Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membuang Anak Kucing Umur Segini, Sama Saja Membunuh

20 Agustus 2021   15:03 Diperbarui: 20 Agustus 2021   15:15 11930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak kucing diperkirakan usia 7-10 hari (Foto : Martha Weda)

Malam Minggu lalu, sedikit lewat tengah malam, kami mendengar suara tangisan anak kucing yang cukup nyaring.

Ketika kami keluar dan mencari, ternyata suara ini berasal dari seekor anak kucing yang berada di depan rumah salah seorang tetangga. Bapak pemilik rumah juga sudah keluar dari rumahnya dan meletakkan anak kucing ini di dalam sebuah ember kecil.

Si bapak mengatakan bahwa beberapa menit sebelumnya beliau mendengar suara motor berhenti sebentar di depan kompleks perumahan kami. Taklama terdengarlah tangisan bayi kucing ini.

Tengah malam memang waktu yang paling sering digunakan orang untuk membuang kucing seprti ini.

Orang yang membuang bayi kucing kali ini sepertinya mengetahui bahwa di kompleks kami banyak cat lovers atau pencinta kucing. Tapi tidak tepat juga membuang bayi kucing yang masih sangat kecil.

Tetangga kami ini terlihat kebingungan bagaimana agar anak kucing ini berhenti menangis.

Saya sendiri nggak habis pikir, tega sekali orang membuang bayi kucing umur segini. 

Bayi kucing ini masih sangat mungil. Baru bisa merangkak, matanya pun baru terbuka sebelah dan belum sempurna. Saya perkirakan berusia 7-10 hari.

Melihat bapak yang kebingungan dengan bayi kucing yang ada di depan rumahnya, saya memutuskan untuk membawanya pulang.

Sesampai di rumah langsung saya siapkan kardus bekas, saya isi dengan pakaian-pakaian usang dan bersih beberapa lapis. Di lapisan paling atas saya letakkan sweater yang tak terpakai lagi. Karena bahan sweater agak berbulu, saya harap bisa memberikan rasa hangat pada kucing.

Untuk membuatnya tenang, tanpa pikir panjang saya membuatkan susu. Kebetulan saya memiliki persediaan susu bubuk putih tanpa gula yang biasa saya minum. Saya juga memiliki pipet kecil yang biasa saya gunakan untuk memberi obat cair atau makanan cair pada kucing peliharaan saya.

Bayi kucing ini seharusnya dicarikan induk kucing yang masih menyusui. Tetapi kucing peliharaan saya kebetulan sudah disteril dan tidak begitu menyukai anak kucing yang bukan anaknya. Jadi terpaksa harus dibuatkan susu.

Menggunakan pipet, saya suapkan susu. Lumayan akhirnya bayi kucing ini diam, dan saya berharap dia mampu bertahan sampai saya mendapatkan asupan yang sesuai untuk usianya.

Paginya, saya dan suami mencari susu khusus untuk bayi kucing'di pet shop terdekat, beserta botol susu dan dot. Syukurlah ada. Dengan botol susu tentunya bayi kucing ini akan lebih mudah mengedot susu.

Susu formula khusus kucing dan botol susunya (Foto : Martha Weda)
Susu formula khusus kucing dan botol susunya (Foto : Martha Weda)

Kucing merupakan hewan peliharaan yang jinak. Sebagian orang menganggap hewan berbulu ini lucu dan menggemaskan. Namun tak sedikit pula yang tidak menyukainya. Hewan lucu ini oleh sebagian orang dianggap mengganggu, merusak, kotor, jorok, dan bikin repot.

Di sisi lain, ada pula mereka yang memang senang pada kucing, tetapi tidak mampu memelihara banyak. Atau, kucing lebih dimanfaatkan untuk menangkap tikus, sehingga cukup memelihara satu atau dua ekor saja.

Akibatnya, ketika kucing tersebut hamil lalu melahirkan, tanpa ragu mereka akan segera membuang anak-anak kucingnya. 

Memang tidak ada larangan bagi siapapun untuk menyingkirkan kucing dari rumahnya. Namun bukan berarti kita bisa bertindak semena-mena terhadap mereka.

Kalaupun kita sudah tidak sanggup lagi memelihara kucing-kucing tersebut, ada cara-cara yang lebih manusiawi untuk melakukannya.

Usia kucing

Orang umumnya akan lebih memilih meyingkirkan anak kucing daripada kucing dewasa. Jadi ketika sudah memelihara seekor kucing dewasa dan kucing dewasa tersebut melahirkan anak, maka umumnya anak kucing yang akan dibuang ketimbang induknya.

Hal ini bisa jadi disebabkan karena anak kucing dianggap sangat merepotkan. Misalnya, mereka masih harus diajari buang air di tempat bak pasir. Sementara sebagian orang malas atau tidak punya waktu mengajarinya.

Tentu boleh saja memisahkan anak kucing dari induknya. Hal ini juga dilakukan saat anak kucing hendak diadopsi. Akan tetapi perhatikan usia anak kucing tersebut sebelum melakukannya. 

Melansir dari The Nest, via Kompas.com, pemisahan anak kucing dari induknya paling tidak ketika anak kucing sudah berusia delapan minggu. Pada usia tersebut, selain menggemaskan, kondisi tubuh anak kucing sudah kuat sehingga bisa dipisahkan dari induknya. Namun, jika kita ingin mengadopsi anak kucing liar, kita bisa memisahkan anak dari induknya saat berusia lima sampai enam minggu atau sebelum bisa berlari.

Sebaiknya jangan membuang anak kucing kurang dari usia tersebut. Apalagi baru lahir atau masih bayi seperti yang saya temukan ini, masih berusia kurang dari sepuluh hari. Seperti bayi manusia, usia dini seperti ini mereka masih sangat bergantung pada induknya, hanya bisa mengonsumsi susu, belum bisa makan makanan yang lebih padat.

Menyingkirkan anak kucing di usia yang belum cukup, sama saja membunuh anak kucing secara perlahan. 

Menyingkirkan dan memisahkan anak kucing yang masih menyusu pada induknya juga akan membuat induknya menderita. Susu induknya akan membengkak karena tidak disusui, dan ini akan sakit sekali.

Mencarikan orangtua angkat 

Sebagai manusia yang bertanggungjawab, sebaiknya kita tidak membuang kucing di sembarang tempat. Ada baiknya kita mencarikan orangtua angkat (adopter) yang bersedia mengadopsi dan merawat mereka.

Kita bisa menghubungi saudara, teman, kenalan, atau tetangga sekitar tempat tinggal kita. Kita bisa pula memanfaatkan media sosial untuk mencari adopter. Atau menghubungi tempat persinggahan kucing atau shelter yang ada di kota tempat tinggal kita.

Dengan adanya orangtua angkat baru, paling tidak kucing-kucing ini akan terjamin kehidupannya.

Saya sering melihat di akun-akun YouTube para cat lovers, orang membuang anak kucing di sembarang tempat bahkan di  tempat-tempat yang jauh dari pemukiman penduduk. Di kebun kosong, di tengah ladang, pinggir kali, di pinggir jalan antar kota yang sepi pemukiman, atau di pinggir hutan.

Pernahkah terpikirkan oleh kita akan makan apa anak-anak kucing yang dibuang di tempat-tempat sepi tersebut. Yang ada mereka akan mati perlahan karena kelaparan, atau menjadi santapan predator seperti ular dan biawak.

Kucing juga makhluk hidup ciptaan Tuhan. Mereka pun bukan hewan liar, bukan pula hewan ganas. Jadi tidak perlu kita singkirkan dengan cara-cara "berlebihan".

Bayi kucing di hari ke lima tinggal bersama kami, semoga tumbuh sehat (Foto : Martha Weda)
Bayi kucing di hari ke lima tinggal bersama kami, semoga tumbuh sehat (Foto : Martha Weda)

Salam.***

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun