Mohon tunggu...
Bert Toar Polii (Bertje)
Bert Toar Polii (Bertje) Mohon Tunggu... Editor - Atlet, Pelatih, Jurnalis Bridge

Lahir 30 Agustus 1953 di Tondano. Penerima Satya Lancana Dharma Olahraga dari Presiden Jokowi, Atlet legenda dari Menpora dan Tuama Leos, Keter wo Nga'asan dari Rukun Keluarga Besar Ratulangi saat memperingati 128 tahun Dr. GSSJ Ratulangi. Sampai sekarang masih aktif sebagai atlit, pelatih dan jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pemikiran HN Sumual (Om Ventje) Tentang Seho

17 Januari 2023   10:12 Diperbarui: 17 Januari 2023   10:23 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PEMIKIRAN H N SUMUAL (Om Ventje) TENTANG SEHO

Oleh: Bert Toar Polii

Alm. HN Sumual atau akrab dipanggil Om Ventje selama hampir 15 tahun tak kenal lelah mengkampanyekan system pembangunan ekonomi dengan melibatkan rakyat banyak dan memperhatikan lingkungan hidup dan baru diikuti oleh pemerintah.

Ini komentar Theo Sambuaga mengenai hal ini: "dia juga selalu mendorong masyarakat untuk menanam pohon seho atau aren. Karena pohon ini bisa dijadikan sumber bahan bakar alternatif yaitu bioethanol. "Beliau menganjurkan ini sudah dari 15 tahun lalu sementara pemerintah baru menganjurkan lima tahun belakangan ini," jelasnya.

Inilah pemikirannya :

Menurut almarhum, sistim pembangunan harus mengutamakan program-program yang melibatkan sebanyak-banyaknya warga masyarakat dan sekaligus bersifat sustainable. Suistainable development, pembangunan yang berkelanjutan, artinya selalu harus menjaga daya dukung lingkungan alam, baik yang langsung bagi kehidupan manusia maupun dukungan alam dalam hal menyediakan bahan baku untuk aktivitas produksi.Nah, berdasa pertimbangan factor-faktor yang mutlak diperhatikan itulah maka belakangan ini saya tak henti-hentinya mengkampanyekan gerakan penanaman dan pemanfaatan pohon seho. Penanaman pohon seho secara missal ini membawa sekaligus 3 (tiga) manfaat besar dalam menjawab permasalahan yang dihadapi bangsa ini.Inilah tiga manfaat besar terbut :

Manfaat Pertama,

Seho sebagai sumber energy

Saguer (nira) dapat diproduksi menjadi ethanol, bahan bakar alternative. Bayangkan, bangsa kita, daerah-daerah kita, menjadi produsen besar bahan bakar. Di tanah Minahasa saja, jika 100 ribu HA lahan ditanami pohon seho, bisa menghasilkan 1 juta barel per-hari. Kalau rakyat Indonesia menanam 5 milyar pohon, secara rata-rata tiap orang menananm 25 pohon, kita nanti akan menghasilkan ethanol sebanyak 60 an juta barel per-hari atau sama dengan produksi BBM seluruh dunia saat ini.! Jadi, manfaat yang paling kecil yang bisa didapat, Negara ini tidak harus impor BBM, rakyat tak harus menderita setiap terjadi fluktuasi harga BBM di pasaran internasional.

Belum lagi kalau kita ingat, minyak bumi itu secara pasti semakin langka dan bahkan akan habis. Kenapa, karena minyak bumi berasal dari sumber yang non-renewable, minyak bumi berasal dari fosil. Sedang saguer atau pohon seho jelas renewable, setiap saat bisa tanam lagi.

Ada lagi keunggulan saguer sebagai sumber bahan bakar, yaitu kalau nanti teknologi dunia semakin disiapkan untuk menggunakan hydrogen sebagai energy alternative. Saguer adalah sumber hydrogen yang proses produksinya relative lebih gampang disbanding bahan baku lain, lebih ekonomis.

Manfaat Kedua,

Produksi ethanol dari pohon seho ini benar-benar melibatkan sebanyaknya rakyat.

Dari proses pembibitan, tanam, panen dan seterusnya. Perusahaan raksasa internasional, oil companies, itu toh tidak bisa menyadap nira (batifar orang Tondano bilang). Kalaupun mereka bisa membeli lahan sangat besar untuk perkebunan seho, mereka harus menyewa tenaga dari masyarakat dengan upah yang tinggi, karena rakyat sendiri sudah cukup makmur dari pohon seho di halamannya masing-masing. Income setiap warga akan naik tinggi. Dengan perbandingan harga dan tingkat biaya sekarang saja, setiap pemilik 1 HA yang ditanami seho bisa meraih untung bersih hampir Rp. 1 juta sehari. Produksi ethanol dari seho ini jelas menjadi solusi atas masalah pengangguran yang sangat besar di Negara kita. Tidak hanya membuat rakyat banyak mendapat pekerjaan, tidak asal dapat kerja tapi juga member penghasilan yang tidak sedikit.

Masyarakat di daeraha memang agak trauma dengan sistim pertanian monokultur yang pernah mereka jalani, seperti cengkeh, jagung yang sekali anjlok di pasar akan menghancurkan seluruh hidupnya. Tidak begitu kalau seho, tidak perlu monokultur, karena dia tidak mendominasi lahan. Tetap bisa dilakukan penanaman tumpang sari, cabe, sayuran, jagung, padi lading dan lain-lain. Tanaman tumpang sari ini bisa langsung menghasilkan uang bagi rakyat sebelum seho berproduksi. Bahkan, cengkeh bisa ditanam. Lagi pula output produksi dari seho bukan hanya satu. Selain untuk ethanol, alcohol sebagai bahan kimia dasar, gula, tepung dan masih ada lagi ijuk. Kayunya pun bisa dijadikan bahan baku kertas.

Manfaat Ketiga:

Manfaat seho dan ethanol dalam melestarikan lingkungan hidup.

Untuk pembangunan berkelanjutan, manfaat seho dan ethanol buat lingkungan hidup ada beberapa sekaligus. Pohon seho merupakan jenis tanaman yang sangat diandalkan untuk pembentukan kawasan resapan air, catchment area, sehingga bisa mencegah erosi serta ancaman lanjutan yakni banjir.Dengan demikian bisa lebih menjamin pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat maupun sistim irigasi untuk pertanian. Danau Tondano, misalnya : kalau catchment area disekitarnya bisa berfungsi, sehingga volume air dalam danau secara kontinyu cukup besar, bisa dibangun turbin-turbin pembangkit tenaga listrik disepanjang sungai yang mengalir dari danau Tondano. Karena danau berada di wilayah pegunungan, sekian meter diatas permukaan laut, sungainya mengalir turun sampai ke pantai Manado, kebutuhan listrik sejumlah daerah bisa di supply dari sini.

Nah, masalah energy listrik juga teratasi. Dan ini, PLTA jadi tidak membawa polusi, beda dengan misalnya PLTU atau lain. Pohon seho sangat baik untuk mencegah erosi dan pembentukan , catchment area. Tanaman lain, seperti jagung dan jarak, justru menipiskan lapisan humus tanah disamping tidak bisa diandalkan untuk , catchment area. Dampak akan terasa jika sudah dalam jumlah yang sangat besar untuk produksi bahan bakar, bisa jadi wilayah tandus.

Tanam banyak pohon seho pun tak hanya bermanfaat sebagai reboisasi, tapi juga bermanfaat sebagai penyerap CO2 dan pelbagai gas racun.Kita tahu zat-zat tersebut berbahaya bagi manusia dan juga menipiskan ozon di atmosfir kita. Lapisan ozon adalah filter yang menyaring sinar matahari sehingga waktu tiba di permukaan bumi ataupun biosfir tak lagi membakar tapi sebaliknya menyehatkan mahluk hidup.

Nah, pohonnya bermanfaat banyak buat lingkungan hidup demikian juga dengan hasilnya ethanol sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. Hasil pembakaran ethanol yang dipakai kendaraan bermotor atau mesin lainnya tidak menghasilkan gas buangan yang menjadi polusi, non-polutan.

Dalam rangka aspek environment inilah, kalau orang Tanya darimana dana besar untuk gerakan missal penanaman seho, bisa langsung ditunjuk pada dana reboisasi yang memang di anggarkan pemerintah. Malahan masih jauh dibawah dana reboisasi pemerintah. Kalau tujuan reboisasi, cukup pohon seho yang berumur 2-3 tahun sudah berfungsi optimal.

Jadi, manfaat seho ini sekaligus untuk menyelamatkan lingkungan hidup, untuk tersedianya energy pengganti minyak bumi yang akan habis, untuk mengatasi problem pengangguran yang merupakan masalah kronis bangsa ini, dan untuk peningkatan ekonomi rakyat menuju kemakmuran.

Dikutip dari : Wawancara eksklusif dengan Ventje Sumual oleh : BE Matindas.

Suatu sumbangan pikiran yang memiliki visi jauh kedepan. Mari torang sama-sama wujudkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun