Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Baden-Powell, Seorang Patriot Sejati

26 Februari 2024   10:24 Diperbarui: 26 Februari 2024   16:44 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Pramuka raksasa dibentangkan. (Foto: Panitia PSC 2024)

Peringatan Hari Baden-Powell, yang diadakan untuk memperingati jasa Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell, dirayakan di berbagai tempat. Termasuk dilaksanakan pula di Kota Tangerang, Provinsi Banten. Pelaksanaannya digelar di Stadion Benteng Reborn, pada Sabtu, 24 Februari 2024 malam hari, yang juga sekaligus merupakan penutupan dan pengumuman pemenang Patriot Scout Competition (PSC) 2024. Lomba kepramukaan tersebut diikuti oleh 167 regu dan sangga Pramuka Penggalang, Penegak, dan Pandega dari wilayah Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Hadir dalam acara tersebut adalah Pj. Wali Kota Tangerang, Dr. Nurdin, Ketua Kwarcab Kota Tangerang Suli Rosadi, S.Sos, dan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Tangerang, Dr. Kaonang, S.Sos, MM. Di luar mereka, hadir pula dua Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 2018-2023, Kak Ahmad Rusdi dan Kak Berthold Sinaulan.

Pj. Wali Kota Tangerang, Dr. Nurdin. (Foto: Mutiara Adriane)
Pj. Wali Kota Tangerang, Dr. Nurdin. (Foto: Mutiara Adriane)

Sejumlah tokoh Pramuka lainnya, seperti Kak Supriyadi yang aktif langsung dalam kegiatan PSC 2024,  Kak Andi Widjanarko, Kak Sudjono Adi, Kak Jayadi Kusumah, Kak Seno Novianto, dan lainnya, ikut pula memeriahkan acara tersebut. Sebagian menggunakan kostum a la Baden-Powell, lengkap dengan topi dan tongkatnya.

Pada kesempatan itu, Kak Berthold Sinaulan menyampaikan kisah inspiratif tentang Baden-Powell yang diberi judul "Baden-Powell, Seorang Patriot Sejati". Berikut kisah lengkapnya yang disampaikan di depan sekitar 1.000 anggota Gerakan Pramuka yang hadir dalam acara tersebut.


Kak Berthold Sinaulan menyampaikan renungan inspiratif Baden-Powell. (Foto: Mutiara Adriane)
Kak Berthold Sinaulan menyampaikan renungan inspiratif Baden-Powell. (Foto: Mutiara Adriane)

Apa Itu Patriotisme?

Robert Stephenson Smyth Baden-Powell yang kemudian diberi gelar kebangsawanan, Lord, dan disebut Lord Baden-Powell adalah Bapak Pandu Sedunia. Beliau dilahirkan pada 22 Februari 1857, dan tanggal kelahirannya sekarang diperingati sebagai Hari Baden-Powell.

Hari ini, kita berkumpul bersama memperingati Hari Baden-Powell ke-167. Bukan kebetulan pula bila hari ini pula kita juga mengikuti upacara penutupan kegiatan Patriot Scout Competition 2024. Baden-Powell sesungguhnya adalah seorang patriot sejati.

Seperti kita ketahui, patriot adalah sebutan bagi seseorang dalam kehidupannya menunjukkan sifat dan semangat patriotisme. Apa itu patriotisme? Patriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah, dan rela berkorban demi bangsa dan negara. Patriotisme berasal dari kata "patriot" dan "isme" yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau "heroism" (heroisme) dan "patriotism" (patriotisme) dalam bahasa Inggris.

Sejumlah tokoh Pramuka yang hadir mengenakan kostum a la Baden-Powell. (Foto: Mutiara Adriane)
Sejumlah tokoh Pramuka yang hadir mengenakan kostum a la Baden-Powell. (Foto: Mutiara Adriane)

Jadi dalam diri seorang patriot juga ada semangat dan jiwa kepahlawanan. Hal itu telah ditunjukkan secara nyata oleh Baden-Powell. Sebagai kolonel di Angkatan Darat Kerajaan Inggris, Baden-Powell telah berhasil mempertahankan Mafeking (sekarang namanya Mafikeng di negara Afrika Selatan) dari serangan musuh selama 217 hari.

Selama hampir setahun, kota Mafeking digempur habis-habisan oleh musuh. Baden-Powell sebagai komandan pasukan di sana sempat kewalahan, apalagi persediaan amunisi maupun makanan dan perlengkapan lainnya semakin menipis. Namun, Baden-Powell terus bersemangat memimpin langsung, menunjukkan contoh perilaku seorang pemimpin seharusnya kepada para anak buahnya.

Akhirnya setelah 217 hari, barulah datang bantuan dari Inggris, dan pasukan Baden-Powell bisa memenangkan pertempuran. Baden-Powell kemudian pulang ke Inggris dan disambut sebagai pahlawan negaranya.

Namun, Baden-Powell tidak terlena dengan puji-pujian yang diberikan kepadanya. Sebaliknya, jiwa patriotismenya terusik melihat pemandangan di sekitar London, kota tempat tinggalnya. Dia melihat banyak anak dan remaja yang kurang diperhatikan orangtua, karena orangtua mereka sibuk bekerja. Saat itu, Inggris baru memasuki masa yang disebut "Revolusi Industri", dan dengan kemajuan peralatan pabrik saat itu, maka berbagai industri dan perusahaan di Inggris membutuhkan banyak tenaga kerja. Orang-orang dewasa, lelaki dan perempuan, kemudian sibuk dalam pekerjaan. Akibatnya, anak-anak mereka kurang diperhatikan.

Pemandangan peringatan Hari Baden-Powell di Kota Tangerang. (Foto: Panitia PSC 2024)
Pemandangan peringatan Hari Baden-Powell di Kota Tangerang. (Foto: Panitia PSC 2024)
Maka, muncullah kenakalan-kenakalan remaja, yang bahkan sudah menjurus pada tindak kriminalitas. Baden-Powell lalu berpikir, bagaimana caranya agar anak-anak dan remaja di sana bisa tetap aktif berkegiatan, tetapi tidak melakukan kegiatan yang merusak dan berbagai kenakalan remaja lainnya?

Inilah yang melatarbelakangi lahirnya kegiatan yang sekarang dikenal dengan nama gerakan kepanduan. Gerakan kepanduan yang dimulai di Inggris pada 1907 itu, kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia-Belanda pada 1912.

Gerakan kepanduan juga mendidik anak-anak dan remaja untuk berjiwa patriotisme. Hal itu dapat kita lihat misalnya dari tujuannya, yang di Indonesia dituliskan dalam tujuan Gerakan Pramuka, baik di Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010, maupun di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

Tujuan Gerakan Pramuka adalah untuk membentuk setiap Pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa PATRIOTIK, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki berkecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negeara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan.

Kalau kita memperhatikan Kode Kehormatan berupa Dwi Satya dan Tri Satya serta Dwi Darma dan Dasa Darma Pramuka, di situ juga jelas tercantum betapa jiwa patriotisme dan semangat bela negara, harus terus diupayakan setiap anggota Gerakan Pramuka.

Berfoto bersama usai acara peringatan Hari Baden-Powell 2024 di Kota Tangerang (Foto: Panitia PSC 2024)
Berfoto bersama usai acara peringatan Hari Baden-Powell 2024 di Kota Tangerang (Foto: Panitia PSC 2024)
Contohnya di dalam Tri Satya Pramuka disebutkan, demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh: menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila; menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun Masyarakat; menepati Dasa Darma.

Sedangkan dalam Dasa Darma Pramuka antara lain disebutkan pada Darma ke-3, bahwa seorang Pramuka itu adalah "patriot yang sopan dan kstaria". Darma-darma lainnya dalam Dasa Darma Pramuka pun sebenarnya berkaitan erat dengan sikap seorang patriot sejati sebagaimana yang ditunjukkan Baden-Powell.

Dunia Lebih Baik

Namun, ada hal penting yang perlu kita perhatikan dalam semangat patriotisme Baden-Powell. Meskipun mementingkan perlunya menjaga nama baik bangsa dan negara, tetapi Baden-Powell juga mengajak semua Pandu dan Pramuka di mana saja untuk terus mengembangkan pula semangat persaudaraan. Baden-Powell pernah berkata, "Seorang Pandu atau Pramuka adalah teman bagi semua orang, dan seorang saudara bagi Pandu atau Pramuka lainnya".

Semangat patriotisme Baden-Powell bukan semata-mata mempertahankan bangsa dan negara sendiri, tetapi juga mempertahankan persaudaraan seluas dunia. Hal itu tercermin dalam slogan World Scouting atau gerakan kepanduan sedunia yaitu, "Scouts, creating a better world" atau bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi "Para Pandu atau Para Pramuka, membantu menciptakan dunia yang lebih baik".

Para tokoh Pramuka Indonesia. (Foto: Mutiara Adriane)
Para tokoh Pramuka Indonesia. (Foto: Mutiara Adriane)

Marilah dengan semangat patriotisme itu kita jadikan juga bangsa dan negara kita, dan khususnya Kota Tangerang yang berulang tahun ke-31 menjadi kota yang lebih baik bagi semua orang.

Selamat Hari Baden-Powell ke-167 dan selamat ulang tahun ke-31 Kota Tangerang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun