Hanya yang sangat disesalkan, hal seperti ini seolah menjadi kebiasaan di masyarakat kita.
Apabila belum ada kejadian nyata di sekitarnya, masyarakat kita cenderung bersikap abai dan masa bodoh.
Mengapa harus ada dulu warga di lingkungan terdekat yang terpapar virus ini baru warga lainnya dan para orangtua sadar untuk menjaga jarak, dan menjaga anak-anaknya tetap tinggal di rumah serta menerapkan protokol kesehatan?
Untuk sekolah itu sendiri, saya juga menyesalkan keputusan pihak sekolah juga orangtua yang memaksakan pembelajaran tatap muka di tengah situasi yang masih sangat berbahaya untuk anak-anak.
Memang belum ada kabar lebih lanjut tentang hasil penelusuran bagaimana dan dari mana si anak tadi bisa terpapar. Apakah dari sekolah, keluarga atau dari tempat lain. Akan tetapi pilihan terbaik dalam situasi ini, terutama untuk anak-anak di zona berbahaya adalah tetap di rumah saja. Bermain dan belajar dari rumah.
Semoga kejadian ini menyadarkan warga, orangtua, dan juga berbagai lembaga pendidkan bahwa pandemi ini belum berakhir, keswaspadaan tetap harus dijaga, dan protokol kesehatan mutlak dilaksanakan.
Salam.