Mohon tunggu...
Bert Toar Polii (Bertje)
Bert Toar Polii (Bertje) Mohon Tunggu... Editor - Atlet, Pelatih, Jurnalis Bridge

Lahir 30 Agustus 1953 di Tondano. Penerima Satya Lancana Dharma Olahraga dari Presiden Jokowi, Atlet legenda dari Menpora dan Tuama Leos, Keter wo Nga'asan dari Rukun Keluarga Besar Ratulangi saat memperingati 128 tahun Dr. GSSJ Ratulangi. Sampai sekarang masih aktif sebagai atlit, pelatih dan jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Pemahaman Aturan Dasar Bermain Bridge Masih Lemah

16 Januari 2023   08:08 Diperbarui: 16 Januari 2023   08:19 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Bert Toar Polii

Olahraga bridge di Indonesia telah berkembang pesat dan menarik kaum pelajar/mahasiswa untuk menekuninya.
Ini berawal tahun 2002 ketika  program Bridge Masuk Sekolah mulai diluncurkan.

Faktor lain yang menunjang. Telah  ditemukan program mini bridge atau cara mengajar bridge sehingga tidak membosankan.

Mini Bridge itu adalah bermain bridge tanpa bidding sehingga mudah untuk mempelajarinya. Selain itu tanpa teori bertele-tele yang membuat bosan para pemain yang ingin menekuni bridge.

Kenapa? Karena melalui mini bridge pemain hanya diajarkan sedikit teori dasar selanjutnya bisa langsung bermain dan malah bisa langsung bertanding.

 
Namun sayangnya walaupun telah diterbitkan oleh PB Gabsi beberapa buku petunjuk dasar mengajar baik mini bridge maupun bridge hanya sedikit guru bridge atau pelatih  yang menggunakannya saat mengajar.

Akibatnya banyak pemain paham bermain bridge tapi tidak mengenal aturan dasar dan konvensi dasar yang wajib diketahui.

Dulu memang sedikit bermasalah karena umumnya buku bridge berbahasa Inggeris dan harganya cukup mahal dan sulit dibeli langsung di toko buku karena tidak ada yang menjualnya di Indonesia.

Beruntung sekarang masalah ini sudah teratasi dengan banyaknya literature tentang bridge yang bisa didapatkan secara gratis di internet. Problem bahasa juga teratasi dengan adanya "google translate" yang memudahkan.

Penulis ingin membahas hal ini karena membaca protes seorang pemain yang mengikuti Pelangi Invitational Master Pairs beberapa waktu yang lalu.
Ia mengajukan protes karena jalannya penawaran yang terjadi di mejanya.
Papan 2/T/US
Barat Utara Timur Selatan
Pass  Pass    1S    //
Ia protes karena ternyata pegangan timur :
S 86543
H A832
D Q5
C K9

Alasan yang protes karena timur  tidak memenuhi syarat untuk opening bid. Tentu saja protes ini tidak diladeni karena sesuai aturan dasar bridge pada tangan ketiga, sudah biasa pemain melakukan opening bid dengan point yang tidak memenuhi syarat untuk opening sesuai convention card.

Namun protes ini memberi kesan, walaupun sudah ikut bertanding di turnamen master pairs masih ada saja yang kurang memahami aturan dasar bridge,

Selanjutnya mari kita bahas tentang konvensi dasar bridge. Ketika mulai belajar sistim, untuk melengkapi sistim diajarkan beberapa konvensi dasar untuk melengkapi.

Barabara Seagram & Marc Smith dalam bukunya "25 Conventions You Should Know" secara gamblang telah menuliskan 25 konvensi yang menjadi dasar yang patut diketahui oleh seorang pemain bridge.

Kalau di luar negeri umumnya para pengajar bridge akan memprioritaskan ini saat mengajar. Para pemain wajib mengetahui dan memahami sehingga tidak terjadi banyak salah pengertian terutama ketika bermain dengan bukan partner tetap.

Penulis pernah mengalami beberapa puluh tahun lalu ketika ada pemain yang menanyakan arti konvensi tertentu di luar negeri. Usut punya usut ia ternyata di ajak pemain asing untuk ikut turnamen pasangan. Nah ketika diskusi tentang konvensi yang akan digunakan, pemain tersebut hanya menyebut nama konvensi. 

Pemain kita hanya mengiakan saja tanpa tahu apa konvensi yang digunakan. Beruntung penulis cukup menguasai sehingga bisa memberikan penjelasan. Ya penulis juga mengalami saat diajak berpasangan dengan pemain dari luar negeri, karena terbatasnya waktu untuk diskusi ya hanya menyebut sistim yang digunakan plus beberapa nama konvensi untuk melengkapi.


Mari kita kembali ke papan diatas.
Selatan dengan pegangan ini memilih pass.
S AKJ1097
H 109
D AKJ
C 72
Utara  yang pegang ini ikut pass.
S --
H KQ65
D 7642
C QJ854

Bisa dibayangkan kalau pemain selatan mengenal konvensi dasar "balancing double" maka pada papan ini ia akan melakukan double dan seandainya lawan pass betapa beruntungnya mereka.

Semua tahu tentang aturan overcall. Balancing tidak berbeda perlakuannya hanya saja jumlah HCP atau pointnya yang berbeda. Kalau overcall bisa 9 HCP maka balancing hanya dikurangi 3 HCP atau bisa 6 HCP. Take out double juga sama. Dengan bentuk 3 suiter pendek warna lawan bisa take-out dengan 11 HCP bahkan ada yang agresive malah cukup 10 HCP maka pada posisi balancing bisa 8 HCP atau mungkin juga 7 HCP.

Kenapa ini dilakukan karena kita akan melindungi pasangan kita, terutama jika pegangan pasangan kita seperti diatas yang tidak bisa beraksi langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun