BERLIANDIRA RAZITA/191251039
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Indonesia memiliki laju pertumbuhan populasi yang relatif tinggi. Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk menjadikan hal ini sebagai tantangan dalam pembangunan nasional. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada tahun 2015--2019 tercatat meningkat sebesar 1,49% setiap tahunnya. Kondisi ini menimbulkan permasalahan kependudukan yang berdampak terhadap pembangunan di Indonesia. Sebagai bentuk pengendalian, pemerintah menerapkan program Keluarga Berencana (KB).
Ada berbagai jenis metode kontrasepsi, diantaranya yaitu pil, suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), implan, dan kontrasepsi darurat. Masing-masing metode memiliki keunggulan, kelemahan, serta cara penggunaan yang berbeda. Pil kontrasepsi merupakan salah satu pilihan yang populer di kalangan masyarakat karena relatif mudah digunakan dan efek sampingnya termasuk ringan. Kandungan hormon dalam pil bekerja dengan mencegah ovulasi atau membuat lendir serviks menjadi lebih kental, sehingga menghambat pergerakan sperma menuju sel telur.
Penggunaan pil KB sendiri memiliki banyak manfaat dalam kesehatan masyarakat. Sesuai dengan sasaran tujuan program Keluarga Berencana (KB) yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Contoh sasaran langsung adalah dapat menurunkan tingkat kelahiran oleh pasangan usia subur dengan penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Lalu untuk sasaran tidak langsung, yaitu pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas dan sejahtera.
Pil KB juga berperan untuk menurunkan risiko penyakit pada organ reproduksi, seperti kista ovarium dan endometriosis. Salah satu jenisnya, yaitu pil KB kombinasi, mengandung hormon estrogen dan progestin yang dapat mengurangi gejala endometriosis, yang merupakan suatu kondisi dimana jaringan menyerupai lapisan dalam rahim tumbuh di luar rahim. Gejala kondisi ini biasanya meliputi nyeri panggul, pendarahan di luar siklus menstruasi, serta gejala psikologis terkait perubahan hormon. Pil KB kombinasi sendiri direkomendasikan oleh dokter karena mengandung kadar progesteron yang lebih tinggi, sehingga lebih efektif untuk menghambat pertumbuhan jaringan endometrium.
Peningkatan dan pengembangan layanan program Keluarga Berencana sendiri juga merupakan salah satu upaya menurunkan angka kesakitan ibu dan kematian ibu yang tinggi akibat kehamilan. Namun, kenyataannya masih ada beberapa orang yang menolak untuk menggunakan pil KB dikarenakan kekhawatiran terkait efek samping penggunaan pil KB. Pil KB kombinasi sendiri menimbulkan beberapa efek samping yaitu, perubahan siklus menstruasi, sakit kepala, perubahan suasana perasaan, nyeri payudara, nyeri perut, dan mual. Selain itu, pada kasus-kasus tertentu, pil ini dapat menyebabkan peningkatan risiko trombosis vena, emboli paru, serangan jantung, stroke, bahkan kanker serviks. Ada pula anggapan negatif bahwa penggunaan pil KB dapat mendorong perilaku seksual bebas dikarenakan akan adanya tindakan yang didasarkan bahwa kehamilan dapat dikendalikan.
Dapat disimpulkan bahwa program Keluarga Berencana (KB) dengan penggunaan pil KB adalah upaya pemerintah Indonesia dalam mengatasi tingginya angka pertumbuhan penduduk. Selain sebagai alat kontrasepsi, pil KB juga memiliki manfaat untuk kesehatan, seperti mengurangi risiko penyakit reproduksi. Meskipun demikian, penggunaan pil KB juga menimbulkan beberapa efek samping, mulai dari yang ringan hingga risiko yang serius, serta menimbulkan kekhawatiran terkait dampaknya pada perilaku sosial masyarakat.
KATA KUNCI: KB, Kehamilan, Penduduk, Reproduksi
DAFTAR PUSTAKA