrak si perempuan lain. Pada umumnya, perempuan akan mengambil langkah mendatangi secara langsung dan melabrak perempuan lain yang menjadi selingkuhan suaminya.
"Melabrak" dalam konteks ini yaitu memukuli secara tidak beraturan, mengata-ngatai atau mencela dengan keras, menyerang, dan menghantam lawan dengan hebat.