Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis | Narablog

Saya suka menulis dan membaca. Saya yakin bisa hidup dengan mengandalkan kekuatan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menelisik Fenomena Tawuran Antarpelajar yang Kian Meningkat

30 Januari 2024   22:41 Diperbarui: 30 Januari 2024   22:47 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tawuran remaja/pelajar. (sumber gambar: freepik.com)

Alumni bisa menjadi penyulut tawuran. Rasa solidaritas terasa sangat kuat pada usia SMP dan SMA, bahkan dengan alumni.

Ketika ada satu teman alumni yang mengalami permasalahan, maka satu kelompok tersebut akan ikut menyelesaikannya. Sering kali, cara menyelesaikannya adalah dengan tawuran. Tanpa mereka sadari, aksi mereka itu telah mencoreng nama sekolah atau almamater mereka.

3. Pengaruh Media Massa

Media massa seperti televisi dan film bisa memberikan persepsi yang keliru bagi remaja/pelajar dalam menyelesaikan konflik. Kekerasan yang tergambar dalam media massa ditangkap oleh remaja/pelajar sebagai cara yang wajar untuk memecahkan masalah.

Alhasil, tawuran pun tak terelakkan. Maka dari itu, masyarakat perlu bijak dalam menyaring informasi dari media massa.

4. Pengaruh Internet dan Media Sosial

Internet dan media sosial bisa menjadi penyulut aksi tawuran di kalangan pelajar. Penggunaan internet dan media sosial di kalangan remaja/pelajar saat ini begitu masif.

Sebuah studi dari Bilangan Research Center mengungkapkan bahwa, dari total penduduk di Indonesia yang berjumlah 266,4 juta di awal tahun 2018, terdapat 132,7 juta pengguna internet. Dengan demikian, tingkat penetrasi internet mencapai sekitar 50%.

Jumlah ini akan terus meningkat menjadi 140 juta 150 juta di akhir tahun 2018. Yang menarik, ternyata jumlah pengguna media sosial adalah 130 juta atau hampir sama jumlahnya dengan pengguna internet.

Hasil survei BRC terhadap spiritualitas generasi muda menunjukkan, dari total 4.095 responden, ternyata 97,4% responden menjawab bahwa, mereka terkoneksi internet. Hampir 50% responden menyatakan bahwa, mereka menggunakan media sosial.

Facebook, Instagram, Line, WhatsApp, dan Youtube merupakan media sosial yang paling banyak diakses oleh generasi muda.

Sebelum tawuran, biasanya para pelajar saling ejek di media sosial. Lalu, memutuskan untuk bertemu di beberapa titik. Saat bertemu, mereka membawa benda-benda tajam yang didapat dari toko daring.

Siapa yang Harus Bertanggung Jawab di Balik Tawuran Antarpelajar?

Pertanyaan muncul, siapa yang bertanggung jawab di balik fenomena tawuran di kalangan remaja/pelajar? Jawabannya adalah orangtua, para guru, masyarakat, dan pihak kepolisian. Lantas, apa saja peran atau tanggung jawab mereka?

1. Orangtua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun