Mohon tunggu...
Billy Maleng
Billy Maleng Mohon Tunggu... Teknisi - Biar mereka mengutuk, Engkau akan memberkati; biarlah lawan-lawanku mendapat malu, tetapi hamba-Mu ini kiranya bersukacita.

saya berpikir maka saya ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Nenek Penjual Ikan dan Seekor Anjing Tua

14 Februari 2021   20:39 Diperbarui: 4 Maret 2024   16:55 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto www.fimela.com

Di sebuah pusat kota, ada seorang nenek perempuan yang menjual ikan kepada orang-orang yang lewat di pinggir jalan. Nenek itu biasa berjualan di sana dari sore sampai malam hari, ia ditemani seekor anjing tua yang penurut.

Suatu sore saat melewati pusat jalan, nenek itu mendekatiku. 'mau beli ikan, masih segar dan baru anak ? Bisa buat makan bersama keluarga di rumah, murah kok sepuluh ribu saja ada dua puluh ikan satu ikat .' kata nenek itu. Kutolak tawaran nenek itu karena aku terburu-buru saat hujan . Saat itu sempat kulihat kedua tangan nenek yang masih memegang ikan - ikannya dan sebuah ember yang dijaga seekor anjing.

malam harinya aku lewat pusat jalan itu lagi dan melihat si nenek dan seekor anjingnya  masih ditempat yang sama. Nenek sedang berusaha menawarkan ikan kepada orang yang lewat disitu. Teriakkannya sungguh kuat dan bertenaga. Ikan,ikan satu ikat sepuluh ribu. Ketika melihatku Dengan senyum Ia menawarkan ikan itu lagi padaku, tampaknya dari sore tadi kedua tangannya masih memegang ikan itu, belum ada yang membelinya.

Aku sangat  kasihan dengannya tapi karena aku masih memiliki urusan dan tidak membutuhkan ikan itu, kutolak dengan halus lalu kuberi nenek itu selembar uang lima puluh ribu. nenek mengambil uangku lalu berjalan ke dekat warung membeli satu bungkus nasi dan memberikannya pada seekor anjing tua itu.

Kutanya nenek itu, 'Kenapa uangnya dibelikan nasi buat anjing nek? Saya ikhlas uangnnya untuk nenek, saya tidak bermaksud apa - apa.

nenek itu menjawab, 'dialah penyambung hidup saya, hanya dia yang mengerti saya, sudah sekian lama dia selalu setia mendampingi saya dalam keadaan apapun. Terima kasih banyak anak, dengan rejeki yang engkau berikan ini, anjing ku bisa  hidup lagi walaupun hanya sehari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun