Mohon tunggu...
Berry Meranda
Berry Meranda Mohon Tunggu... Mahasiswa Teknologi Pendidikan -

Mencoba belajar tentang apapun “Mantan” Mahasiswa Kurikulum Teknologi Pendidikan UPI, Bandung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masyarakat Indonesia Semain Hari Kian Individualis. Perlukah Pendidikan untuk Merubah Itu Semua?

21 November 2015   14:16 Diperbarui: 21 November 2015   14:54 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia, sebuah negara kepulauan yang terduiri dari 5 Pulau utama yaitu sumatra, jawa, kalimantan, sulawesi dan papua, dan terdiri dari ribuan pulau kecil lain nya yang membentang dari ujung barat hingga timur indonesia. 

Jika ada seseorang yang bertanya, apa yang paling kamu ingat tentang indonesia ? kamu kamu akan jawab apa ?

Jika ada turis asing yang berlibur di Indonesia, apa yang akan mereka ingat dan menjadi daya tarik di indonesia ? 

makanan ? Bisa jadi bisa jadi. Secara indonesia memiliki ratusan bahkan ribuan jenis makanan khas yang bahkan hanya ada di daerah tertentu saja. Dengan melimpahnya rempah rempah,, cita rasa makanan indonesia boleh diadu dengan makanan di negara lainnya. Bilang saja rendang, salah satu makanan terenak dan diakui dunia. Kemudian ada nasi goreng, sate, tempe, rawon, bakso, soto, gado gado, dll. 

Pantai, Laut dan dunia bawah air nya ? Bisa jadi bisa jadi, ini juga wajar sebab indonesia merupakan salah satu negara dengan garis panjang terpanjang di dunia. sebut saja pantai dari aceh, belitung, bali, lombok, sulawesi, kalimantan. belum lagi raja ampatnya, wakatobinya dan jutaan pantai yang bisa kita googling sendiri.

selain wisata 0 hingga minus MDPL nya, wisata diatas 0 MDPL pun tak kalah menarik, indonesia terkenal dengan negara Fire Rings nya. Ada banyak gunung api aktif di indonesia, bahkan sampai sekarang masih ada gunung yang sedang bergejolak hingga mengakibatkan kerugian milyarat rupiah akibat dibatalkan penerbangan, masyarakat harus mengungsi dlll.

apa lagi yang menjadi daya tarik indonesia ? Budaya!!!

Indoesia juga terkenal akan keragaman budaya. Ada begitu banyak suku di indonesia. Ini merupakan salah satu daya tarik warga asing untuk datang ke indonesia. Walaupun kita memiliki beragam suku bangsa, ada hal menarik dan menjadi kesamaan dari setiap kebudayaan itu sendiri, yaitu Keramah tamahan nya terhadap pendatang baru ataupun orang yang baru dikenal. Jika anda belum pernah melakukan solo trip, cobalah anda beranikan diri untuk mengelilngi indonesia. Jangan pernah takut kesasar, karena anda bisa bertanya pada warga sekitar, jangan takut tidak bisa tidur, karena anda bisa numpang tidur dirumah warga.

Kearifan lokal seperti ini menurut saya perlu dijaga dan patut dilestarikan, tapi sayang seiring berjalannya waktu sikap humanisme seperti itu kian hari kian tergerus. sejujurnya saya tidak tau apa penyebabnya, tetapi asumsi awal saya sikap acuh tak acuh warga sekarang mulai timbul dan berkembang di lingkungan mayarakat urban yang hidup di perkotaan. Saya tidak men judge bahwa semua warga kota hidup indivisualis. Tetapi dari apa yang saya rasa dan saya lihat, kehidupan di kota sangat jauh berbeda dengan masyarakat yang hidup di desa.

Jika anda salah satu orang yang hidup di kota, saya ingin menanyakan kepda anda, apakah anda tahu siapa nama tetangga anda ? Setidaknya 5 rumah saja dari samping kiri, kanan, depan dan belakang anda.

Tolong anda ingat dan sebutkan dalam hati setiap nama di dalam rumah tersebut.

Kemudian kapan terakhir kali anda berkunjung kerumah tetanga anda ?

Kapan terakhir anda pernah mengantarkan / Berbagi makanan yang anda buat dirumah ke tetangga anda ?

Kapan anda terakhir sekedar berbincng dengan tetangga anda ?

Apa anda tahu jika ada tetangga anda sakit ? Apa anda pernah menjenguk tetanga anda yang sakit tersebut ? 

Dari pertanyaan sederhana tersebut mungkin cuma anda yang bisa menjawabnya. Kemudian dari situ anda dapat menilai apakah kita telah termasuk manusia yang individualis ?

Di perkotaan, individualis merupak sesuatu yang lumrah terjadi, kita hanya akan berinteraksi dengan orang yang menurut kita "Penting" saja. Jika kita tidak ada keperluan dengan orang tersebut buat apa kita berkomunikasi. Bahkan bagi sebagian mahasiswa "dari daerah" saat berada di lingkungan seperti ini bukan tidak mungkin sikap nya kaan berubah. Jika kita melihat dasar norma  dari budaya lokal kita, ini sungguh sangat memprihatinkan. Jangankan harus berbagi, kenal atau sekedar say hai saja belum tentu kita melakukannya.

kemudian menangapai permasalah tersebut, apakah perlu adanya suatu mata pelajaran atau kurikulum yang mengatur dan mengajarkan kepada anak cucu kita sebagai generasi penerus untuk menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya ? Suatu kurikulum yang mengajarkan bahwa indonesia itu adalah negara yang penuh keramah tamahan, negara yang saling berkomunikasi dan saling membantu orang disekitar kita. Kurikulum yang membentuk anak kita untuk tidak menjadi manusia individualis.

Menurut saya secara pribadi, hal itu perlu dilakukan demi mencegah sikap indvidualis kita yang semakin tinggi, karena jika sikap kearifan lokal kita hilang, apalah arti indonesia ini. oleh karena itu, sekolah sebagai tempat utama anak memperoleh pendidikan formal sudah seharusnya menanamkan sikap dan budi pekerti lebih dalam kepada anak didiknya. Sekolah jangan hanya mengajarkan anak bagaimana cara menghitung dan menghapal saja. Karena jogo menghapal dan menghitung tidak akan bisa merubah senyuman di sekitar lingkungannya.

Selain pihak sekolah yang mempuai peran penting dalam membentuk kepribadian anak didiknya untuk tidak individualis, keluarga sebagai tempat bernaungnya anak juga harus lebih aktif mengajarkan norma norma kelokalan. Orang tua sudah seharusnya berperan katif dalam perkembangan anak nya. Orang tua jangan hanya terfokus pada pekerjaan, jangan cuma bisa menghidupi anak. karena bukan itu yang harus diterima anak. 

Mohon maaf jika ada kekurangan, tulisan ini berasal dari keprihatinan saya terhadap sikap individualis kita yang semakin tinggi. penuis mengakui bahwa penulis belum sepehuhnya sempurna. Semoga kedepan kita bisa menjadi lebh baik lagi dari hari ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun