Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ciptakan Liburan Menyenangkan, Jangan Sampai Kehilangan Uang 2 Juta Seperti Saya

10 November 2020   19:06 Diperbarui: 11 November 2020   16:53 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bus AKAP (ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN via Kompas.com)

Masa liburan adalah saat yang paling ditunggu-tunggu. Apalagi bila perjalanan liburan tersebut telah direncanakan jauh-jauh hari. Harapan terbesar tentu semuanya berjalan lancar, tanpa hambatan yang berarti.

Di libur lebaran tahun 2018, kami berencana untuk menghabiskan liburan di kampung halaman suami di Kota Blitar.

Pilihan moda transportasi yang paling nyaman dan murah sebenarnya adalah menggunakan kereta api. Lagipula ada trayek khusus Jakarta-Malang yang melewati dan berhenti di Stasiun Blitar.

Namun seperti tahun-tahun sebelumnya kami tidak bisa memesan tiket tiga bulan sebelumnya. Hal ini dikarenakan pengumuman jatah dan waktu cuti karyawan di perusahaan tempat suami bekerja baru dikeluarkan paling cepat tiga minggu sebelum libur. Alhasil kami seringkali memesan tiket perjalanan di beberapa hari sebelum masa libur.

Ketika itu, kami tidak mungkin lagi berburu tiket kereta. Tiket kereta kelas ekonomi dan bisnis tujuan Blitar ketika itu sudah ludes terjual. Kalau pun masih tersisa adalah tiket kelas eksekutif yang harganya sudah naik sangat tinggi.

Akhirnya kami memutuskan menggunakan bus. Harga tiket bus kala itu 600 ribu lebih per orang untuk kelas eksekutif. Jadi untuk kami bertiga, hampir 2 juta rupiah. Tiket ini kami beli langsung di pool bus yang bersangkutan yang ada di kawasan TB Simatupang.

Hati pun tenang kala tiket sudah di tangan.

Tetapi apa dinyana, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Lima hari menjelang keberangkatan, saya jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Saya terserang typus.

Memang beberapa minggu sebelum libur lebaran, bertepatan dengan masa Penilaian Akhir Tahun ajaran untuk siswa SD. Kegiatan saya cukup padat dengan jadwal mengajar les dari siang hingga menjelang malam, setiap hari. Sementara dari pagi hingga siang, aktivitas saya tak kalah riweuh. Mulai dari mengantar jemput anak ke dan dari sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, menyiapkan materi mengajar serta menyusun soal-soal untuk para siswa les saya.

Kegiatan tanpa henti itu membuat saya tidak menjaga pola makan dan istirahat saya dengan baik. Kolaborasi kelalaian tersebut menyebabkan tubuh saya tumbang dan tidak ada pilihan lain selain harus beristirahat.

Semula saya berharap akan segera pulih dalam beberapa hari. Hanya saja, penyakit typus bukan seperti flu atau pusing kepala yang bisa sembuh dalam satu dua hari. Penderita typus diwajibkan untuk istirahat total di tempat tidur paling tidak minimal satu minggu. Mau tak mau, kami melewatkan waktu keberangkatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun