Mohon tunggu...
Bidan Care / Romana Tari
Bidan Care / Romana Tari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bidan Romana Tari [bidancare] Sahabat bagi perempuan dan keluarga, saling memperkaya informasi kaum perempuan dibidang kesehatan dan pengalaman sehari - hari dalam hidup,\r\n\r\nMari hidup sehat dan kreatif dalam hidup bersama bidancare

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penjual Jamu Gunakan Botol Plastik Bekas, Bahayakan Kesehatan

29 Februari 2012   17:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:43 2571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jamu sebagai pengobatan tradisional merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa hingga saat ini jamu tradisional tetap ada di hati masyarakat lintas generasi dan dipercaya dapat memberikan khasiat kebugaran tubuh. Bagi penggemar racikan minuman tradisional, kita bangga  dengan jamu asli yang kaya akan rempah dan umbi- umbian bermanfaat bagi kesehatan tubuh terutama khasiat terapi alami tanaman herbal.Ramuan herbal Indonesia bahkan menjadi salah satu kebanggaan yang membawa nama harum bangsa Indonesia di manca negara terutama tentang perawatan kecantikan  dan kesehatan perempuan. Tetapi sayang, ada sedikit keprihatinan tentang jamu tradisional masa kini dalam usaha produksi jamu skala kecil rumah tangga. Beberapa diantara keprihatinan tersebut adalah  tentang bagaimana pengolahan, keaslian bahan, kebersihan dan sebagainya. Khusus kali ini  terutama tentang  kemasan  jamu dalam botol plastik bekas. Jaman dahulu, para simbok jamu gendong menggunakan bahan ramuan alami yang ditanam sendiri, dijemur, ditumbuk, diracik , diolah dan dikemas dalam botol beling ( kaca ). Para sesepuh jaman dulu, mereka menggunakan  kendi, botol beling atau kaca dan gelasnya tempurung kelapa. Meskipun  sejak awal proses pembuatan jamu yang asli memakan waktu lama dan  tehnik  pengolahannya sangat  sederhana, namun keasliannya masih dapat dijamin 100 %. Tanpa investigasi langsung saat pembuatan tak adil rasanya bila saya membicarakan tentang cara pengolahan bahan jamu tersebut. Namun yang sering saya saksikan dan menjadi keprihatinan adalah penggunaan botol bekas air mineral untuk membawa ramuan jamu itu keliling dari gang- gang kampung dan keluar masuk perumahan. Bayangkan saja bukan hanya para ibu, remaja putri bahkan anak - anak kecil pun juga menjadi langganan para penjual jamu. Seperti pada kenyataan yang terjadi hari Senin lalu 27- Pebruari 2012. Bisa kita saksikan bahwa masyarakat ternyata  masih ada yang kurang menyadari bahaya penggunaan botol bekas air mineral bagi kesehatan tubuh.

1330534675879168494
1330534675879168494
Bila kita telusuri, jamu yang sudah diolah tersebut oleh si penjual jamu dimasukkan dalam botol plastik bekas air mineral yang sebenarnya hanya boleh digunakan sekali pakai dan dibuang. Perlu diingat kembali bahwa "Botol plastik bekas air mineral tersebut terbuat dari bahan yang mengandung polyethylene terephthalate - PET. Dalam pembuatan botol air mineral ini ada zat yang disebut antimoni trioksida dan sangat membahayakan kesehatan tubuh bahkan bersifat karsinogenik  yang menjadi salah satu pencetus penyakit kanker  " ( dari berbagai sumber ) Botol plastik bekas air mineral bila digunakan berulang kali dan terlebih terpapar dengan cahaya matahari bahan lapisan polimer dalam botol dapat meleleh dan mencemari jamu yang ada dalam kemasan. Belum lagi bila pada saat memasukkan jamu ke dalam botol air mineral dalam kondisi hangat. Bisa dibayangkan bagaimana tubuh kita menerima zat - zat berbahaya tersebut, sedikt demi sedikit dan setiap hari.
1330534578203575947
1330534578203575947
Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah mengadakan pendekatan pada beberapa tukang jamu gendong yang sempat kita temukan di jalan. Informasikan tentang resiko penggunaan bahan bekas botol plastik tersebut. Sebut saja ibu "M", salah satu penjual jamu yang saya tanya mengapa menggunakan botol bekas air mineral. Jawabnya  karena botol beling atau kaca  terlalu berat  saat ia harus berkeliling menjual jamu dengan cara di gendong. Suatu kesempatan lain  ditemukan juga penjual jamu yang menggunakan sepeda onthel. Bukankah lebih ringan tanpa menggendongnya di punggung? Namun kenyataannya tetap saja memakai botol bekas air mineral untuk  menjajakan jamu hasil racikannya. Memang semua penjual ingin praktis dan tidak repot, tetapi bila para langganan jamu akhirnya menjadi korban kasihan juga, Terlebih bagi  para kaum perempuan yang notebene menjadi penggemar jamu meskipun tidak semuanya. Di kampung - kampung saya sengaja jalan - jalan agak pagi untuk sekedar menyapa para penjual jamu gendong maupun jamu keliling dengan sepeda. Harapan saya semoga apa yang kita sampaikan tentang bahaya penggunaan botol bekas air mineral ini dapat semakin disebarluaskan kepada para penjual jamu lainnya.
13309439881569906531
13309439881569906531
Penjual jamu dengan gerobak dorong ini sudah benar menggunakan botol beling, sayang sekali untuk konsumen pembeli mendapatkan jamu dari kemasan bekas botol air mineral. Mari kita saling mengingatkan demi kesehatan bersama. Hargai warisan terapi herbal leluhur dengan menjaga keaslian dan penyajian yang sehat Salam hangat, Semoga memberikan sedikit pencerahan bagi  kesehatan perempuan. Bidan Romana Tari Foto; dok. pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun