Mohon tunggu...
Habibila Najma
Habibila Najma Mohon Tunggu... Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Selamat datang di ruang imajinasi saya! Saya seorang pribadi berumur 20 tahun, hobi saya melukis dan menulis. Disini saya ingin berbagi ide, cerita, dan perspektif saya mengenai masalah sosial, budaya, ataupun kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

"Pertumbuhan Kota Sidoarjo: Dampak Urbanisasi Terhadap Infrastruktur dan Kehidupan Masyarakat"

25 Agustus 2025   19:07 Diperbarui: 25 Agustus 2025   19:07 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Kota memiliki peranan krusial sebagai pusat untuk bisnis dan lapangan kerja, dengan berbagai industri berkumpul di lokasi strategis guna memanfaatkan sumber daya manusia dan melakukan kolaborasi. Ketika bisnis dan individu berkumpul di kota, terjadi efisiensi dan manfaat ekonomi yang besar, meskipun tidak semua jenis usaha cocok beroperasi di pusat kota karena tingginya biaya sewa tanah. Pola ini juga terlihat dalam distribusi ukuran kota yang mengikuti skema tertentu, mirip dengan fenomena lain dalam sistem alami seperti frekuensi kata di dalam buku dan distribusi pendapatan manusia. Kota merupakan hasil alami dari keputusan bersama manusia yang mencari efisiensi dan kenyamanan, bukan sekadar hasil dari perencanaan. Singkatnya, keberadaan kota bukan hanya disebabkan oleh kemakmuran atau kemakmuran yang dihasilkan oleh kota, melainkan karena kota mendukung terciptanya efisiensi ekonomi yang pada gilirannya membentuk kekayaan. Kota-kota adalah wilayah di mana manusia secara naluriah memilih untuk berkumpul karena keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kerugiannya. Kota-kota terus bertahan dan peringkatnya cenderung stabil seiring waktu berkat faktor-faktor sejarah dan ekonomi.

Dari sudut pandang konsumen, tingginya jumlah penduduk di kota memungkinkan adanya variasi layanan dan produk yang lebih banyak jika dibandingkan dengan daerah pedesaan. Hal ini terlihat dengan jelas dari banyaknya pusat perbelanjaan, restoran dengan berbagai jenis masakan, serta layanan khusus yang hanya dapat dilakukan dengan efisien di pasar yang padat. Kedekatan fisik juga mendukung pertukaran pengetahuan dan inovasi di antara perusahaan dan individu melalui interaksi resmi maupun tidak resmi, pergerakan tenaga kerja yang membawa keterampilan dari suatu lokasi ke lokasi lain, serta kolaborasi yang terjadi secara alami antara pelaku usaha, yang sering kali menghasilkan inovasi dalam produk dan metode produksi.

Perkembangan kota-kota di Jawa Timur, terutama di Surabaya dan Sidoarjo, merupakan cerminan nyata dari prinsip ekonomi aglomerasi yang telah terjadi secara alami selama bertahun-tahun. Pertumbuhan kota-kota ini tidak hanya disebabkan oleh perencanaan yang terstruktur, tetapi juga sebagai reaksi terhadap kebutuhan manusia untuk meningkatkan efisiensi ekonomi dan sosial dengan mengumpulkan aktivitas di tempat yang strategis. Fenomena aglomerasi ini menciptakan siklus positif di mana semakin banyak perusahaan dan individu berkumpul, maka semakin besar pula keuntungan yang dihasilkan dari kedekatan secara geografis. Perusahaan-perusahaan dengan bidang usaha yang serupa, seperti kluster industri sepatu di Sidoarjo, secara wajar berkumpul untuk berbagi infrastruktur, tenaga kerja yang terlatih, serta pengetahuan industri, yang pada akhirnya menciptakan efisiensi dalam biaya produksi dan meningkatkan daya saing secara kolektif. Kota-kota lain seperti Malang, Jember, Jakarta mengikuti pola perkembangan serupa, di mana efisiensi serta spesialisasi dalam aktivitas ekonomi menjadi faktor utama dalam ekspansi kota.

Sebagai contoh, kota Sidoarjo telah mengalami peningkatan urbanisasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dan ini menjadi salah satu alasan utama bagi pertumbuhan jumlah penduduk serta perkembangan ekonomi di daerah tersebut. Menurut data sampai tahun 2024, jumlah penduduk di Kabupaten Sidoarjo mencapai sekitar 2 juta orang, di mana sebagian besar (67,42%) termasuk dalam kelompok usia produktif antara 15 hingga 59 tahun. Pertumbuhan urbanisasi ini terlihat dari pergeseran penduduk di Sidoarjo, terutama disebabkan oleh adanya peluang kerja yang meningkat di sektor industri, perdagangan, dan layanan. Sidoarjo yang terletak tidak jauh dari Surabaya, sebuah kota metropolitan yang besar, menjadi daerah penyangga yang menarik banyak orang untuk mencari pekerjaan dan tempat tinggal yang lebih terjangkau namun masih berada dekat dengan pusat-pusat ekonomi. Fenomena ini mendorong pembentukan kawasan permukiman baru, pusat perbelanjaan, serta pengembangan infrastruktur transportasi yang terus diperluas untuk memenuhi kebutuhan penduduk urban yang semakin banyak. Selain itu, proses urbanisasi di Sidoarjo juga meningkatkan kebutuhan akan fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, dan yang lainnya, yang menggugah perlunya perencanaan tata ruang yang baik.

Dari segi demografi, Sidoarjo memiliki struktur generasi yang beragam, dengan generasi milenial dan generasi Z sebagai kelompok yang paling banyak, memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan ekonomi dan sosial kota ini. Generasi ini lebih memilih gaya hidup perkotaan yang praktis, dengan akses yang cepat ke layanan dan kesempatan kerja, sejalan dengan prinsip efisiensi dan spesialisasi yang mendasari pertumbuhan dan perkembangan kota, seperti yang diuraikan dalam video "Why Cities Exist". Perubahan-perubahan dalam hal urbanisasi ini menunjukkan konsep yang terdapat dalam video "Why Cities Exist" yang mengilustrasikan bagaimana kota berfungsi sebagai pusat efisiensi sosial dan ekonomi berkat konsentrasi populasi yang memungkinkan spesialisasi pekerjaan, kerjasama bisnis, dan akses yang lebih baik ke berbagai layanan. Urbanisasi di Sidoarjo tidak sekadar berfokus pada pertambahan penduduk, tetapi juga mencerminkan proses perubahan sosial dan ekonomi yang mendukung pembentukan masyarakat yang lebih beragam dan produktif.

Dengan demikian, perkembangan kota-kota di Jawa Timur, termasuk Sidoarjo, merupakan gambaran nyata dari prinsip perkembangan kota yang alami, di mana efisiensi ekonomi, spesialisasi pekerjaan, dan interaksi sosial berperan sebagai faktor utama dalam pembentukan serta keberlangsungan kota modern.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun