Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah penduduk melebihi 270 juta, tengah menjalani perubahan digital yang besar. Pandemi COVID-19 telah mempercepat penerapan teknologi digital, sehingga ekonomi digital di Indonesia tumbuh dengan pesat, menciptakan banyak peluang baru sekaligus menghadirkan tantangan yang perlu dihadapi. Ekonomi digital adalah istilah yang menggambarkan kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi digital, termasuk internet, perangkat mobile, analisis data, dan berbagai platform digital. Di Indonesia, ekonomi digital meliputi berbagai bidang seperti perdagangan elektronik dan pasar, layanan keuangan berbasis teknologi (fintech), transportasi dan logistik yang mengandalkan aplikasi, media sosial serta konten digital, ekonomi cerdas seperti pertanian pintar dan produksi pintar, industri kreatif digital, serta komputasi awan dan layanan teknologi informasi.
Indonesia telah menunjukkan kemajuan luar biasa dalam penggunaan teknologi digital dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2025, jumlah pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 73% dari total penduduk. Nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan mencapai $146 miliar pada tahun 2025 (berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2021). Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 2. 300 startup, dengan 13 di antaranya telah mencapai status unicorn dan decacorn. Pada tahun 2023, total transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp 401 triliun. Pengguna dompet digital kini meningkat menjadi lebih dari 180 juta orang. Beberapa sektor yang tumbuh pesat dalam era digital ini antara lain:
1. E-commerce, yang mencakup platform seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak, telah mengubah cara belanja masyarakat Indonesia, dengan jutaan UMKM turut bergabung ke dalam platform digital.
2. Fintech, yang terdiri dari layanan seperti OVO, GoPay, dan DANA, telah memperluas akses bagi masyarakat terhadap layanan keuangan. Bank Indonesia melaporkan adanya peningkatan yang signifikan dalam transaksi uang elektronik, yang mencapai Rp 305 triliun pada tahun 2023.
3. Ride-hailing dan Layanan On-demand, di mana perusahaan seperti Gojek dan Grab menciptakan ekosistem super-app yang menyediakan berbagai layanan mulai dari transportasi hingga pengiriman makanan.
4. Healthtech, melalui aplikasi seperti Halodoc dan Alodokter, merevolusi sektor kesehatan tradisional dengan menyediakan akses ke layanan kesehatan digital.
Ekonomi digital di Indonesia kini berada dalam fase penting yang menarik. Dengan bantalan populasi muda yang besar, penggunaan smartphone yang meluas, dan perkembangan ekosistem start-up, Indonesia berpeluang untuk menjadi salah satu kekuatan utama dalam ekonomi digital di Asia. Meskipun ada beberapa tantangan seperti ketimpangan digital dan perlunya peningkatan keterampilan, prospek masa depan ekonomi digital Indonesia tampak sangat positif. Bagi individu, perusahaan, dan pemerintah, memahami serta memanfaatkan perubahan digital sekarang menjadi suatu kebutuhan, bukan lagi sekadar pilihan. Dengan pendekatan yang tepat dan kerjasama antara berbagai pihak, Indonesia dapat memaksimalkan potensi ekonomi digital demi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI