Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[HORORKOPLAK] Ngeri

11 Januari 2017   22:26 Diperbarui: 11 Januari 2017   23:08 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Lomba Horor Koplak. (Foto: Koplak Yo Band)

Tulisan ini mulai diketik (baca: ditekan tombol laptopnya, bukan ngetikpakai mesin ketik ya) pada pukul 21.55 WIB. Hari telah malam, dan hanya dua jam lebih sedikit memasuki tengah malam. Gelap, sempat listrik mati sesaat, walaupun sekarang telah kembali normal. Namun gelap tetap terasa (ya, terasa bukan hanya terlihat. Soalnya, pas tadi masuk kamar mandi, lupa menyalakan lampu, gelap bingitzzzzzz di dalam).

Di luar juga gelap. Untung jalan-jalan di komplek perumahan masih ada lampu penerangan, walau pun tak banyak. Tapi terlihat, terkesan, dan terasa gelap, benar-benar nyata. Wssss, ... bulu kuduk saya berdiri, ..... ngeri ya? Ternyata itu hembusan angin AC di dalam ruangan yang mengenai tengkuk. Daripada masuk angin, saya pindah duduk untuk meneruskan tulisan ini.

Sekarang bahkan tepat pukul 22.00 WIB. Itu berarti makin malam, dan makin mengerikan. Kenapa? Membuka situs www.kompasiana.com, saya membaca salah satu tulisan pilihan, judulnya (5 Tahun Koplak  Yo Band) Jelang Deadline Lomba Cerita Horor Koplak. Penulisnya tentu saja Koplak Yo Band.

Betapa tidak mengerikan, ditulis jelas Deadline alias si Garis Mati. Selesai, habis perkara. Gak bisa diteruskan lagi.

Apalagi ini soal lomba menulis. Bagi yang pernah berprofesi atau pernah menjadi penulis atau pewarta, kata deadlinejelas kata yang mengerikan. Bertahun-tahun menekuni bidang penulisan, ketika masih bekerja jadi awak di salah satu media massa, paling ngeri memang menjelang deadline.

Waktu masih jadi reporter, kalau berita atau features (buat yang belum tahu artinya, minta tolong “Mbah Google” saja ya), menjelang deadline biasanya boss alias redaktur yang menjadi atasan langsung, bahkan kadang-kadang atasannya atasan seperti redaktur pelaksana, wakil pemimpin redaksi sampai pemimpin redaksi, mulai hilir-mudik di depan meja kerja. Kalau tidak ada di tempat, pasti ditelepon berkali-kali. “Mana beritanya? Udah mau deadline nih, cepetan!”.

Ketika sudah naik “pangkat” jadi asisten redaktur, redaktur, dan redaktur pelaksana, balik gantian hilir-mudik di depan meja reporter. Sambil stress, keringat mulai bercucuran, ngeri. Jangan-jangan beritanya tidak selesai, dan jangan-jangan tidak ada penggantinya. Bisa-bisa boss besar, Pemimpin Redaksi atau Pemimpin Umum, marah-marah, nih.

Sampai-sampai beberapa teman bela-belain menyelesaikan menulis berita atau features sampai malam hari, meski di kantor kata orang beberapa sudutnya agak mengerikan. Ah, sudahlah. Teman-teman memilih nekad, daripada dapat “surat cinta” yang mengerikan dari boss, SP alias Surat Peringatan. Bisa juga sih gak diberi SP, tapi ditegur habis-habisan di depan rapat redaksi. Malunya itu, bah.

Jadi, Koplak Yo Band jelas-jelas membuat tulisan mengerikan, pakai judul ditulis deadline segala. Yang tambah mengerikan kan kalau “macet” ide menulis, meski bahan tulisannya cukup banyak. Seperti sekarang, gara-gara Koplak Yo Band, saya jadi ngeri. Macet ide nih, nulis apaan ya? Tinggal sebentar lagi deadline penutupan lomba.

Ah, pasrah aja deh.  Lagi pula ini bukan soal menang atau kalah, tapi menulis sesuatu yang akhirnya siapa tahu menang. Lho, kok menang juga yang dipikirin?! Ya, iyalah. Ngapain nulis panjang-panjang ikut lomba kayak gini tapi gak menang. Udah deh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun