Ganja sedang menjadi sorotan di Indonesia, dikarenakan seorang ibu pada saat car free day (CFD) Jakarta membawa poster yang berisi tulisan 'Tolong, Anakku Butuh Ganja Medis'. Ibu bernama Santi ini cemas dikarenakan anaknya kerap mengalami kejang-kejang setidaknya dua kali dalam seminggu dan tubuhnya kaku. Anaknya yang bernama Pika menderita penyakit Cerebral palsy. Cerebral palsy adalah sekelompok gangguan yang memengaruhi Gerakan dan tonus otot atau postur. Cerebral  palsy disebabkan oleh kerusakan yang terjadi  pada otak yang belum matang dan berkembang, paling sering sebelum lahir.
Aksi ibu tersebut diketahui menjadi ramai di media sosial setelah penyanyi Andien mengunggahnya di akun twitter miliknya. Dari foto yang dibagikan oleh andien, terlihat ibu Santi membawa poster tersebut dan sang suami terlihat mendorong stroller yang membawa Pika. "Ternyata Namanya ibu Santi. Anaknya Pika mengidap Cerebral Palsy. Kondisi kelainan otak yang sulit diobati, dan treatment yang paling efektifnya pake terapi minyak biji ganja/CBD oil," tulis Andient.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin telah menanggapi soal permintaan ibu Santi untuk melegalkan ganja demi kebutuhan medis sang anak yang mengidap Cerebral Palsy. Pak Ma'ruf Amin lantas meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mengeluarkan fatwa untuk mengatur penggunaan ganja medis. Ma'ruf mengatakan bahwa MUI sudah mengeluarkan putusan kalau ganja dilarang karena menjadi pangkal permasalahan. Bahkan dalam Alquran juga diatur soal larangan tersebut. Akan tetapi, ia menyebutkan adanya pengecualian apabila digunakan untuk keperluan  medis.
Ganja medis yang diperlukan Pika berbeda dengan ganja yang beredar illegal dan di salah gunakan sejumlah orang. Ganja medis merupakan pemanfaatan  komponen kimia pada tumbuhan ganja untuk tujuan pengobatan. Namun dalam keperluan medis, hanya dua senyawa yang digunakan, yakni Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabinol (CBD).
THC memberikan efek relaksasi. Efek ini  biasa di peroleh mereka yang mengisap daun ganja kering. Sedangkan cannabidiol atau CBD banyak dipasarkan dalam bentuk minyak. Jenis ini bisa digunakan secara topikal maupun oral. Minyak ini akan  berinteraksi dengan reseptor saraf. Kemudian mengirim sinyal pada sel untuk regulasi Gerakan, mood, imun, dan kestabilan kondisi.
Penggunaan ganja dalam jumlah dan cara yang tepat dapat bermanfaat bagi Kesehatan. Di beberapa negara bagian Amerika Serikat telah melegalkan ganja untuk kebutuhan medis salah satunya adalah New York yang baru melegalkan ganja pada 31 Maret 2021.
 Berikut manfaat ganja bagi Kesehatan dan medis.
- Mengobati glaucoma
Penggunaan ganja dapat digunakan  untuk mengobati dan mencegah penyakit glaucoma. Penyakit ini meningkatkan tekanan pada bola mata, sehingga dapat merusak saraf optic dan menyebabkan hilangnya penglihatan.
- Menurunkan kecemasan
Pada tahun 2010, para peneliti di harvart medical school mengatakan bahwa ganja dapat mengurangi kecemasan dan memperbaiki mood seseorang. Pasalnya ganja bertindak sebagai obat penenang dalam dosis rendah. Sebaliknya jika digunakan dalam dosis tinggi dapat meningkatkan rasa cemas dan ketakutan.
- Mengatasi gejala lupus dan kelainan autonium
Ganja medis digunakan untuk mengobati penyakit autoimun sistematik lupus erythematosus. Lupus merupakan penyakit yang menyerang dirinya sendiri tanpa alasan yang jelas. Beberapa bahan kimia dalam ganja tampaknya memiliki efek menenangkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga membantu mengatasi gejala lupus.
- Â Ganja melindungi otak setelah terkena stroke
Penelitian dari Universitas Nottingham menunjukkan bahwa ganja dapat membantu melindungi otak dari kerusakan akibat stroke. Ganja mempu mengurangi ukuran area yang terkena dampak stroke. Beberapa penelitian mengatakan ganja dapat membantu melindungi iotak setelah kejadian traumatis lainnya. Salah satunya geger otak.
- Memperlambat perkembangan penyakit Alzeimer