Bridge Solo Termasuk Cukup Sukses
KejurnasOleh : Bert Toar Polii
Ditengah kondisi ekonomi yang kurang baik, pandemic covid-19 juga belum reda serta berbagai kendala lain, seperti banyak daerah yang baru menyelenggarakan atau sedang menyelenggarakan Porprov, tiket yang mahal serta uang pendaftaran yang dikeluhkan banyak peserta karena menurut mereka cukup mahal akhirnya penyelenggaraan Kejurnas Bridge Solo 2022 Â termasuk cukup sukses.
Keinginan kuat para pemain bridge untuk meramaikan event ini yang mendorong peserta menjadi cukup banyak. Ambil contoh tim bridge dari FTBC Pontianak yang berjumlah belasan orang mau naik kapal laut dari Pontianak menuju Semarang dan tinggal melanjutkan perjalanan darat ke Solo.
Memang jika dibandingkan dengan event yang sama yang diselenggarakan di Pulau Jawa kalah jumlah pesertanya. Tahun 2011 di Jogjakarta Antar Kabupaten/Kota Kelas A diikuti lengkap 16 kota sedangkan Kelas B rekor 54 peserta. Tahun 2017 di Surabaya Kelas A 14 tim dan Kelas B 43 tim.
Saat ini di Solo, Kelas A terdaftar 12 tim dan Kelas B 25 tim. Namun di nomor lain seperti Antar Kabupaten/Kota putri, mixed, senior dan junior justru terjadi peningkatan peserta.
Kejurnas Bridge Solo 2022 menggelar cukup banyak nomor pertandingan, diawali Antar Kabupaten/Kota Kelas A, B, Putri, Mixed, Senior dan Junior.
Pertandingan dimulai tanggal 25 Desember 2022 Â pada pukul 09.00 WIB diawali Upacara Pembukaan pukul 08.30 WIB di Convention Hall Terminal Tirtonadi Solo.
Nanti aka nada promosi dan degradasi dari Kelas A dan Kelas B. Namun karena peserta Kelas A hanya 12 maka otomatis mereka akan bertahan di Kelas A dan dari Kelas B akan promosi 4 tim.
Kecuali nanti di Kongres Gabsi tanggal 3 dan 4 Desember yang akan berlangsung di Lodji Gandrung rumah dinas Walikota Solo memutuskan lain mengingat sejak terakhir 2017, selanjutnya di Padang 2018 dan sekarang di Solo 2022 peserta Kelas A tidak pernah lengkap 16 tim.
Mungkin memang perlu dibuat rangsangan baru agar event Antar Gabungan yang sekarang telah berubah jadi Antar Kabupaten/Kota kembali menjadi sangat bergengsi seperti dulu. Malah kalau ingat persaingan dua raja Kelas A Jakarta Pusat (Jakpus) dan Gabungan Bridge Manado (Gabmo) sampai menimbulkan bentrok supporter mirip di sepakbola.