Mohon tunggu...
Bernardus PanduSetyo
Bernardus PanduSetyo Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya penulis pemula yang ingin belajar

Terima kasih telah membaca karya-karya saya, semoga bisa menginspirasi anda!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Invasi Sepak Bola dalam Jurnalisme Multimedia

18 Februari 2020   18:28 Diperbarui: 18 Februari 2020   23:25 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa internet telah berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi. Internet telah memberikan banyak kemudahan bagi para penggunanya untuk mengakses berbagai macam informasi.

Kemudahan dalam mengakses informasi tersebut sekaligus menjadi contoh bahwa jurnalisme multimedia kian semakin berkembang akibat dari adanya internet.

Multimedia dan transformasinya

Multimedia dalam konteks jurnalisme sendiri dapat diartikan sebagai hasil dari kombinasi berbagai media yang saling terintegrasi, seperti koran, televisi, radio, majalah, dan lain-lain.

Sebelum adanya multimedia, berita yang mana merupakan produk dari kegiatan jurnalisme, memiliki segmentasinya masing-masing berdasarkan media yang telah ditentukan, termasuk dari institusi atau organisasi media tersebut.

Kita sebagai konsumen memiliki keterbatasan dalam mengkonsumsi berita tersebut. Konsumen perlu memilih media apa yang ingin mereka nikmati, bergantung pada jenis aktivitas yang diinginkan, baik itu membaca, melihat, atau mendengar.


Sumber: Seamedu
Sumber: Seamedu
Salah satu contohnya, kita dapat memilih untuk berlangganan koran, tabloid, atau majalah ketika ingin membacanya pada waktu senggang.

Namun, keterbatasan tersebut kini telah runtuh. Percampuran antara jurnalisme dengan internet memungkinkan semua produk tersebut dikemas dalam satu platform saja.

Di samping itu, konsumen pun juga dapat dengan leluasa mengklik kemudian memilih berita apa saja yang mereka cari sesuai dengan keinginannya. Hal itu dikarenakan platform tersebut telah memberikan beragam opsi yang dituangkan hanya dalam satu wadah, yaitu website.

Website
Website dalam era jurnalisme multimedia merupakan induk yang berfungsi sebagai wadah untuk menampung produk-produk jurnalistik tersebut. Melalui website ini pula, beragam institusi dan organisasi media memampangkan nama mereka dalam dunia internet. 

Konsumen pun kemudian dapat menentukan pula institusi apa yang ingin mereka pilih untuk nikmati berdasarkan alamat websitenya masing-masing.

Selain itu, dalam satu halaman berita, tampilan website tersebut dapat disisipi berbagai macam unsur multimedia, seperti tulisan, audio, grafik, video, dan lain sebagainya.

Sumber: Marketplace.org
Sumber: Marketplace.org

Meski para institusi dan organisasi media telah memiliki identitasnya masing-masing sebagai induk penyuplai berita melalui websitenya masing-masing, konsumen bisa saja tidak menyadari dari mana saja datangnya berita dan informasi yang telah mereka terima.

Keberagaman informasi yang tak terbatas dari berbagai media menjadi penyebab utama hal tersebut. Selain itu, peran para agreator seperti Goggle, Line Today, hingga Yahoo, juga tak boleh dilupakan.

Kemampuannya dalam mengumpulkan berbagai media dalam satu platform memungkinkan kita untuk dengan mudah memilih berita apa saja yang ingin dibaca, tanpa harus mencarinya terlebih dahulu melalui mesin pencari.

Jurnalisme Multimedia Dalam Sepakbola

Sepakbola menjadi salah satu ladang subur bagi berkembangnya praktik jurnalisme multimedia. Berbagai media-media sepakbola pun sudah banyak yang bersebaran di dunia internet.

Sumber: DW
Sumber: DW

Tak jarang, beberapa dari mereka justru merupakan media yang telah mengembangkan sayapnya dari fokus mereka sebelumnya. Contohnya seperti Sky Sports yang memiliki domain utama dalam televisi maupun Daily Mirror (Mirror Online dalam internet) dengan tabloid sebagai domain utamanya.

Di Indonesia sendiri, beberapa media daring lokal yang membahas tentang sepakbola pun tak kalah banyak. Nama-nama seperti Bola.net, Goal.com, hingga Bola.com adalah sebagian kecil dari mereka yang telah terjun ke dalam dunia internet.

Dalam podcast penulis yang berjudul "Sepakbola Dalam Bingkai Jurnalisme Multimedia", Ignatius Bima, seorang penggemar sepakbola, mengakui bahwa memang banyak media-media sepakbola yang selalu ia jadikan sebagai bahan bacaan.

"Pandit football, Bola.com, itu yang lokal sih," ujarnya sekaligus menyebutkan bahwa Pandit Football adalah media favoritnya.

Bima pun mengakui bahwa dengan adanya internet, ia merasa sangat mudah untuk mendapatkan berbagai macam informasi mengenai sepakbola. Hal itu dikarenakan informasi tersebut bisa didapatkan di mana saja, baik melalui website-website resmi dari media sepakbola maupun media sosial.

Selain itu, media-media sepakbola khususnya di Indonesia juga telah menghadirkan berbagai konten menarik di dalamnya, sehingga dapat dianggap bahwa mereka telah memenuhi kualifikasi sebagai anggota dari multimedia.

Sumber: Football Tribe
Sumber: Football Tribe

Pasalnya, tak jarang dari mereka menghadirkan berbagai segmen yang menarik dan bervariasi. "Pandit football itu keren sih, jadi merasa pundit beneran. Soal taktik, analisis, statistik pemain juga," ujar Bima.

Isi kontennya pun juga dihiasi dengan beberapa elemen multimedia, seperti teks, grafis atau infografis, video maupun animasi. Goal.com bahkan memiliki segmen khusus dalam websitenya yang menampilkan video-video sepakbola, seperti head to head, dan sebagainya.

Di samping itu, persebaran informasi mengenai sepakbola juga merebak di media sosial. Mulai dari akun resmi media sepakbola hingga akun alternatif yang sekedar membahas tentang sepakbola pun ikut ambil bagian dalam persebaran informasi tersebut.

Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Bima mengenai pengalamannya ketika berselancar di media sosial. "Waktu itu lagi scroll Twitter, tiba-tiba ada satu dua orang me-retweet sesuatu, menarik terus baca. Kadang-kadang Instagram juga malah lebih banyak," ujarnya.

Fenomena tersebut sekaligus membuktikan bahwa jurnalisme multimedia masa kini telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap pola konsumsi para penggemar sepakbola.


Referensi:

Miller, Charles. 2009. The Future Of Journalism. CoJo Publications. 

Mindy McAdams, 2014: (Re)defining multimedia journalism

Lihat edisi podcast "Sepakbola Dalam Bingkai Jurnalisme"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun