Mohon tunggu...
Berliani  Warsah
Berliani Warsah Mohon Tunggu... 24107030143

mahasiswa ilmu komunikasi universitas Islam negeri sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lebaran Di Kosan: Takbiran Virtual Bersama Warintil official

31 Maret 2025   02:44 Diperbarui: 17 April 2025   08:08 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam takbiran kali ini aku lewati sendirian di kosan. Nggak bisa mudik ke Jogja memang agak sedih sih, tapi aku nggak mau larut dalam kegalauan. Jadi, aku ambil snack, pakai piyama paling nyaman, dan siapin suasana yang asik buat nonton Warintil di YouTube.

Warintil Official adalah channel YouTube yang terkenal dengan konten komedi khas Medan. Mereka sering bikin sketsa lucu tentang kehidupan sehari-hari, terutama di kontrakan rempong yang selalu penuh drama dan kelucuan. Karakter-karakter seperti Tatik, Bordir, Sri, Mumu, Ishaya, Nining, dan Mutia selalu sukses bikin ngakak! Mereka punya chemistry yang natural, lawakan yang khas, dan cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, makanya channel ini selalu ditunggu-tunggu banyak orang.

Episode terbaru, "Takbiran, Kontrakan Rempong Episode 943", langsung aku putar. Dari awal, aku udah ngakak lihat tingkah Tatik yang heboh mau pergi ambil lontong ke rumah Sri bareng Bordir. Sementara itu, di kontrakan, Mumu, Ishaya, dan Nining sedang duduk di teras sambil ngobrol santai menunggu takbiran dimulai.

Di rumah Sri, ternyata lontong yang seharusnya sudah disiapkan malah nggak ada! Tatik langsung marah-marah ke Sri dan meminta ganti, tapi Sri ngotot kalau dia udah bilang sejak awal bahwa lontongnya belum siap. Adu mulut pun terjadi antara mereka bertiga, sampai akhirnya Sri dengan terpaksa memberikan lontong persediaan terakhirnya yang ada di dalam kamar sambil terus ngedumel kesal. Meski tidak puas, Tatik dan Bordir tetap membawa lontong itu dan bergegas kembali ke kontrakan Mumu.

Saat mereka sampai di kontrakan, Tatik dan Bordir masih aja ngomel-ngomel soal kejadian di rumah Sri. Mumu, Ishaya, dan Nining yang lagi duduk di teras langsung penasaran dan mulai bertanya. Setelah mendengar cerita Tatik, mereka semua ngakak dan malah menggoda Tatik yang terlalu drama. Tapi akhirnya, mereka semua memutuskan untuk segera bersiap-siap buat pergi takbiran.

Setelah rapi, mereka pun pergi ke tempat Mutia, Castle, dan teman-temannya yang sudah lebih dulu main kembang api di jalanan. Suasana semakin meriah dengan cahaya warna-warni dari kembang api yang meledak di langit malam. Tawa dan canda memenuhi udara, menciptakan momen kebersamaan yang hangat.

Setelah puas bermain kembang api, mereka semua ikut bergabung dengan rombongan takbiran. Orang-orang mulai berkumpul, anak-anak berlarian sambil membawa obor, dan gema takbir terdengar begitu syahdu di sepanjang jalan. Tatik, Bordir, Ishaya, Nining, Mumu, Mutia, Castle, dan kawan-kawan larut dalam suasana takbiran yang penuh kebersamaan. Meskipun takbiran kali ini berbeda dari biasanya, kebahagiaan tetap terasa.

Aku yang menonton di kosan pun ikut merasakan kehangatan itu. Suasana takbiran yang biasanya ramai di kampung, kini terasa lewat layar laptopku. Rasanya seperti berada di tengah mereka, ikut merasakan kebersamaan meskipun aku sendiri di kamar kos.

Aku lalu buka jendela kos, mendengar gema takbir dari masjid terdekat. Meskipun aku nggak bisa ikut takbiran keliling seperti yang biasa aku lakukan di kampung, setidaknya aku masih bisa menikmati momen ini dengan caraku sendiri. Warintil mengajarkan aku bahwa kebersamaan nggak selalu harus fisik, tapi juga bisa dirasakan lewat tawa dan cerita.

Malam ini, aku pun memutuskan untuk video call keluarga. Aku melihat wajah ibu dan ayah yang tersenyum hangat, adik-adikku yang masih heboh di belakang, dan suara keriuhan rumah yang penuh dengan saudara. Meskipun aku nggak bisa berada di sana, aku tetap merasa dekat dengan mereka. Lebaran memang soal kebersamaan, dan aku sadar bahwa kedekatan nggak selalu harus secara fisik. Aku masih bisa berbagi kebahagiaan, meskipun hanya lewat layar ponsel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun