Fenomena war takjil yang saya ketahui ialah interaksi antara penjual dan pembeli yang memperjualbelikan makanan ringan, manis, segar, dan mengenyangkan di suatu pasar Ramadhan atau tempat-tempat tertentu. Fenomena war takjil biasanya terjadi pada bulan suci Ramadhan, lebih tepatnya diadakan pada waktu menjelang berbuka puasa.
Di waktu tertentu biasanya para masyarakat berbondong-bondong untuk menjajakan dirinya dengan makanan dan minuman yang segar. Fenomena war takjil telah berkaitan dengan bulan suci Ramadhan. Hal inilah yang menjadi perbedaan dan momen paling berkesan untuk umat muslim yang melaksanakan ibadah puasa dibulan suci Ramadhan.
Tak hanya umat muslim yang berkesempatan untuk merasakan takjil. Ada beberapa masyarakat non muslim yang ikut meramaikan fenomena tersebut. Bahkan mereka tak segan untuk membuat trend di media sosial dengan cara memakai busana muslim agar mereka bisa merasakan nikmatnya makanan dan minuman takjil. Aksi kocak mereka mendapat pujian dari netizen karena telah berhasil untuk saling bertoleransi kepada umat yang berbeda agama. Namun, ada juga netizen yang berkomentar negatif di trend tersebut, seperti halnya, "mereka terlalu berlebihan" atau komentar-komentar negatif yang lainnya.
Tak apa, namanya juga netizen (manusia yang maha benar).
Setiap menjelang berbuka puasa, jalanan raya seketika dipenuhi oleh manusia-manusia yang tak mau ketinggalan untuk mengikuti  war takjil. Sampai-sampai ada yang datang dijam dua siang agar tidak mengantre dengan yang lainnya. Setiap daerah mungkin telah menyiapkan pasar Ramadhan untuk memperjualbelikan makanan dan minuman takjil. Untuk makanan biasanya penjual menyediakan menu kolak pisang, bubur cadil, bubur sumsum, bubur kacang hijau, gorengan (bakwan, risol, tempe, tahu isi, dan pastel), kurma, dll.Â
Jika untuk minumannya sendiri para penjual biasanya menyediakan es kelapa, es teh, es teler, es buah, es cendol dawet, dan minuman-minuman segar yang lainnya. Mereka akan saling berebutan agar kebagian. Fenomena war takjil merupakan momen yang paling dirindukan oleh masyarakat. Fenomena ini termasuk kegiatan positif untuk para penjual karena mereka akan mendapatkan gaji harian.
Namun, para penjual akan terbawa emosi ketika menghadapi pembeli yang kurang sopan dan bermuka judes. Begitu pula sebaliknya, para pembeli akan mencari penjual takjil dengan muka ramah dan murah senyum.
Mereka yang akan meramaikan war takjil biasanya akan menyiapkan uang tunai, tas belanja, dan pergerakan tangan yang harus cepat.Â
Mengapa demikian? Karena....
1. Uang Tunai