Mohon tunggu...
bilal hafizd
bilal hafizd Mohon Tunggu... Pegawai swasta

43120010419 - S1 manajemen - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Repleksi Kritis Pendidikan Anti korupsi Di Indonesia

8 Juli 2025   09:11 Diperbarui: 8 Juli 2025   09:11 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh 5:
Sebuah politeknik di Surabaya mengadakan pekan antikorupsi dengan tema "Jiwa Adil, Bangsa Bermartabat" yang diisi dengan dialog interaktif, teater etika, dan kontes ide inovatif cegah korupsi berbasis teknologi.

https://fast.mercubuana.ac.id/pluginfile.php/
https://fast.mercubuana.ac.id/pluginfile.php/

Korupsi bukan sekadar kejahatan administrasi atau pelanggaran hukum, melainkan ekspresi dari keretakan struktur batin manusia. Ia bermula ketika rasio kehilangan arah, semangat moral memudar, dan nafsu berkuasa penuh. Dalam The Republic, Platon menjelaskan bahwa keadilan hanya muncul ketika jiwa manusia tertata harmonis: akal memimpin, semangat menjaga, dan hasrat tunduk. Pendidikan, dalam doktrin Paideia, harus diarahkan bukan sekadar untuk mencetak lulusan cerdas, melainkan untuk membentuk manusia berjiwa adil dan berintegritas tinggi.

Model Paideia anti-korupsi Platonik mengajarkan bahwa perubahan sosial dimulai dari pendidikan jiwa, bukan hanya dari sistem hukum. Maka, pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab strategis untuk menciptakan individu yang menolak korupsi bukan karena takut dihukum, tetapi karena mengerti bahwa korupsi bertentangan dengan keteraturan jiwanya sendiri.

Korupsi tumbuh ketika epithumia menguasai thumos dan logos: ketika hasrat mengejar kekayaan mengabaikan akal sehat dan menyingkirkan rasa malu. Maka, pendidikan anti-korupsi harus menata kembali ketiga unsur jiwa ini agar masing-masing menjalankan fungsinya secara seimbang dan adil.

2. Pembentukan Jiwa melalui Strategi Paideia
A. Unsur Logos: Pendidikan Kritis dan Etika Praktis
Logos merupakan bagian jiwa yang mencintai pengetahuan dan kebenaran. Namun, logos yang tidak dilatih bisa disesatkan oleh pembenaran moral. Dalam konteks korupsi, banyak pelaku yang secara rasional mencoba membela tindakan mereka. Oleh karena itu, pendidikan harus membentuk logos yang sadar etika dan tidak mudah dipelintir.

Strategi pendidikan untuk logos:

Studi Kasus Korupsi:
Mahasiswa menganalisis kasus korupsi di sektor publik dan swasta. Mereka diajak mengungkap motif, sistem pendukung, dan kerusakan sosial akibat tindakan tersebut.

Dialog Socratik:
Melalui pertanyaan terbuka dan eksploratif, mahasiswa belajar mempertanyakan asumsi, membedakan pendapat dengan kebenaran, serta menyadari kerentanan berpikir manusia terhadap manipulasi.

Debat Etis:
Kegiatan ini mendorong mahasiswa untuk menyusun argumen etis, tidak hanya logis, serta mempertahankan prinsip keadilan dalam dilema moral kompleks.

Contoh Nyata:
Di Fakultas Hukum salah satu universitas negeri, mahasiswa diajak berdiskusi mengenai praktik nepotisme dalam rekrutmen PNS. Mereka mendalami bagaimana pembenaran logika semu bisa membentuk budaya korupsi yang mengakar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun