Mohon tunggu...
Demus Bezakel
Demus Bezakel Mohon Tunggu... Mahasiswa

Futsal, sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Takut Gagal, Takutlah Jika Tidak Mau Mencoba

13 Oktober 2025   09:45 Diperbarui: 13 Oktober 2025   09:45 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: seorang pria sedang berjuang dalam tantangan|istockphoto

Pernahkah kamu menunda sesuatu karena takut gagal? Aku pernah. Bahkan, lebih dari sekali.

Dulu, aku sering ragu saat ingin memulai sesuatu yang baru entah dalam pelayanan, kuliah, atau hal-hal sederhana seperti ikut lomba menulis atau berbicara di depan umum. Ada suara kecil di dalam hati yang berkata, Bagaimana kalau gagal? Bagaimana kalau tidak berhasil? Dan anehnya, suara itu begitu kuat sampai-sampai aku benar-benar tidak jadi mencoba.

Namun suatu hari, aku sadar bahwa rasa takut itu bukan membuatku aman, tapi justru membuatku tidak berkembang. Aku memang tidak gagal, tapi aku juga tidak maju ke mana-mana.

Gagal Tapi Belajar

Aku masih ingat ketika pertama kali ikut lomba menulis di kampus. Saat itu aku penuh semangat, yakin bahwa tulisanku akan diperhitungkan. 

Tapi ketika hasilnya diumumkan, namaku bahkan tidak masuk daftar peserta terbaik. Rasanya kecewa sekali seolah semua usaha yang aku kerjakan tidak ada artinya. Aku sempat berpikir, Mungkin memang aku tidak punya bakat menulis.

Namun setelah beberapa hari merenung, aku mencoba membaca kembali tulisanku. Di situ aku sadar: bukan aku yang tidak bisa, tapi aku belum cukup belajar. Aku memperbaiki cara menulis, belajar dari artikel orang lain, dan terus mencoba lagi.

Beberapa bulan kemudian, aku menulis lagi kali ini tulisanku diterima dan bahkan mendapat banyak tanggapan positif di Kompasiana. Dari situ aku belajar bahwa kegagalan pertama bukan akhir, tapi awal dari proses pembentukan diri.

Gagal Itu Bukan Aib, Tapi Guru yang Jujur

Banyak orang takut gagal karena khawatir dianggap lemah. Padahal, gagal itu hal yang wajar. Gagal bukan berarti kita tidak mampu, melainkan kita sedang belajar cara yang lebih baik.

Lihatlah tokoh besar seperti Thomas Edison. Ia gagal ribuan kali sebelum berhasil menemukan bola lampu. Tapi ia tetap berkata, Saya tidak gagal, saya hanya menemukan ribuan cara yang tidak berhasil.

Begitu juga dalam kehidupan iman kita. Kadang kita merasa gagal menjadi pribadi Kristen yang baik gagal menahan emosi, gagal menjaga kekudusan, gagal dalam pelayanan. Tapi Tuhan tidak menilai kita dari berapa kali jatuh, melainkan dari seberapa besar kemauan kita untuk bangkit.

Aku sendiri pernah mengalami masa di mana aku merasa jauh dari Tuhan karena kesalahan yang aku buat. Tapi justru di saat terendah itu, aku belajar arti kasih karunia yang sejati. Aku sadar, kegagalan membuatku semakin bergantung kepada Tuhan, bukan kepada kemampuan diri sendiri.

Rasa Takut Itu Wajar, Tapi Jangan Biarkan Menguasai

Rasa takut tidak bisa dihindari. Tapi jangan biarkan ia menghentikan langkah kita. Aku pernah menunda pelayanan karena merasa belum siap. Takut salah, takut dinilai orang lain. 

Tapi ketika akhirnya aku memberanikan diri untuk maju dan melayani, aku merasakan sukacita yang luar biasa. Ternyata, keberanian bukan muncul sebelum kita bertindak, tapi setelah kita mulai melangkah.

Banyak dari kita menunggu momen "siap" untuk memulai. Padahal, kesempurnaan tidak akan pernah datang jika kita tidak mulai. Tuhan bekerja bukan lewat orang yang sempurna, tapi lewat orang yang mau taat dan berani melangkah.

Cobalah Selama Masih Ada Waktu

Hidup ini terlalu singkat untuk diisi dengan penyesalan. Aku sering mendengar orang berkata, Seandainya dulu aku berani mencoba. Kata seandainya lahir dari ketakutan yang tidak pernah dihadapi. Aku tidak mau hidup dengan kata itu. Karena setiap kesempatan yang Tuhan berikan hari ini adalah peluang untuk mencoba lagi, memperbaiki diri, dan menjadi lebih baik dari kemarin.

Mungkin saat ini kamu sedang berada di titik ragu. Antara mau mencoba atau mundur karena takut gagal. Percayalah, gagal itu tidak memalukan. Tapi menyerah sebelum mencoba, itulah yang membuat kita kehilangan kesempatan belajar dan berkembang.

Gagal Sekali, Bukan Berarti Gagal Selamanya

Kegagalan hari ini bukan akhir dari segalanya. Aku pernah melihat sendiri bagaimana sesuatu yang dulu gagal bisa berubah jadi berkat.

Contohnya, ketika aku dulu gagal memimpin sebuah kelompok kecil di kampus. Waktu itu aku merasa tidak mampu mengarahkan orang lain. 

Tapi pengalaman itu justru membuatku belajar menjadi pendengar yang lebih baik, dan sekarang aku bisa membimbing teman-teman dengan lebih sabar. Dari sana aku paham: Tuhan tidak membuang kegagalan kita, Ia menggunakannya untuk membentuk karakter kita.

Lebih Baik Gagal Daripada Tidak Pernah Mencoba

Keberanian untuk mencoba adalah tanda bahwa kita percaya pada potensi yang Tuhan berikan. Lebih baik gagal karena berani melangkah, daripada menyesal karena tidak pernah mencoba. Aku sendiri masih sering merasa takut, tapi kini aku tahu satu hal: Tuhan tidak menuntut kesempurnaan, Ia hanya ingin aku tetap setia melangkah.

Jadi, jika hari ini kamu merasa ragu, ingatlah ini Jangan takut gagal. Takutlah jika kamu berhenti mencoba. Karena di balik setiap langkah kecil yang kamu ambil, Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang besar untuk hidupmu.

Pesan dari pengalaman pribadiku:

Gagal itu menyakitkan, tapi diam tanpa mencoba jauh lebih menyedihkan. Setiap kali aku jatuh, aku belajar sesuatu yang baru. Dan setiap kali aku mencoba lagi, aku melihat kasih Tuhan bekerja dalam prosesku. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun