Setiap orang punya mimpi. Ada yang ingin sukses dalam pendidikan, ada yang bercita-cita menjadi pengusaha, ada pula yang berkeinginan sederhana hidup bahagia bersama keluarga.Â
Mimpi itu indah, bahkan sering memberi semangat untuk bertahan menghadapi kerasnya kehidupan. Tetapi, apakah mimpi itu cukup untuk membuat kita berhasil?
Jawabannya: tidak.
Sebab mimpi atau visi tanpa tindakan hanyalah sekadar khayalan belaka. Itu sebabnya ada pepatah yang mengatakan, "Vision without action is just hallucination." Visi tanpa aksi tidak akan pernah membawa kita ke mana-mana.
Visi Itu Kompas, Bukan Tujuan Akhir
Visi sering disalahartikan. Banyak orang mengira bahwa dengan punya visi besar, otomatis hidupnya akan sukses. Padahal, visi hanya ibarat kompas penunjuk arah. Ia menunjukkan tujuan, tapi tidak akan pernah membuat kita sampai ke tujuan itu jika kita tidak berjalan.
Bayangkan seseorang yang punya visi ingin menjadi dokter. Ia bermimpi memakai jas putih, menolong pasien, bahkan membayangkan dirinya dikenal sebagai dokter yang hebat.Â
Tetapi setiap hari ia malas belajar, lebih senang bermain gim atau tidur siang daripada membaca buku. Apakah mungkin ia menjadi dokter? Tentu tidak.
Visi hanya akan berarti jika ada usaha nyata. Tanpa itu, visi hanyalah seperti menatap bintang di langit sambil berkhayal suatu saat bisa terbang ke sana, tapi tidak pernah benar-benar membuat roket untuk meluncur.
Aksi: Jembatan Antara Mimpi dan Kenyataan
Aksi adalah jembatan yang menghubungkan visi dengan realisasi. Kita bisa bermimpi besar, tetapi jika tidak berani mengambil langkah kecil, maka mimpi itu akan selamanya menjadi mimpi.
Mari kita lihat contoh sederhana. Ada seorang mahasiswa yang punya visi ingin lulus dengan nilai terbaik. Ia menuliskan visinya di dinding kamarnya, bahkan menempelkan kata-kata motivasi.Â
Tetapi ketika ada tugas kuliah, ia malas mengerjakan. Saat ujian, ia mencontek karena tidak belajar. Visi yang ditulis indah-indah itu akhirnya hanya menjadi hiasan tembok.