Mohon tunggu...
Gina Nelwan
Gina Nelwan Mohon Tunggu... Bankir - Banker/AnimalsLover/ContentCreator

Blog : https://www.ginanelwan.com Instagram : @ginanelwan Twitter : @ginanelwan atau @ginabicara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tentang Politik, Kok Baper?

12 November 2019   15:12 Diperbarui: 12 November 2019   15:31 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Tribunnews.com

Di banyak artikel banyak membahas topik ini, saat ini saya pengen ikut membahasnya. Bercerita dari sudut pandang saya. So, nikmatilah.

Membahas politik menurut saya sexy. Gak akan pernah habis saya bercerita soal politik. Kamu dan saya pasti setuju yah bahwa membahas politik sangat sexy, kalau ibarat bentuk tubuh, mirip gitar spanyol bagi kaum hawa dan badan atletis serta perut sixpack bagi kaum adam. Sangat ingin dipandang, semua orang tertarik tapi ada yang malu-malu namun ada juga yang berani berpendapat.

Saya bagian yang berani berpendapat dan beropini, apalagi dengan situasi politik di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Kehidupan dan kegiatan politik, sudah saya lakukan sejak menjadi mahasiswa. Jadi, gak terlalu awam bagi saya untuk membahasnya.

Kalau ada yang bilang politik itu kotor, mungkin belum menikmati betapa indahnya teori dan praktik politik. Yang sebenarnya di kehidupan sehari-hari, setiap orang melakukan dan terlibat dalam politik bahkan intriknya.

Para elite politik di negeri ini mempertontonkan cara berpolitik, seru banget menurut saya. Pelajaran bagi awam yang harusnya gak bawa perasaan (baper) menanggapinya. Bersyukur banget sih, ,menurut saya dan bukan sebuah musibah. Daripada duduk dengar dosen menjelaskan teori politik dari para ahli, saat ini banyak pelajaran yang masyarakat dapat secara gratis dari proses politik yang lahir dari para elite politik di Indonesia.

Masih ingat bagaimana, Pak Ahok menjadi kader Golkar,lalu berpindah dan kemudian diusung partai Gerindra menjadi calon wakil gubernur DKI mendampingi Jokowi, saat itu Pak Prabowo yang seorang visioner melahirkan dua pemimpin out of the box, Jokowi-Ahok berhasil menang mengalahkan petahana di tahun 2012. Dan pada akhirnya Ahok digagalkan Gerindra pada Pilgub DKI di tahun 2017. Saat itu juga lahirnya sebutan cebong dan kampret bagi para pendukung masing-masing.

Masih ingat juga tentang berganti-gantinya pasangan capres-cawapres di Indonesia, disaat ibu Megawati dipasangkan dengan Pak Prabowo di tahun 2009, dan terakhir Jokowi bersaing ketat dengan Pak Prabowo di Pilpres 2019. Jokowi pun berhasil memenangkan dengan pencapaian yang luar biasa. Para elite politik di negeri ini tau bagaimana caranya bermain, berperilaku dan berlomba dalam sebuah proses politik. Bagaimana dengan para pendukungnya? Para masyarakat awam yang miskin pengetahuan menelaah proses politik.

Ampas atau sisanya masih ada sampai sekarang lho. Sangat berat bagi para pendukung yang jagoannya kalah dalam Pilpres, banyak yang masih belum berbesar hati menerima kekalahan. Baper adalah kata yang pas.

Para elite menikmati, kok kita bapernya kebangetan?

Seni berpolitik disikapi dengan bagaimana para pelaku dapat merebut kekuasaan di dalam pemerintahan dan disegala aspek kehidupan. Semua bisa menjadi hitam, bisa tiba-tiba menjadi putih. Itu hal yang sangat biasa dalam berpolitik. Berdebat dan berdialog yang keras dalam berpolitik itu soal biasa, cara kita bagaimana semua itu tidak turun sampai ke hati.

Ini yang masih sukar dilakukan di masyarakat kita, Indonesia. Pilihan politik yang berbeda, seakan-akan menjadi momok yang sangat "panas" untuk disikapi. Jadi ingat, waktu pilgub DKI bahkan mayat gak bisa disholatin gara-gara disaat masih hidup orang tersebut berbeda pilihan politiknya. Grup-grup whatsapp keluarga menjadi dingin dan gak hangat lagi, jika setiap anggota keluarga punya pilihan politik yang berbeda. Begitu baperan banyak orang menyikapi Politik di negeri ini.

Binatang kecebong dan kampret menjadi sangat populer disebut-sebut, kalau mereka bisa minta royalti mungkin kedua binatang itu udah jadi milyarder kali ya, hehehe.

Jangan terlalu baper guys, politik itu asyik kok. Meskipun saat ini, sosok Anies Baswedan lagi "deket" dengan Pak Surya Paloh dan Nasdem, well, itu biasa. Gak usah lebay deh.

Bagaimana rangkulan erat Paloh dan Sohibul Iman disela-sela pertemuan di akhir oktober kemarin, bisa membuat Jokowi cemburu lho, hal ini yang banyak dimaknai oleh banyak orang dan media massa. Dan Nasdem yang saat ini pun dijuluki kuda troya, oleh banyak media dan netizen. Kemana arahnya sih? Biarkan elite politik yang menjalaninya, kita masyarakat awam gak usah lebay memaknainya.

Apalagi yang menurut saya keren, saat Partai Gerindra masuk koalisi dan Pak Prabowo menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Indonesia Maju. Padahal banyak orang berkata, wow banget..."gak berkeringat" kok masuk kabinet sih? Padahal Pilpres 2019 kalau saya bilang Gerindra sangat keras dalam permainan politik untuk memenangkan capres-cawapresnya dengan segala cara.

Dan akhirnya, para elite politik di Indonesia sebenarnya memberikan pelajaran gratis bagi masyarakat dalam berpolitik. Jika diambil dan ditelaah dari sisi positif, saya secara pribadi menikmatinya. Sangat bermanfaat.

Jadi gak ada lagi yah cebong atau kampret, apalagi kadrun. Atau masih ada? Di politik menukar-nukar, memihak dan melawan antara satu dan yang lain adalah hal biasa. Jangan baper yah.

Udah gak sabar siapa yang bakal jadi capres-cawapres pada pilpres 2024. Dan apakah koalisi pemerintahan saat ini akan terus solid atau malah ada yang "berkhianat"? Dan apakah akan terjadi bongkar pasang menteri? Will see.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun