SABTU, 9 Desember 2023, menjadi hari spesial bagi seluruh pendeta dan jemaat Gereja Tiberias Indonesia.Â
Pasalnya, pada hari tersebut Gereja Tiberias Indonesia mengadakan perayaan Natal secara besar-besaran di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta.
Keluarga kami sebagai bagian dari jemaat Tiberias Cabang Cinere sangat antusias mengikuti perayaan ini. Terlebih anak kami, si ganteng, ikut melayani sebagai bagian dari tim choir (paduan suara) bersama lebih kurang 12.000 choir lainnya.
Pemberitahuan tentang acara perayaan Kelahiran Kristus Sang Juru Selamat ini sendiri sudah diinformasikan kepada jemaat sejak beberapa bulan sebelumnya. Tujuannya tentu agar jemaat dapat mempersiapkan dan menyisihkan waktu terbaiknya untuk bisa hadir dalam perayaan Natal ini.
Untuk memudahkan jemaat menuju GBK, pihak gereja pusat menyediakan sarana transportasi berupa bus. Armada bus disiapkan untuk setiap gereja cabang. Jumlah armada yang disediakan disesuaikan dengan jumlah jemaat dan tim choir dari masing-masing cabang.
Siapapun jemaat yang tidak menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum, bisa mendaftar secara online untuk ikut serta menumpang bus yang telah disediakan.Â
Untuk Tiberias cabang Cinere yang merupakan cabang kecil, disediakan 3 bus. diantaranya 1 bus untuk tim choir, dan 2 bus untuk jemaat. Ditambah pula dengan 1 armada mobil khusus mengawal bus jemaat.Â
Untuk cabang-cabang besar seperti Gereja Tiberias di kawasan Bekasi, jumlah bus yang disediakan lebih banyak lagi. Bahkan ada satu cabang dimana armada bus yang diperuntukkan khusus tim choir saja hingga 11 bus! Belum termasuk bus untuk jemaat.Â
Sebenarnya jumlah bus untuk jemaat Tiberias Cinere sepertinya masih kurang. Itu sebabnya pendaftaran via online pun sistemnya cepet-cepetan. Terlambat mendaftar, auto tidak kebagian tempat. Untung keluarga kami masih kebagian tempat, sehingga urusan transportasi ke GBK pun aman.
Menggunakan bus yang disediakan pihak gereja merupakan pilihan terbaik. Itu menurut saya. Kami tidak perlu memikirkan harus naik apa kalau menggunakan kendaraan umum, atau mau parkir dimana kalau menggunakan kendaraan pribadi. Ketika naik bus, jemaat tinggal duduk manis, semua urusan sudah diambil alih pihak gereja.Â
Acara perayaan Natal baru akan dimulai pukul 18.00, tetapi keluarga kami sudah menyiapkan diri sejak subuh. Pasalnya, suami saya tetap harus ke kantor dahulu pagi itu. Ada pekerjaan yang harus dituntaskan. Oleh karenanya, pukul 6 pagi suami audah berangkat menuju kantor di kawasan Kuningan Jakarta Selatan.Â
Saya sendiri mulai menyiapkan apa saja yang dibutuhkan, seperti outfit seragam choir untuk si ganteng, yakni kemeja lengan panjang warna putih, dasi, celana panjang, dan sepatu yang ketiga-tiganya serba hitam.Â
Saya juga menyiapkan bekal, baik makanan maupun minuman. Saya sudah mengantisipasi akan berada di GBK lebih dari 7 jam, belum termasuk waktu untuk perjalanan. Bisa lebih dari 12 jam kami akan berada di luar rumah. Untuk itu, perlu persiapan logistik cukup agar tidak kelaparan dan kehausan.
Saya menyiapkan bekal yang mudah saja. Nasi putih, mi goreng, omelet, satu termos kecil berisi teh panas, 2 tumbler besar berisi air putih, dan 1 botol air mineral. Dua bungkus roti dan biskuit juga saya beli di minimarket dekat rumah, buat tambahan camilan.Â
Tak lupa saya memenuhi baterai gawai. Dari seminggu sebelumnya, saya juga sudah mengosongkan ruang penyimpanan di gawai. Saya memerlukan banyak ruang untuk mampu menyimpan video. Selain mengikuti ibadah saya juga berencana merekam acara dalam bentuk video.Â
Pukul 10 pagi, suami sudah tiba kembali di rumah. Cepat juga blio menyelesaikan pekerjaannya.
Pukul 12.00, saya dan suami berangkat menuju titik kumpul di gereja. Sementara anak saya sudah ke gereja sejak pukul 10.30 pagi, karena memang bus tim choir akan berangkat lebih awal menuju GBK.
Setelah registrasi ulang di gereja, tim choir berangkat pukul 12.30. Bus jemaat sendiri seharusnya berangkat pukul 13.30, tetapi karena menunggu beberapa jemaat yang terlambat, bus akhirnya berangkat pukul 13.55.
Koordinator bus hanya menoleransi keterlambatan hingga pukul 14.00. Lewat dari waktu tersebut, bus harus berangkat jika tidak ingin terjebak dalam lalu lintas padat. Apalagi diketahui pada hari tersebut, ada 4 acara penting lainya di Senayan. Salah satunya yakni perayaan Natal Gereja Duta Injil di Istora.
Bersyukur lalu lintas menuju Senayan belum padat. Bus kami memasuki kawasan Parkir Timur Senayan (tempat parkir khusus bus) pada pukul 15. 05. Dan bus kami adalah bus ke-122 dari Gereja Tiberias yang masuk ke Parkir Timur sore itu. Ini artinya, sudah cukup banyak jemaat yang memenuhi GBK.
Benar saja. Berjalan kaki dari parkiran bus, kawasan GBK sudah cukup ramai. Saya dan suami bergegas naik menuju tribun. Sayangnya beberapa pintu tribun bawah sudah ditutup karena telah terisi penuh oleh jemaat. Padahal hari belum pukul 4 sore. Ibadah baru akan dimulai sekitar 2 jam lagi.
Pintu tribun yang masih dibuka tinggal bagian tribun yang tidak berhadapan persis depan panggung. Sementara, untuk mendapatkan hasil video yang bagus, saya membutuhkan tempat yang minimal sedikit berhadapan dengan panggung.
Kami pun diarahkan oleh petugas menuju tribun atas. Di atas pun ternyata mulai padat. Puji Tuhan, kami masih mendapatkan tempat duduk.
Dari atas terlihat lapangan bola yang telah dilapisi karpet, pun telah dipenuhi dengan kursi yang mulai terisi oleh jemaat.Â
Dua jam sebelum ibadah dimulai, ada acara pre-service. Pre-service menampilkan berbagai performance dari Bonaerges (anak muda) dan Bonaerges kids (anak sekolah minggu). Drama musikal yang sekaligus menyajikan tarian dan nyanyian sangat menghibur jemaat.Â
Di sela-sela acara tersebut, perut mulai keroncongan, saya dan suami pun mulai menghabiskan bekal kami, termasuk masing-masing sekotak kue dan air mineral yang kami dapatkan di pintu masuk.
Hujan sempat mengguyur sekitar 30 menit sebelum ibadah. Sebagian jemaat yang duduk di lapangan, berlarian berteduh ke pinggir lapangan, sebagian lagi tetap bertahan di tempat. Terlihat panitia membagi-bagikan plastik besar pelindung sementara dari hujan. Sebagian jemaat ada pula yang menggunakan payung.
Puji syukur, hujan hanya berlangsung sekitar 20 menit. Selanjutnya cuaca cerah hingga ibadah selesai, bahkan hingga kami meninggalkan GBK.
Mulai pukul 17.00, jemaat mulai masif memenuhi semua tempat duduk di GBK. Bahkan tribun paling atas yang berada di belakang panggung juga terisi penuh.
Pada perayaan Natal tahun-tahun sebelumnya, bagian tribun ini nyaris kosong. Tidak diduga perayaan Natal tahun ini, umat yang datang begitu melimpah ruah.
Melansir dari berbagai sumber, diperkirakan 200 ribu jemaat hadir memenuhi stadion pada perayaan Natal Tiberias malam itu.
Itu belum terhitung jemaat yang masih terus berdatangan hingga malam hari, meski seluruh pintu tribun sudah ditutup karena telah memenuhi kapasitas. Hingga akhirnya ribuan jemaat tertahan di luar stadion tidak bisa masuk.Â
Hal ini mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Gereja Tiberias untuk perayaan Natal tahun-tahun berikutnya, agar bagaimana jemaat yang tidak kebagian tempat tetap bisa mengikuti ibadah dari luar stadion.Â
Tepat pukul 18.00, dengan diawali salam dari worship leader serta diiringi tepuk tangan meriah jemaat yang hadir, ibadah pun dimulai. Lagu pujian berjudul "Tahta Suci" menjadi lagu pembuka ibadah Natal sore itu.
Selama dua jam berikutnya, pujian dan penyembuhan kepada Tuhan dinaikkan. Tidak kurang dari 10 lagu pujian dinyanyikan, termasuk beberapa lagu-lagu Natal, diantaranya S'lamat-S'lamat Datang, Gita Sorga Bergema, Hai Mari Berhimpun, O Holy Night dan Mary's Boy Child.
Christmas worship, orchestra dan 12.000 choir yang memimpin pujian membuat suasana di GBK begitu meriah sekaligus syahdu.Â
Umat yang hadir pun terlihat begitu antusias dan bersukacita mengikuti jalannya ibadah. Suasana syahdu, haru, dan bahagia memenuhi kalbu. Sorak sorai dan tepuk tangan turut mewarnai sukacita ibadah.Â
Usai pujian penyembahan, ibadah dilanjutkan dengan khotbah Natal yang dilakukan secara estafet. Diawali oleh khotbah Gembala Sidang Gereja Tiberias yaitu Pendeta Darniaty Pariadji. Kemudian dilanjutkan oleh Pendeta Elfris Sirait, Pendeta Aristo Pariadji dan diakhiri oleh Pendeta Gideon Simanjuntak.
Tema yang diusung pada Natal Tiberias tahun ini mengambil satu ayat dari Yohanes 1:12 yang berbunyi, "Semua yang menerima-Nya, diberi kuasa untuk menjadi Anak-anak Allah. "
Salah satu pesan dari khotbah Natal malam itu adalah bahwa sebagai anak-anak Allah jemaat harus siap sedia menjaga hidup selalu dalam kekudusan, menjauhi dosa, dan tidak menuruti hawa nafsu daging/duniawi.Â
Dosa dan hawa nafsu duniawi selalu diawali dan timbul dari hati. Untuk itu jemaat ditekankan untuk selalu menjaga hati sesuai dengan Firman Tuhan dalam Amsal 4:23
"Jagalah hati dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpncar kehidupan. "
Pesan Natal ini tentunya sejalan dengan motto Gereja Tiberias Indonesia yakni:Â
Mempersiapkan jemaat yang kudus, misionaris, dan siap ke surga.Â
Usai kotbah, ibadah dilanjutkan dengan pengumpulan persembahan melalui kotak-kotak persembahan yang diedarkan ke seluruh jemaat yang hadir.
Disusul kemudian dengan kesaksian mukjizat. Kesaksian mujizat ini diceritakan sendiri oleh beberapa umat yang mengalami bagaimana mukjizat terjadi dalam kehidupan mereka.
Ada mujizat kesembuhan dari penyakit kanker, sembuh dari sakit jantung, bahkan ada kesaksian mukjizat pada pemulihan kondisi finansial. Semua kesaksian tersebut tentunya bertujuan untuk membangkitkan dan menguatkan iman umat yang hadir.Â
Acara ibadah selanjutnya adalah Perjamuan Kudus. Hosti dan anggur untuk keperluan perjamuan kudus sendiri sudah diberikan kepada setiap jemaat di pintu masuk, bersamaan dengan pemberian konsumsi, lilin dan minyak urapan. Gembala Sidang, Pendeta Darniaty Pariadji menimpin langsung perjamuan kudus malam itu.Â
Menjelang akhir ibadah, satu momen yang paling ditunggu umat termasuk saya, adalah penyalaan lilin Natal dan menyanyikan lagu Malam Kudus.
Rasa syukur, haru, dan syahdu menjadi satu dalam momen ini. Terlebih ketika melihat lampu-lampu dimatikan lalu lilin-lilin dinyalakan, dan cahaya-cahaya kecilnya memenuhi seluruh area GBK mulai dari bawah hingga paling atas, duuuh... sesuatu yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Tidak terasa, air mata mengalir tanpa bisa ditahan.Â
Dalam momen ini pula merupakan kesempatan bagi umat untuk memanjatkan doa-doa pribadi kepada Sang Khalik. Doa ucapan syukur atas kesempatan untuk bisa bertemu kembali dengan Natal tahun ini, doa memohon perlindungan di hari-hari mendatang, maupun doa permohonan khusus.
Pada momen Malam Kudus ini, tidak lupa Pendeta Darniaty Pariadji kembali memberikan pesan Natal dengan mengajak jemaat untuk memiliki hidup yang menjadi teladan. Teladan yang dimaksud beliau antara lain:
- teladan dalam kemurahan hati
- teladan dalam berkata-kata
- teladan dalam perbuatan baik
- teladan dalam kasih
- teladan dalam kesetiaan dan kesucian
Sekitar pukul 22.30, ibadah akhirnya ditutup dengan doa berkat dan bersalam-salaman.
Lalu diiringi dengan lagu We Wish you a Merry Christmas serta Feliz Navidad, pesta kembang api yang sangat spektakuler menjadi acara pamungkas mengakhiri rangkaian Perayaan Natal Geteja Tiberias Indonesia 2023.
Jemaat yang menunpang bus kembali berjalan kaki menuju bus di area Parkir Timur. Pukul 24.00, bus kami pun perlahan meninggalkan GBK.Â
Pukul 01.30 dini hari barulah kami tiba di rumah. Sekalipun lelah, tetapi hati penuh dengan sukacita.Â
Demikian sedikit berbagi cerita perayaan Natal yang saya dan keluarga hadiri.Â
Selamat Hari Natal. Salam penuh damai.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H