Mohon tunggu...
Berta Niken
Berta Niken Mohon Tunggu... Guru - Niken adalah Guru di salah satu Sekolah di Provinsi Lampung

Niken lahir di Lampung, Pendidikan Terakhir di Magister Pascasarjana Teknologi Pendidikan Universitas Lampung. Selain sebagai Guru Niken juga aktif menulis seperti menulis Cerpen, Puisi, dan Artikel baik di Blog Pribadinya maupun di media on line.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Turunnya Hujan ke Bumi

13 April 2022   22:41 Diperbarui: 14 April 2022   05:35 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. https://sumsel.inews.id/

Apa yang diingat saat hujan turun? konon kenangan dari Mantan, begitu banyak yang menjawab demikian, hehehe. Namun saya langsung teringat jemuran saat hujan rintik turun tadi siang, setelah sekian lama tak kunjung turun hujan akhirnya Sang hujan jatuh juga ke Bumi ini. Begitu terburu-buru nya pulang dari kantor ternyata sampai rumah baju yang dicuci tadi pagi lupa tidak dijemur, akhirnya sama juga ending-nya alhasil baju tetap basah.

Hujan sebuah kata sederhana yang punya makna dalam dan luas, setidaknya bagi penulis. Melalui hujan kita dapat banyak pelajaran berharga untuk diterapkan dalam kehidupan. Jika hujan tak kunjung datang penulis sungguh merindukanya mungkin ini juga dirasakan juga oleh anda.

Pelajaran pertama tentang hujan yang penulis maknai adalah, walaupun hujan kadang tidak kunjung datang, namun kehadirannya sangat penting bagi kehidupan.  Hujan hadir memberikan kesejukan bagi kehidupan manusia di bumi. Sebagai manusia kita belajar seperti hujan yang datang dan muncul untuk membawa kebahagiaan dan berbagi rasa gembira.

Pernahkah kita sadari kalau hujan itu turun dan jatuh terus-menerus. Melalui hal itu kita bisa belajar bahwa hujan tetap memberi meskipun jatuh berkali-kali. Hujan terus turun tanpa menyerah hal  itu bisa menjadi pelajaran bagi kita, bahwa harus selalu kuat dan pantang menyerah untuk mencapai sesuatu, jatuh bangkit kembali berjalan lagi, dan mencoba untuk berlari mesti langkah tertatih karena jatuh berkali-kali.

Sekarang ayo kita renungkan seandainya kemarau terus-menerus tanpa ada hujan yang mengguyur. Tentunya Bumi akan menjadi kering kerontang penuh debu yang beterbangan pohon-pohon kering, mahluk hidup menderita bahkan kematian menghampiri. Bersyukurlah bahwa hujan datang setelah kemarau panjang. Kehidupan jadi jauh dari kesulitan dan kesengsaraan. Dari hal ini kita belajar, sebaiknya kita dapat menjadi seorang penyelamat  atau paling tidak penghibur untuk orang yang sedih dan berkesusahan.

Hujan yang juga bagian dari alam bisa marah, lho. Hujan bisa datang dengan hebat dan begitu deras disertai petir yang menyambar-nyambar dan juga guruh yang menggelegar yang bisa  membawa bencana besar. Dari hal ini kita menyadari sesuatu bahwa sebagai manusia tentunya punya perasaan yang jika diusik bisa menimbulkan amarah besar. Sehingga alangkah baiknya jika kita bisa menjaga perasaan satu sama lain.

Hujan turun memang tidak kenal waktu dan mengerti apa yang sedang dilakukan manusia. Hujan adalah anugerah dari yang kuasa. Maka dari itu kita juga seharusnya dapat menerima hujan dan hal baik datang tanpa memaksakan waktu sesuai dengan yang kita inginkan. (Niken)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun