Sumber foto: Sahabat
Waktu adalah lamanya sebuah proses segala sesuatu untuk berlangsung.
Berjalannya waktu tidak dapat dihentikan oleh siapapun. Ia menjadi pendamping setia bagi kebaikan dan keburukan yang terjadi.
Ingin rasanya menghentikan waktu tatkala mengalami hal yang menggembirakan agar tidak mudah berlalu.
Ingin sekali waktu diputar ulang agar hal yang merugikan dapat dihindari, agar yang indah dapat dialami kembali.
Atau ingin sekali mempercepat waktu agar segera mendapati yang ditunggu-tunggu.Â
Namun itu semua tidak akan bisa dilakukan karena kita tidak pernah diperkenankan untuk merekayasa waktu.
Saat adalah titik atau detik dimana sebuah kejadian berlaku setelah menghabiskan waktu tertentu. Jatuhnya durian bisa diperkirakan waktunya, namun tak ada yang tahu kapan durian itu runtuh. Begitupula dengan waktu kelahiran seorang bayi dapat dihitung, tapi tidak ada yang dapat memprediksi kapan detik sang bayi lahir. Maka saat sering disebut dengan detik. Titik berlakunya sebuah kejadian alamiah yang melingkupi kita.
Saat itu gaib, artinya sesuatu yang bisa dipahami tetapi tidak diketahui kapan datangnya, ada dimana dia. Kita hanya diperkenankan untuk bersiap menyambut saat yang dinantikan dengan berbagai perhitungan waktu. Kita hanya dipersilahkan menggelar karpet merah bagi datangnya saat itu. Hanya Tuhan yang tahu kapan saat itu tiba. Kita tidak diajak bersama Nya untuk merancang saat, karena itu ranah Tuhan, bukan manusia.Â
Jika ada orang yang mencoba menentukan saat, maka prediksinya akan meleset, pasti gagal, karena dia telah mencoba mengambil peran Tuhan dalam menentukan saat, dan manusia tidak punya kapasitas sebagai Tuhan. Bahkan seorang nabi pun tidak bisa menentukan kapan saat itu akan datang. Ia hanya memprediksi sebuah alur kejadian di masa datang, dengan referensi sejarah yang tak terbantahkan, waktunya dapat dihitung, namun saat terjadinya ia pun tidak tahu.
Bukan kita yang dapat menentukan jalannya hidup. Bukan kita yang tahu nasib orang banyak. Tetapi kita diperintahkan untuk mempersiapkan datangnya saat yang dicita-citakan. Ketika mencoba merekayasa mewujudkan saat, itu dapat dipastikan akan membawa kehancuran, karena nilainya sama dengan mendahului kehendak Tuhan. Para cenayang atau dukun mistik yang menentukan saat datangnya sesuatu sering disebut sesat, karena mereka mencoba mengambil hak preogeratif Tuhan dalam menentukan saat.