Mohon tunggu...
Bible CultureStudy
Bible CultureStudy Mohon Tunggu... Dosen - Pendidikan Kristen

Wadah untuk menjelaskan Bible dari Perspektif abad pertama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Alkitab Disebut Firman Tuhan tetapi Ditulis Manusia?

20 Juni 2019   12:44 Diperbarui: 28 Juni 2021   07:02 5314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Alkitab Disebut Firman Tuhan tetapi Ditulis Manusia? | freepik

BCS TALK SHOW FOR YOUTH:

ALKITAB DISEBUT FIRMAN TUHAN TETAPI KOK DITULIS OLEH MANUSIA?

Pertanyaan Bro Irgy tentang "Mengapa Alkitab disebut Firman Tuhan tetapi produknya ditulis oleh Manusia", menarik untuk dibahas.

ALLAH ITU ROH, MAU MENULIS PAKAI APA?

Jangan pikir Allah itu memiliki tangan fisik seperti manusia. Jangan bayangkan ada pabrik kertas dan toko tinta ada di Surga. Jangan batasi pengetahuan bahasa Allah itu hanya 1, misalnya bahwa Dia hanya mampu bahasa Arab. "Allah itu tidak sebodoh yang anda bayangkan" (mengutip suhu saya, Dr. Petrus Maryono). Jangan berharap dapat membaca Firman Allah jika FirmanNya menggunakan bahasa Surga. Berkhayal boleh aja, tetapi ya harus cerdas juga ya

Lalu gimana? Manusia mendapat kehormatan untuk dipakai oleh Allah menuliskan FirmanNya. Tangan, bahasa, budaya, dan pendidikan manusia digunakan oleh Allah untuk menyampaikan FirmanNya. Dalam konteks ini, Firman Allah yang tak terbatas itu perlu disampaikan dalam bentuk yang terbatas supaya dipahami oleh manusia.

Baca juga: Refleksi Alkitab: Allah Bertindak Memulihkan Hidup Manusia

Firman Allah bersifat supranatural, tetapi ketika diproduksi perlu cara-cara natural.

ALKITAB MENGANDUNG 2 DUNIA: SUPRANATURAL & NATURAL

Alkitab adalah penyataan khusus Allah kepada manusia. Alkitab adalah firman Allah dalam bentuk tulisan yang kualitasnya sama dengan firman Allah yang verbal. Karena Alkitab adalah Firman Allah, maka Alkitab memiliki natur Supranatural (kekal, ilahi, dll). Tetapi dalam proses mewujudkan Firman yang kekal ini, Allah memilih cara yang natural atau alamiah. Prosesnya dengan cara memilih manusia sebagai penulis FirmanNya. Prosedur ini disebut dengan istilah "Allah mengilhami para penulis pilihanNya".

Mengenai pengilhaman, salah satu teks yang paling terkenal dalam menjelaskannya terdapat dalam 2 Timotius 3:16, bahwa "segala tulisan diilhamkan oleh Allah" ( : pasa graphe theopneustos). Pasa artinya "semua". Graphe artinya "tulisan", dan "Theopneustos" berarti "ditiupkan, dibisiki, atau dihembusi".

Menurut kebiasaan dalam Perjanjian Lama, terdapat 4 cara tehnis yang digunakan oleh Allah dalam mengilhami para penulis, yaitu dengan; Bisikan Roh, Suara Ilahi, Penglihatan, dan mimpi. Pengalaman Musa, Samuel, Daniel, dan Abraham ketika menerima Firman Tuhan paling tidak mewakili 4 cara tehnis ini.

Peristiwa pengilhaman itu disebut kejadian supranatural karena Firman yang diterima oleh para penulis berasal dari Allah yang kekal. Aspek Natural atau alamiahnya terjadi ketika Firman itu dituliskan dalam bentuk huruf, frase, kalimat, paragraf, hingga berbentuk buku.

Proses memproduksi wahyu ini berjalan secara alamiah karena para penulis menggunakan budaya, zaman/periode, bahasa, alat tulis, dan tempat-tempat yang berbeda. Huruf dan bahan untuk menulis yang digunakan oleh Musa jauh lebih kuno dibandingkan dengan tulisan Yesaya, Mikha, atau para penulis Perjanjian Baru seperti Paulus. Dalam proses ini, Allah sebagai pengarang tunggal mengijinkan para penulis yang jamak itu mencatat segala firmanNya berdasarkan zaman dan budaya mereka, tetapi tetap dalam kontrol Allah sebagai pemberi sabda.

Jadi Firman yang diterima itu bersifat Supranatural/Kekal tetapi para penulis menggunakan alat dan budaya yang natural/alamiah.

ALKITAB ITU DI-ILHAM-KAN, BUKAN DI-DIKTE-KAN

Pengilhaman Alkitab tidak terjadi dengan cara di-diktekan. Jika Allah mendiktekan FirmanNya kepada para penulis, maka gaya tulisan-bahasa dan kosakata Alkitab akan bergaya bahasa Allah bukan? Tetapi faktanya Alkitab menggunakan gaya bahasa manusia normal. Artinya, tempat yang ditulis adalah tempat manusia, kisah yang ditulis sebagian cerita tentang manusia, budaya yang ditampilkan juga adalah budaya manusia.

Karena Firman itu berasal dari Allah, maka Dia menuntun para penulis untuk menggoreskan tinta masing-masing tanpa merampas kepribadian, budaya, dan zaman para penulis. Daud dan Salomo yang melankolis dituntun dan diijinkan Allah untuk menuliskan Firman Tuhan dalam bentuk puisi sesuai kebutuhan. Daniel, Yehezkiel, Mikha, dan Nabi lainnya dituntun dan diijinkan oleh Allah menuliskan FirmanNya dalam bentuk penglihatan bersifat simbolik sesuai kebutuhan jaman mereka. Paulus dan Rasul lainnya dituntun Allah untuk mendokumentasikan Firman Tuhan dalam bentuk surat.

Itu sebabnya corak, bentuk tulisan, gaya bahasa yang termuat dalam Alkitab itu beragam. Misalnya berbentuk Taurat seperti tulisan Musa, berbentuk kitab sejarah seperti kitab raja-raja, berbentuk nubuatan seperti kitab Nabi-Nabi, berbentuk puisi seperti Amsal-Mazmur, berbentuk Injil, atau berbentuk surat-surat.

Mengapa ini terjadi? Karena keadaan para penulis dan pembaca saat itu berbeda-beda. Berbeda dalam bahasa, sosial, spiritual, geografis, budaya, pendidikan, dan lain sebagainya. Allah hendak menyampaikan FirmanNya kepada manusia normal sehingga menggunakan cara-cara yang normal sesuai budaya dan zaman.

Baca juga: Cara Merenungkan Alkitab dengan Pendekatan Tokoh, Ini 7 Langkahnya

Hasilnya, Firman Tuhan memiliki corak dan gaya bahasa yang berbeda. Apakah Allah inkonsisten? Tidak. Keadaan manusia lah yang berbeda. Budaya dan bahasa jaman Musa di abad 15 SM tentu berbeda dengan keadaan Paulus di abad awal masehi. Tentu saja Allah tidak harus memaksakan kondisi peradaban kuno diterapkan di zaman modern bukan? Apa anda mau sekarang menulis dengan menggunakan paku di batu, tembok atau tulang binatang ?

Tetapi ingat, Allah mengontrol semua para penulis yang Ia pilih. Aspek supranatural dan natural berlaku di sini.

PARA PENULIS ALKITAB TIDAK MAMPU MENULIS SE-ENAK UDELNYA DEWE*

*Se-enak udelnya dewe (baca: semaunya sendiri).

Dalam konteks isi Perjanjian Baru (PB), telah banyak teman saya (ustadz) yang mengeluhkan dan meragukan perihal tulisan para rasul seperti misalnya tulisan Paulus. Mereka menganggap bahwa surat-surat Paulus dan tulisan rasul lainnya adalah hasil karangan sendiri. Yang benar aja loe !

Pertama. Para penulis PB diilhami oleh Allah, sama seperti Allah mengilhami para Nabi ketika menuliskan Perjanjian Lama (PL). Tulisan PB mendasarkan keyakinannya dari PL sehingga ada ratusan frase dalam PB yang berasal dari PL. Kutipan dalam bentuk kata, istilah, frase, hingga kalimat dari PL dikutip langsung oleh penulis PB.

Hubungan ini membuktikan bahwa antara Nabi dan Rasul itu seirama dalam teologi dan sejajar dalam posisi sebagai penulis Alkitab.
Kedua. Semua penulis PB dipandu dan didorong oleh Roh ketika mencatat surat-surat mereka.

Paulus menyebutkan bahwa perkataanya berasal dari hikmat Roh Allah (I Kor.2:13). Ia menegaskan bahwa perintah dan nasehat yang ia kirimkan kepada jemaat di Korintus sebagai perintah Tuhan (I Kor.14:37). Di surat yang lain, Paulus menyatakan bahwa berita yang mereka sampaikan adalah Firman Allah (I Tes.2:13).

Petrus mengingatkan bahwa perintah yang diucapkan oleh Nabi terdahulu dan Rasul yang sekarang merupakan perintah Tuhan (2 Pet.3:2). Petrus juga mengungkapkan bahwa segala tulisan para Nabi dan Rasul adalah dorongan dari Roh Kudus (2 Pet.1:21). Istilah "dorongan" dalam nats ini menggunakan kata "pheromenoi" yang berarti: Penulis Alkitab itu diombang-ambingkan oleh keinginan Roh sehingga tidak ada ruang bagi penulis Alkitab untuk menuliskan sebuah firman yang berazas "semau sendiri". Kami orang Suroboyo biasa pake "se-enak udelnya dewe" atau "sekarep wae".

Ketiga. Udah, cukup 2 aja karena sudah jelas.

Intinya, karena Alkitab adalah proyek dari Allah, maka Ia mengawasi semua para penulis. Ia adalah sutradara tunggal, karena itu semua aktor-aktor yang Ia pilih harus tunduk mengikuti skenario yang Ia susun sebelumnya.

Baca juga: Cara Memahami Apa Itu Alkitab secara Sederhana untuk Siapa Saja

KESIMPULAN

Pertama: Alkitab adalah Firman Tuhan yang ilahi - supranatural tetapi ditulis oleh dan dalam bentuk insani - natural. Obyek kepentingan dari Firman Tuhan adalah manusia normal sehingga Allah menggunakan cara yang normal dalam mewujudkan FirmanNya.

Kedua: Alkitab didesain oleh Allah sehingga para penulis yang dipilihNya tidak memiliki agenda diluar kehendak Allah. Para penulis diilhami, artinya mereka dipimpin, dikontrol, diawasi, atau dituntun oleh Allah secara ketat tetapi tanpa membuang sisi budaya para penulis.

Ketiga: Para penulis Alkitab bukan lah orang sembarangan. Allah memilih mereka berdasarkan hikmatNya sehingga anda tidak perlu menyadarkan atau mengingatkan Tuhan tentang latar belakang dan keadaan para penulis.

LINK VERSI FULL: youtube.com

Salam, 13 Juni 2019
Bible Culture Study

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun