Mohon tunggu...
Berliana AswinNovitasari
Berliana AswinNovitasari Mohon Tunggu... Pustakawan - Mahasiswa

Mahasiswa Universita Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Persepsi Pemustaka terhadap Kinerja Pustakawan

20 Mei 2019   16:18 Diperbarui: 20 Mei 2019   16:45 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lasentaadriana.blogspot.com

Selain itu menurut Hermawan (2006 : 124) bahwa pustakawan yang dapat memberikan pelayanan dengan perilaku yang baik sesuai etika pergaulan di masyarakat memiliki beberapa manfaat di antaranya : Pustakawan dengan pemustaka dapat saling menghargai, diwujudkan dengan sikap sopan, santun, ramah, dan bersahabat, pustakawan akan selalu mengembangkan pikiran positif, dewasa, dan tidak cuek kepada orang lain. Melayani dengan sabar, tidak mudah tersinggung dapat timbul ketenangan hidup, dan juga melahirkan pikiran jernih dan objektif. Kemudian komunikatif dapat menghilangkan kesombongan, kekecewaan dan kepenatan yang akan menghambat dalam pergaulan sehari-hari. 

Pustakawan juga merupakan salah satu unsur penting dalam penyelenggaraan perpustakaan dan kepustakawanan karena menjadi alat penggerak keberhasilan perkembangan suatu perpustakaan di Indonesia. Dengan layanan yang dimiliki oleh perpustakaan untuk dapat melayani pengguna yang ingin mencari informasi yang dibutuhkan dengan menyaring informasi secara tepat kemudian diberikan kepada pengguna yang membutuhkan informasi tersebut. Namun kebanyakan dari masyarakat umum berfikir bahwa perpustakaan merupakan tempat yang menjenuhkah, membosankan dengan banyaknya buku-buku yang ada didalamnya dan tidak sedikit juga masyarakat mempunyai persepsi seseorang yang berprofesi sebagai pustakawan. 

Masyarakat umum membayangkan bahwa seorang pustakawan dengan berpenampilan tidak menarik, memakai kacamata yang tebal, galak, seram, dan tidak enak untuk dipandang mata dengan kata lain bahwa seorang pustakawan hanyalah seorang penjaga buku di perpustakaan. Bahkan ada juga masyarakat awam yang bertanya-tanya tentang apa itu yang namanya pustakawan, bagaimana pekerjaan menjadi seorang pustakawan, dan dimana kerjanya seorang pustakawan itu. Selain itu ada juga yang bilang bahwa untuk menjadi seorang pustakawan tidak perlu menempuh jenjang pendidikan yang tinggi bahkan sampai setara dengan jenjang sarjana maupun pascasarjana. Menurut masyarakat awam dengan lulusan sederajat dengan SMA, maupun SMK dengan mengikuti kursus, pelatihan atau seminar sudah dapat menjadi seorang pustakawan. Dengan adanya persepsi yang seperti itu di kalangan masyarakat umum maka sebagai seorang pustakawan harus dihilangkan asumsi yang ada pada masyarakat umum tentang profesi seorang pustakawan.

Penilaian pemustaka terhadap pustakawan merupakan hal yang penting. Seorang pustakawan dapat dilihat kekurangan dan kelebihannya dalam melayani pemustaka atau pengguna di perpustakaan. Begitu juga perilaku pustakawan dalam memberikan pelayanan dapat dilihat dengan adanya penilaian dari pemustaka, yaitu diketahui perilaku pustakawan dalam memberikan layanan termasuk sudah profesional sesuai dengan etika pustakawan ataukah belum sesuai. Sehingga perilaku yang masih dianggap kurang oleh pengguna atau pemustaka dapat diperbaiki oleh pustakawan.

Persepsi profesi merupakan stimulus yang diinderakan oleh indivisu diorganisasikan kemudian diinterprestasikan sehingga individu tersebut mengerti dan menyadari tentang apa yang diinderakan. Atau dengan kata lain yang lebih sederhana persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atauinformasi ke dalam otak manusia. Menurut Lalaudin Rakhmat (2003 : 51) bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sementara itu menurut Wiji Suwarsono dalam buku Psikologi Perpustakaan (2009 : 52) menjelaskan bahwa persepsi adalah suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di dalam lapangan penginderaan seseorang. Dari pengertian tentang persepsi maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu penilaian atau menyimpulakn suatu informasi terhadap suatu objek tertentu yang telah dilihat atau dirasakan dengan indera manusia. 

 Banyak sekali persepsi yang muncul di lingkungan masyarakat umum tentang konerja seorang pustakawan. Tidak sedikit masyarakat mengatakan bahwa menjadi seorang pustakawan hanya mengawasi di perpustakaan tanpa melakukan hal yang lainnya. Ada juga yang mengatakan bahwa kinerja seorang pustakawan kurang memuaskan untuk menemukan sumber informasi atau bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pemustaka atau pengguna di perpustakaan. 

Selain adanya pengertian tentang persepsi maka akan dijelaskan lebih lanjut bagaimana kinerja sebagai seorang pustakawan. Menurut Harinandja (2002 : 195) pengertian kinerja atau sering disebut untuk kerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi. Pada deskripi dari kinerja menyangkut 3 komponen penting, yaitu tujuan, ukuran dan penilaian. Adapun profesional bersangkutan dengan profesi yang memiliki arti pekerjaan yaitu pekerjaan yang memerlukan pendidikan dan latihan. Suatu pekerjaan disebut profesi bila memiliki ciri-ciri antara lain : adanya asosiasi atau organisasi keahlian, terhadap pendidikan yang jelas, adanya kode etik profesi, berorientasi pada jasa dan adanya tingkat kemandirian (Sunarti, 1996 :31).

Dalam mengukur kepuasan dari seorang pemustaka adalah persepsi tentang perpustakaan bahwa harapannya telah terpenuhi bahkan sudah terlampaui. Pemustaka yang puas terhadap layanan di perpustakaan tersebut maka akan berkunjung kembali ke perpustakaan tersebut, bahkan mereka akan lebih banyak menghabiskan banyak waktunya di perpustakaan untuk berinteraksi dan lebih memanfaatkan keberadaan dari adanya suatu perpustakaan. Menurut Syahabuddin Qalyubi dalam bukunya yang berjudul Dasar -- Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (2007 : 250 - 251) menyatakan bahwa dalam industri jasa pelayanan agar loyalitas pemakai dapat makin erat melekat dan pemakai tidak berpaling pada pelayanan lain, kita sebagai penyedia jasa perlu menguasai lima unsur, yaitu C-T-A-R-N (Cepat, Tepat, Aman, Ramah, dan Nyaman). Disamping itu juga terdapat dimensi kualitas pelayan yang terdiri atas reliability, responsiveness, assurance,dan empati. Reliability yang artinya dapat dipercaya, responsiveness yang artinya tanggapan positif, assurance yang artinya keyakinan, dan empati yang artinya mempunyai keadaan mental yang membuat seseorang merasa dalam keadaan yang sama dengan orang lain. 

Seorang pustakawan perlu memiliki kemampuan lain untuk meningkatkan kinerjanya, seperti halnya yang dikemukakan oleh Prabowo Tjitropranoto (1995 : 1) antara lain :

  1. Memiliki kemampuan berkomunikasi sehingga dapat dengan mudah mengidentifikasi keperluan pengguna informasi
  2. Dapat berbahasa asing, terutama bahasa inggris sehingga mempermudahkan hubungan internasional.
  3. Memiliki kemampuan mengembangkan teknik dan prosedur kerja dalam bidangnya.
  4. Mampu melaksanakan penelitian di bidang perpustakaan untuk menentukan inovasi baru sebagai alternatif pemecahan masalah berdasarkan kajian, analisis atau penelitian ilmiah.

Dengan penjabaran diatas maka menjadi seorang pustakawan dituntut untuk memiliki kemampuan-kemampuan seperti hal yang telah dijelaskan tersebut. Selain itu menjadi seorang pustakawan harus mampu dalam mempelajari perkembangan teknologi informasi yang mengikuti perkembangan zaman dengan begitu cepat. Maka dengan begitu seorang pustakawan mampu meningkatkan kinerjanya dalam bidang pengembangan keahlian dalam bidang teknologi informasi. 

Dalam pembahasan kali ini maka istilah pustakawan terdengar masih asing bagi orang awam. Masyarakat lebih cenderung mengenai istilah pustakawan dengan istilah lain penjaga atau petugas perpustakaan. Bagi seorang pemustaa yang sering berkunjung ke perpustakaan mungkin telah mengetahui istilah pustakawan, tetapi masyarakat umum jarang atau yang tidak pernah datang ke perpustakaan tidak pernah mendengar istilah pustakawan atau istilah tersebut terdengar asing bagi mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun