Batu, 20 Januari 2025 -- Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan sedang menjalani Kuliah Kerja Mahasiswa Hajj Interprofessional Education (KKM HIPE). KKM HIPE ini dilakukan oleh mahasiswa Pendidikan Dokter dan Farmasi. Kegiatan ini tentunya terbagi atas beberapa kelompok dan salah satunya KKM HIPE kelompok 10 yang bertugas di Puskesmas Beji Kota Batu Jawa Timur. Â KKM HIPE bertujuan untuk meningkatkan kesiapan CJH melalui edukasi kesehatan dan pemantauan intensif. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang memerlukan persiapan fisik, mental, dan spiritual yang matang. Dalam konteks kesehatan, istilah "istitha'ah" menjadi syarat utama bagi calon jemaah haji (CJH) untuk memastikan mereka mampu menjalankan ibadah ini tanpa risiko kesehatan yang signifikan.
Program ini bertujuan meningkatkan kesiapan CJH melalui edukasi kesehatan dan pemantauan intensif. CJH diberikan modul kesehatan pra-haji yang mencakup informasi tentang manajemen penyakit kronis, seperti pengendalian tekanan darah, gula darah, serta teknik sederhana untuk menjaga kebugaran fisik. Modul ini juga dilengkapi panduan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) secara rutin membantu mendeteksi dini masalah kesehatan yang berpotensi mengganggu ibadah. Pada modul ini juga disediakan tabel pemerikasaan tanda-tanda vital (TTV), dimana dalam tabel tersebut tertulis tanggal, nadi, tekanan darah, frekuensi napas serta catatan yang bertujuan agar setiap kali calon jamaah haji melakukan pemeriksaan TTV dapat dicatat dan dapat diamati apakah terdapat kenaikan atau penurunan pada hasil pemeriksaan yang didapat.
Calon jamaah haji juga diberikan kolom checklist kepatuhan pengobatan. Kolom checklist berupa jadwal calon jamaah haji mngekonsumsi obat per harinya selama 1 bulan. Kolom tersebut dilakukan pemantauan rutin setiap 1 minggu. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa calon jemaah haji (CJH) mengonsumsi obat sesuai dengan jadwal dan dosis yang telah ditentukan, sehingga pengelolaan penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan rheumatoid arthritis dapat berjalan optimal. Dengan mencatat secara rutin, checklist ini membantu tenaga kesehatan mengidentifikasi jika ada ketidakpatuhan atau kendala dalam konsumsi obat, sehingga dapat segera dilakukan intervensi.
Berdasarkan evaluasi, program ini menunjukkan hasil positif. Nilai pre-test dan post-test menunjukkan kenaikan signifikan, dengan calon jamaah haji yang awalnya kurang memahami materi kini mencapai tingkat pemahaman optimal. Sebagian besar calon jamaah haji menunjukkan kepatuhan tinggi dalam konsumsi obat harian, meskipun ada ruang untuk peningkatan pada beberapa individu. Mereka merasa mendapatkan banyak informasi penting yang sebelumnya kurang mereka pahami serta dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat menambah wawasan, terutama tentang menjaga kesehatan, ketika calon jamaah haji berada di kota suci mekkah dan dapat menambah kehusyuk an dalam penyelenggaraan ibadah haji. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk pengabdian mahasiswa UIN Malang kepada masyarakat, sekaligus menjadi pengalaman berharga bagi mereka dalam mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di kampus.
Program monitoring kesehatan dan edukasi terpadu menjadi inovasi penting dalam mendukung kesiapan CJH. Pendekatan ini tidak hanya memastikan kesehatan jemaah selama ibadah haji, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Dengan implementasi yang lebih luas, program ini berpotensi menjadi model bagi upaya serupa di masa mendatang. Mari bersama mendukung CJH agar dapat menjalankan ibadah haji dengan aman dan nyaman melalui perhatian terhadap kesehatan yang optimal. Sebab, ibadah yang sempurna dimulai dari tubuh yang sehat.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI