Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

“Berburu” Tanda Tangan di Peluncuran Prangko

15 Mei 2016   20:38 Diperbarui: 15 Mei 2016   20:44 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika, Ibu Woro Indah Widiastuty, menyerahkan cenderamata kepada Dutabesar Kerajaan Thailand untuk Indonesia, Yang Mulia Bapak Paskorn Siriyaphan, pada peluncuran penerbitan prangko bersama Indonesia-Thailand di Museum Nasional Indonesia, 10 Mei 2016. Di latar belakang tampak Direktur Utama PT Pos Indonesia, Bapak Gilarsi W. Setiono. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)

Ketika mendapat undangan untuk menghadiri acara peluncuran penerbitan prangko bersama Indonesia-Thailand di Museum Nasional pada 10 Mei 2016, segera saya mengajak dua anggota komunitas Indonesia Scout Journalist (ISJ) – komunitas pewarta pramuka dan pramuka pewarta – untuk meliput acara itu. Tentu saja sebelumnya saya telah meminta izin kepada pihak yang mengundang, yaitu dari Direktorat Pos, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Maka pada tanggal yang ditentukan, saya pun telah berada di Museum Nasional yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, sejak satu jam sebelum acara dimulai. Tak lama kemudian, dua anggota ISJ hadir pula. Mereka adalah Kak R. Andi Widjanarko dan Kak Hamas Alrafsanjani.

Sebelumnya, saya sempat membeli tiga lembar Sampul Hari Pertama (SHP) penerbitan prangko bersama itu, yang dijual di depan pintu masuk ruang acara. Benda yang disebut SHP adalah amplop yang di bagian kiri depan tercetak gambar dan tulisan terkait penerbitan prangko dimaksud, kemudian di bagian depan kanan atas ditempelkan prangko yang diterbitkan itu serta dibubuhkan cap atau stempel pos khusus hari terbit pertama. Biasanya cap pos itu bergambar dan diberi nama tempat kota tempat penerbitan serta tanggal hari terbit pertama.

Untung saya membelinya sewaktu masih tersedia, karena tak berapa lama kemudian sold out, habis terjual semuanya. Sengaja saya membeli tiga lembar, karena dua akan saya bagikan masing-masing selembar kepada kedua anggota komunitas ISJ itu, dan satu lagi untuk saya pribadi.

Di kalangan filatelis – sebutan untuk kolektor prangko dan benda pos lainnya – serta kolektor benda-benda memorabilia, ada kecenderungan untuk mencari tanda tangan tokoh-tokoh penting yang menghadiri suatu acara. Hal ini bahkan “menggila” karena semua berebut meminta tanda tangan, kalau yang hadir adalah artis atau olahragawan terkenal.

ramayana-2-57387a346723bd88075f76e4.jpg
ramayana-2-57387a346723bd88075f76e4.jpg
Sampul Hari Pertama (SHP) penerbitan prangko bersama Indonesia-Thailand dengan tanda tangan Dutabesar Kerajaan Thailand untuk Indonesia, Yang Mulia Bapak Paskorn Siriyaphan. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)

Kali ini, yang hadir adalah Dutabesar Kerajaan Thailand untuk Indonesia, Yang Mulia Bapak Paskorn Siriyaphan. Sedangkan dari pihak Kementerian Kominfo hadir Staf Ahli Menteri, Ibu Woro Indah Widiastuty. Tentu saja kedua orang ini menjadi yang “diburu” tanda tangannya oleh para filatelis dan kolektor memorabilia. Tapi bukan hanya mereka. Di acara itu juga hadir Direktur Utama PT Pos Indonesia, Bapak Gilarsi W. Setiono, serta Kepala Museum Nasional Indonesia, Ibu Intan Mardiana. Kami beruntung bisa mendapatkan tanda tangan keempat tokoh itu di atas SHP penerbitan prangko bersama Indonesia-Thailand.

Hubungan diplomatik antara kedua negara telah dimulai secara resmi sejak 7 Maret 1950. Tetapi bukan hanya itu. Jauh sebelumnya, kedua negara telah saling berhubungan dengan baik. Dari data sejarah diketahui, bahwa sejak abad ke-8 Masehi telah ada hubungan antara Indonesia dan Thailand. Terutama saat jayanya Kerajaan Sriwijaya yang terletak di selatan Pulau Sumatera. Sejumlah peninggalan dari kerajaan itu ditemukan di Chaiya, sebuah kota di Provinsi Surat Thani, Thailand.

Setelah itu, hubungan makin berkembang. Raja Rama V (Chulanglongkorn) pernah beberap kali berkunjung ke tanah Jawa. Pada 5 Mei 1896, Raja Chulalongkorn menghadiahkan patung Gajah dari perunggu, yang kini bisa kita saksikan terletak di halaman depan Museum Nasional Indonesia. Jadi tahun ini, tepat 120 tahun patung Gajah berada di Indonesia. Tak heran bila Museum Nasional Indonesia dijadikan sebagai tempat acara peluncuran prangko tersebut.

ramayana-1-57387aa45b7b61030bd6d7c9.jpg
ramayana-1-57387aa45b7b61030bd6d7c9.jpg
Pertunjukan tarian Ramayana dari para seniman Wayang Orang Bharata. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun