Mohon tunggu...
Bernard T. Wahyu Wiryanta
Bernard T. Wahyu Wiryanta Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Wildlife & Travel Photo Journalist

Wildlife & Travel Photo Journalist www.wildlifeindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Pendakian Gunung di Era "New Normal"

5 Juni 2020   10:00 Diperbarui: 5 Juni 2020   15:24 1414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana puncak Gunung Prau, Jawa Tengah di musim pendakian normal--Dokumentasi pribadi

Lalu bagaimana teknis perizinan termasuk mengurus SIMAKSI, mengingat SIMAKSI untuk mendaki gunung di kawasan konservasi pun mensyaratkan minimal 3 orang?

Tentu saja, kita masih bisa melakukan pendakian gunung secara berombongan, termasuk mengurus perizinan dan SIMAKSI. Hanya polanya yang akan berubah. Perkiraan pola pendakian di “new normal” adalah berangkat bersama, mengurus izin bersama, hanya saja selama perjalanan tetap melakukan social distancing

Masing-masing pendaki juga harus membawa peralatan pendakian perorangan dari tenda, sleeping bag, peralatan makan dan minum, termasuk peralatan memasak, juga perlengkapan lain secara individu. Ini tentu saja mengadopsi dari protokol Covid-19.

Pendakian di era “new normal” tenda dan alat masak adalah perlengkapan individu. Untuk tenda perorangan ini saya tidak masalah, karena saya memang terbiasa menempati tenda saya sendirian bersama dengan semua perlengkapan fotografi saya. Porter dan tim saya yang lain biasanya berada di tenda lain. 

Jika kita disiplin menerapkan social distancing, menjaga jarak, memakai perlengkapan pribadi/perorangan, menempati tenda sendiri, maka bukannya tidak diperlukan lagi masker dan hand sanitizer di gunung? 

Dan untuk ukuran mendaki Gunung Gede misalnya, juga tidak perlu memasak makanan, cukup membawa makanan matang dari bawah, tinggal merebus air saja untuk minum kopi, susu, teh atau kopi dan menghangatkan makanan.

Hal ini tentu saja juga akan berlaku di pengelola pendakian gunung, pembatasan pengunjung harus diterapkan. Daya dukung gunung terhadap pendaki harus dihitung ulang, berapa kapasitas tenda di tiap pos atau camping ground, berapa luas puncak, berapa kuota harian pendukung dan sebagainya, ini harus dihitung ulang dan ditetapkan kuotanya dan harus segera diterapkan.

Menyikapi “new normal” di dunia pendakian gunung ini, maka ke depan sistem yang paling pas diterapkan adalah Ultralight Hiking

Ultralight Hiking atau trekking adalah suatu cara atau teknik melakukan perjalanan ke alam bebas dengan membawa peralatan dan perbekalan yang ringan dan tanpa meninggalkan prinsip-prinsip keamanan dan kenyamanan kita selama berada di alam bebas. 

Melihat beban ransel pendakian normal sebelum Covid-19 dan membawa perlengkapan individu, maka Ultralight Hiking tidak akan jauh berbeda, bahkan akan lebih ringan. 

Hanya saja harga gear Ultralight Hiking biasanya lebih tinggi dibanding peralatan pendakian konvensional. Tapi dengan membawa semua perlengkapan individual lengkap dalam satu ransel ini, secara teknis justru menguntungkan dan meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun