Setelah selesai video call, aku lanjut melihat postingan teman-temanku di media sosial. Banyak yang pamer foto keluarga, makanan lebaran, dan keseruan takbiran di kampung. Awalnya, ada rasa iri, tapi aku sadar setiap orang punya momen istimewa masing-masing. Aku juga punya caraku sendiri menikmati malam takbiran ini.
Aku kemudian membuat secangkir teh hangat, menikmati sisa malam dengan tenang. Aku teringat kenangan masa kecil saat dulu ikut takbiran keliling bersama teman-teman. Suara bedug, obor yang dinyalakan, dan tawa riang di sepanjang jalan. Meskipun kali ini aku hanya bisa mengingatnya, rasanya tetap menyenangkan. Aku bersyukur masih bisa merasakan suasana Idul Fitri meskipun jauh dari keluarga.
Sebelum tidur, aku menyiapkan baju terbaikku untuk besok. Aku mungkin nggak punya rencana spesial, tapi setidaknya aku ingin tetap merayakan Idul Fitri dengan suasana yang ceria. Aku pun berjanji pada diriku sendiri untuk tetap bahagia, meskipun tahun ini lebaran terasa berbeda.
Aku pun menutup laptop, menata hati, dan bersiap menyambut hari raya dengan lebih ikhlas. Lebaran kali ini mungkin berbeda, tapi tetap penuh makna. Terima kasih, Warintil, sudah menemani malam takbiranku yang sendirian ini dengan cerita yang begitu hangat dan menghibur!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI