Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kartini, Panutan Pandu Sejak Sebelum Indonesia Merdeka

22 April 2025   15:16 Diperbarui: 22 April 2025   15:44 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartupos R.A. Kartini. (Foto: Koleksi Suherman Tan)

Sebagian informasi bagi pembaca, KBI adalah singkatan dari nama organisasi Kepanduan Bangsa Indonesia. KBI bersama Pandu Rakyat Indonesia yang mencetak lembar lagu "R.A. Kartini" adalah dua organisasi kepanduan besar yang populer, sebelum akhirnya seluruh organisasi kepanduan yang ada menyatukan diri dalam wadah Gerakan Pramuka pada 1961.

Organisasi KBI itu sendiri sudah berdiri sejak 1930, yang dirintis oleh sejumlah tokoh organsiasi kepanduan yang telah ada sebelumnya. Dari catatan, perintis KBI antara lain para tokoh dari Jong Java Padvinderij yang kemudian berubah nama menjadi Pandoe Kebangsaan, Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO), dan Pandoe Pemoeda Soematra (PPS).

Bagian belakang foto para pandu di Makam RA Kartini. Tertulis tanggal 17 April 1932. (Foto: Koleksi Suherman Tan)
Bagian belakang foto para pandu di Makam RA Kartini. Tertulis tanggal 17 April 1932. (Foto: Koleksi Suherman Tan)

Dua tahun setelah terbentuk KBI, sebagaimana narasi yang ditulis di bagian belakang foto itu, para pandu KBI mengadakan ziarah ke makam RA Kartini, yang meninggal dunia pada 17 September 1904 dan dimakamkan di Bulu, Rembang, Jawa Tengah. Hal ini menandakan bahwa jauh sebelum Indonesia merdeka, Raden Ajeng Kartini memang telah menjadi panutan para pandu di negara kita. Bukan terbatas pada pandu putri, tetapi juga dihormati oleh para pandu putra.

Sumber Sejarah

Logo Indonesia Scout Collectors Society. (Foto: ISCS)
Logo Indonesia Scout Collectors Society. (Foto: ISCS)

Begitulah, lembar-lembar kertas dari masa lalu, kartupos, foto, dan lainnya, dapat menjadi sumber sejarah yang bermanfaat. Itulah sebabnya, kita patus memuji dan menghargai upaya para kolektor memorabilia kepanduan, yang dengan tekun mengoleksi beragam benda terkait kepanduan dan kepramukaan.

Saat ini, telah terbentuk perkumpulan kolektor memorabilia kepanduan atau dalam Bahasa Inggris disebut Indonesia Scout Collectors Society (ISCS). Perkumpulan dengan Ketua Dewan Pembina, Kak Ahmad Rusdi, yang pernah menjadi Kepala Rumah Tangga Istana Presiden RI serta Dutabesar RI di Yunani dan Thailand.

Perkumpulan dengan ketuanya, Kak Djoko Adi Walujo, yang merupakan seorang tokoh pendidikan, terus berusaha mengumpulkan semua memorabilia dan dokumen bersejarah kepanduan Indonesia. Tujuannya, agar sejarah gerakan pendidikan kepanduan di Indonesia dapat lebih jelas diketahui secara luas. Jadi, para kolektor itu bukan sekadar mengumpulkan, tetapi sekaligus merawat dan melestarikannya.

Semoga suatu saat, semua memorabilia kepanduan yang ada dapat ditampilkan dalam Museum Kepanduan Indonesia (Indonesia Scouting Museum), sebagai bagian dari tempat pembelajaran kepanduan bagi masyarakat luas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun