Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Public Policy Analyst

Penikmat seni dan olah raga yang belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, NZ

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Kerawanan Generasi Milenial dalam Politik dan Radikalisme

7 Maret 2020   02:02 Diperbarui: 7 Maret 2020   17:28 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerawanan turut dipengaruhi pola pencarian informasi generasi milenial. Selain mengandalkan pencarian yang ada di sumber-sumber konvensional dan website umum di internet, mereka juga menggunakan kelompok jaringannya sebagai sumber informasi.

Ketika mereka tidak mendapatkan informasi yang memuaskan, generasi milenial akan mencari dari sumber lain yang mereka anggap sesuai dengan pengertian mereka. Jaringan pun terbentuk dan kemudian membangun pemahaman bersama sebagai hasil interaksi tersebut.

Generasi Milenial dan Radikalisme

Isu permintaan pulang eks WNI yang menjadi kombatan ISIS menjadi perbincangan hangat di bulan Februari 2020. Berbagai testimoni dari mantan kombatan ISIS sudah menjelaskan tentang perihal bagaiamana keberangkatan mereka ke Suriah terjadi. Keputusan itu bukan datang tiba-tiba, tetapi diambil setelah pemahaman yang terbangun tahap demi tahap melalui media sosial. Mengapa bisa demikian?

Peneliti terorisme Linda Schlegel menyimpulkan bahwa internet memfasilitasi kerentanan generasi milenial terhadap ideologi radikal, karena memungkinkan interaksi mereka melalui media yang akrab.

Praktik komunikasi sosial yang dibagikan dalam media sosial mengarah pada kepercayaan, yang kemudian mengarah pada timbulnya rasa kepemilikan bersama. Generasi milenial dapat membangun identitas mereka berdasarkan komunitas virtual dan, jika komunitas itu radikal, maka habitus yang saling dibagikan itu akan mendukung ide-ide radikal.

Sebenarnya pola yang sama terjadi pada pemahaman-pemahaman lain yang juga terbangun menjadi keyakinan dan bagian hidup. Sebut saja fotografi, otomotif, pecinta hewan, termasuk homoseksual. Hanya saja, karakter internet yang menawarkan informasi berlimpah dan interaksi yang seakan bebas tak terkendali itu, menjadi iklim yang sangat ideal bagi pertumbuhan berbagai paham dalam waktu singkat.

Epilog

Teknologi internet telah menawarkan informasi yang sangat banyak bahkan terlalu banyak untuk dikonsumsi apalagi diteliti. Akhirnya, pengguna internet yang sebagian besar adalah generasi milenial itu, mempersempit sumber informasi mereka dengan membentuk lingkungan maya.

Generasi milenial adalah generasi yang haus akan informasi tetapi setelah menemukan lingkungan yang disukai, mereka akan membentuk jaringan sendiri. Mereka melakukan aktivitas ganda, sebagai kreator dan juga konsumen.

Perlombaan untuk semakin menarik menggiring warganet ke alam liar spektakulerisme dan eksperimental. Konten media sosial dibuat semakin spektakuler dengan cara bereksperimen.

Generasi milenial menjadi segmen yang krusial dalam demokrasi karena mereka adalah pasar politik yang sangat empuk karena karakter haus informasi dan eksistensi di ruang publik tersebut.

Sifat generasi milenial yang menuntut informasi cepat dan interaktif harus menjadi perhatian khusus pemerintah dan para pengambil kebijakan karena interaksi di media sosial bisa membangun sendiri pemahaman bersama para penghuninya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun