Mohon tunggu...
Berliana Dwi Indah Permatasari
Berliana Dwi Indah Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (20107030134)

Aku menikmati hidupku dan aku tahu Allah selalu bersamaku.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tips Bahagia Selamanya

24 Juni 2021   22:08 Diperbarui: 24 Juni 2021   22:12 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Gimana kalo misalnya anda bisa kerja di tempat yang anda impikan? Atau kalo nggak, seandainya gebetan yang tiap hari anda pantengin instastory-nya bisa jadi milik anda? Atau anda bisa coba bayangin kalau misalnya, tiba-tiba anda jadi kaya dapat uang puluhan miliar dalam satu hari. Kalau itu semua terjadi, fix banget nggak sih hidup anda jadi bahagia? Mungkin iya, mungkin juga enggak. Faktanya untuk mengetahui apa yang bikin kita bahagia itu memang bukan perkara mudah.

Kalau anda lihat di tv-tv, kan nggak sedikit tuh selebriti yang anda kira bahagia-bahagia aja hidupnya. Karena mereka kaya, ganteng, cantik, terkenal, pokoknya goals banget lah pengen juga jadi kayak mereka. Tapi kadang tiba-tiba ada berita bahwa ada yang coba nglakuin percobaan bunuh diri, ada yang pakai narkoba biar bisa jadi bahagia, ada yang korupsi, dan lain sebagainya.

Nah pertanyaanya adalah 'kok bisa ya kayak gitu' bukannya orang-orang yang terkenal itu udah dapat segala hal yang bisa bikin orang itu untuk bahagia. Kenapa sih mereka kayak nggak bahagia, sampai akhirnya terkena banyak kasus. Apakah ini sifat semua manusia yang kalau udah dapetin semua atau gimana?

Kalau kata ahli psikologi asal Amerika yaitu Philip Brickman dan Donald T. Campbell, tingkat kebahagiaan manusia itu cenderung cepat banget kembali ke titik nol atau ke titik stabil terlepas dari terjadinya perubahan dalam hidup mau itu positif atau negatif. Jadi kayak setelah anda mendapatkan pencapaian hidup yang besar misalnya keterima kuliah, wisuda, atau dapat kerja respons yang muncul biasanya bukan 'Wow gue bahagia banget' tapi oh ya udah aja gitu.

Bahkan nggak jarang, akhirnya anda malah merasa hampa setelah anda mencapai tujuan anda. Meskipun sebelumnya, anda excited banget dalam perjalanan menuju ke sana dan anda menganggap bahwa anda bakal bahagia banget setelah mencapai itu semua tapi ternyata nggak juga. Hal ini sebenarnya bisa dijelaskan dengan konsep yang dinamakan 'Hedonic Treadmill'.

Hedonic Treadmill itu mengibaratkan usaha kita ngejar kebahagiaan, itu sebenarnya kayak lari diatas treadmill. Sekeras apapun kita berusaha buat ningkatin kecepatan lari kita, ya kita bakal tetep disitu-situ aja. Sama seperti sekeras apapun buat anda berusaha mengejar kebahagiaan, kebahagiaan anda bakal tetap gitu-gitu aja.

Hasil penelitian klasik yang dilakukan oleh Brickman dan rekan-rekannya, tentang orang-orang yang menang hadiah undian. Jadi orang-orang yang tiba-tiba kaya, mereka dapat undian sebesar 20 juta dolar itu tuh mereka bisa ngasih gambaran yang jelas tentang gimana hedonic treadmill ini terjadi pada mereka. 

Coba bayangin kalau misal anda tiba tiba punya uang 20 juta dolar. 20 juta dolar x 14000 pasti bahagia banget kan nggak usah kerja, makan tinggal makan, apapun anda lakukan sesuka hati. Tapi ternyata kalau dibilang bahagia terus ya nggak juga. Dalam penelitian ini kebahagiaan para pemenang undian itu ternyata kembali ke tingkatan yang semula ketika mereka sebelum dapat undian itu.

Mau sepositif apapun kejadian hidup terjadi pada anda, kebahagiaan anda ya bakalan cenderung kembali stabil ke level awal. Dalam kasus para pemenang undian mereka merasakan standar kebahagian mereka menjadi lebih tinggi, kalau mereka ngerasain bahagia yang mereka alamin jauh lebih positif dibandingkan kenyamanan hidup yang sekarang. Ibaratnya kayak manusia nggak pernah puas pasti mau terus.

Kalau kayak gitu, kenapa anda sering ketipu buat mikir kalau misalnya ada satu hal di luar sana yang seandainya kita dapat misal kita jadi kaya, itu bisa bikin kita bahagia selamanya. Ternyata alasannya karena manusia memang nggak jago buat nebak gimana suatu hal bisa mempengaruhi emosi atau perasaannya. Jadi ada yang namanya 'Impact Bias' dalam diri manusia.

Impact Bias yaitu kecenderungan manusia buat berlebihan dalam memperkirakan tentang seberapa besar dan seberapa lama pengaruh sesuatu terhadap perasaan manusia. Kalau dibayangin sekilas pada akhirnya orang mungkin awalnya bahagia atau mungkin awalnya menderita ketika mengalami hal baik atau hal buruk tapi ya di sanalah hedonic treadmill bakal muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun