Mohon tunggu...
Berlian MD
Berlian MD Mohon Tunggu... -

Tuangkan semua idemu, mimpimu, dan semua harapanmu dalam rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pintar ++

25 Februari 2017   21:49 Diperbarui: 25 Februari 2017   22:40 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu’alaikum ayah, bunda, dan para calon orang tua ...

Mau anak pintar ? Mau lah !! Mana ada sih, orang tua yang menolak jika anak mereka pintar. Pastinya bangga dong kalau punya anak pintar ... Jadi inget kata – kata mamah waktu kecil dulu, jadi anak pinter ya kak ... Kalau dipikir – pikir, itu merupakan motivasi singkat tapi mendalam banget. Tapi kenapa dulu nggak berpengaruh yaa ...  Hehehe.

Seringkali orang tua salah mengartikan tingkat kepintaran seorang anak. Bagi orang tua dengan pemahaman pintarnya seorang anak itu melalui tingkat kognitif, maka akan beranggapan anak yang dapat membaca dan berhitung lebih cepat dari teman seusianyalah yang pintar. Alasan mereka karena anak mampu melakukan hal diatas rata – rata anak seusianya.

Namun orang tua dengan pemahaman yang berberda pasti akan menolak mentah – mentah anggapan itu. Misal, orang tua dengan pemahaman pintarnya seorang anak dilihat melalui tingkat kemampuan motoriknya, pasti memiliki argumen yang berbeda. Anggapan mereka anak yang aktif bergerak, lari kesana kesini adalah anak pintar. Alasannya, dengan banyak bergerak anak tersebut digolongkan anak yang aktif.

Nah, ayah bunda ... Jangan terjebak dalam pendapat – pendapat itu yaa ... Karena tugas orang tua bukan menjadikan anak pintar dalam satu aspek saja. Tetapi untuk semua aspek. Karena anak usia dini butuh dorongan di segala aspek guna tumbuh kembang yang optimal. Boleh menginginkan anak yang jenius matematika, atau fasih berbicara layaknya presenter handal, atau handal bemain bola seperti Lionel Messi. Tetapi ayah bunda jangan sampai lupa, jika dorongan ayah bunda pada aspek sosial – emosional juga penting.

Mengapa ?

Berkembangnya aspek sosial – emosional anak dengan baik akan membentuk kepribadian diri yang baik pula. Hal ini akan mempermudah anak untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan menjadi anak yang easy – going sehingga lingkungan mudah menerimanya. Lalu disitulah rasa percaya diri anak akan muncul, sifat optimis, bahkan menjadikan anak yang mampu menghargai dirinya sendiri dan orang lain.

Nah, ayah bunda coba bayangin aja, betapa bahagia dan bersyukurnya orang tua ketika memiliki anak yang pinta ++. Pintar matematika plus bisa bekerja sama dengan temannya atau handal bermain bola plus jago bersosialisasi dengan lingkungan baru. Wah ... bonusnya itu lhoo yang bikin senyum ayah bunda makin lebar ... Jangan lupa ya para calon orang tua, anak adalah kado berharga dari Tuhan yang tiada duanya.

Dilanjutin ke tulisan berikutnya yaa ...

Makasih ayah, bunda, dan para calon orang tua udah sempatin waktunya buat sekedar intip – intip ... 

Wassalamu’alaikum ...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun