Natal telah tiba. Seluruh umat Kristiani akan bersiap menyambut hari kelahiran Yesus Kristus, Sang Juru Selamat.Â
Untuk menyambut hari bahagia ini, beberapa hal biasanya rutin dilakukan. Mulai dari membersihkan dan menghias rumah dengan berbagai ornamen Natal, memasang dan menghias Pohon Natal, serta yang tak ketinggalan, membuat kue-kue Natal.Â
Bagi sebagian umat, membuat kue-kue Natal sudah menjadi tradisi keluarga. Sekalipun sudah banyak kue-kue sejenis dijual di pasar, supermarket maupun toko online, namun kue hasil buatan sendiri terasa lebih nikmat.
Mungkin rasa kue tidak jauh berbeda dengan yang banyak dijual di toko-toko. Hanya saja, karena dibuat bersama anggota keluarga tercinta, kue-kue Natal buatan sendiri memiliki nilai khusus. Ada cinta dan kebersamaan bersama keluarga di dalamnya.
Begitu pula dengan keluarga kecil kami. Tahun ini, saya membuat sendiri semua kue-kue Natal, khususnya kue-kue kering yang akan saya hidangkan di Hari Natal.Â
Tidak banyak jenis yang saya buat. Hanya nastar, kue kering (selanjutnya saya sebut : kuker) mentega, kuker cokelat dan kuker "White Coffee".
Kue kering sendiri sebenarnya bukanlah kuliner asli Nusantara. Kuker merupakan salah satu budaya kuliner Eropa. Tapi kuker sebenarnya tidak berasal dari Eropa. Kuker berasal dari Persia atau kini sebagian wilayah Iran di Timur Tengah, dan hanya disajikan untuk kaun bangsawan. Lama-kelamaan, kuker menyebar ke berbagai tempat di dunia melalui pedagang muslim.
Di Eropa, kuker pertama kali dikenal di Spanyol. Pada abad ke-14, kuker mulai dinikmati seluruh kalangan, mulai keluarga kerajaan hingga rakyat biasa.
Di Indonesia, kuker awal dikenal saat masa penjajajahan Belanda. Salah satu kuker yang paling dikenal adalah Nastar.Â
Masa kini, beragan kuker telah tercipta. Para juru masak dan ibu-ibu rumah tangga banyak berkreasi untuk menciptakan berbagai rasa dan bentuk kuker yang bervariasi.
Pada artikel kali ini, saya ongin membagikan salah satu resep kuker yang bisa disajikan di hari Natal, yaitu Kuker "White Coffee".